Advertisement
Kreatif! Kelompok Ini Bisa Ubah Sampah Jadi Paralon untuk Kandang Kambing
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya Pemkab Bantul dalam mengolah sampah, Guwosari Training Centre (GSTC) menjalankan pengolahan sampah baik organik maupun anorganik. Dengan menggunakan mesin, sampah dapat diolah hingga menjadi berbagai produk berdaya jual ekonomi.
Pengelola GSTC, Neni Widuri Lestari, menjelaskan berbagai kegiatan pengolahan sampah di GSTC mulai dari pemilahan sampah. “Sampah anorganik dicacah kemudian dijadikan tali rafia, ada yang dijadikan sedotan. Sementara yang organik jadi kompos dan eco-enzim,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Advertisement
BACA JUGA: Langgar Aturan yang Dibuat Sendiri, Panitia Pilur Sidomulyo Bantul Minta Maaf
Tak hanya sampah anorganik biasa, bahkan sampah yang tergolong residu yang biasanya tidak diterima perosok atau pengepul, seperti plastik alumunium foil, sepatu jebol, kaca dan sebagainya bisa diolah. “Kami sosialisasi untuk sampah habis di rumah tangga. Pilah dan pilih sampah dari rumah,” ucap dia.
Di GSTC, sampah residu tetap bisa diolah menjadi papan balok sintesis, yakni dengan cara dipanasi hingga meleleh kemudian dicetak.
Balok sintesis bisa digunakan untuk pengganti kayu antirayap. Bisa dipaku dan dibaut. Balok sintetis bisa menjadi kursi, kandang kambing dan lainnya.
Selain itu, ada pula pengolahan sampah anorganik dari pipa bekas yang kemudian dilebur untuk dijadikan paralon kembali.
“Daur ulang dari tepung pipa PVC. Jadi kami barteran dengan pengepul, misal di sana spesialisasi botolan atau kerdos, kami setor ke sana. Mereka disuruh ngumpulin paralonnya, kami ambil,” ungkapnya.
Sementara untuk mendapatkan sampah, GSTC bekerja sama dengan sejumlah bank sampah di Sleman dan Bantul yang totalnya mencapai sekitar 30 unit bank sampah.
Sedangkan untuk sampah organik, GSTC bekerja sama dengan hotel dan rumah makan. Sampah anorganik dijadikan pakan magot. Beberapa hari lalu, dalam sehari saja bisa panen 100 kilogram,” kata dia.
Dia berharap masyarakat bisa berperan dalam pengolahan sampah ini, dengan yang paling sederhana mencuci dan menjemur plastik setelah dipakai. “Setelah cuci piring gentian cuci plastik, lalu masukkan bagor. Nanti saya hargai kiloan. Semua plastik kami terima,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Eks Kepala Bea Cukai Jogja Eko Darmanto Diduga Lakukan Pencucian Uang Capai Rp37,7 Miliar
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Manfaatkan Sampah Rumah Tangga, Kelurahan Cokrodiningratan Latih Warga Bikin Kompos dengan Biopori
- DBD Mulai Merajalela di DIY, Ini Dia Strategi Dinkes
- Pemda Ajak Kadin DIY Menekan Kemiskinan Ekstrem
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA, Biaya Hanya Rp20.000
- Berikut Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja Kutoarjo Selama Mei 2024
Advertisement
Advertisement