Advertisement
Beda dengan Lainnya, Mahasiswa di Bantul Demo Tolak Kenaikan BBM di Pantai
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Aliansi Mahasiswa Bantul (Amuba), PMII, dan SEMMI Cabang Bantul berdemonstrasi menolak kenaikan harga BBM. Namun, beda dari demo-demo lain yang biasa digelar mahasiswa di ruang publik seperti jalan strategis atau kantor pemerintah, kali ini, demonstran berdemo di Pantai Samas, Rabu (14/9/2022).
Aksi demonstrasi tersebut diawali di simpang empat, Klodran, Bantul sebelum bergerak ke pantai.
Advertisement
Koordinator lapangan aksi demonstrasi, Ahmad Tomi Aulia Wijaya, mengatakan aksi kali ini diadakan merespons kenaikan BBM.
“Aksi kali ini kami arahkan ke arah sosial. Bakti sosial,” kata Tomi ditemui di sela-sela bakti sosial.
Menurut ia, pemilihan aksi bakti sosial dengan memberi sembako kepada warga pesisir Pantai Samas karena nelayan menjadi salah satu profesi yang terdampak.
Pemilihan tempat bakti sosial mempertimbangkan banyaknya nelayan yang terdampak.
“Di Pantai Samas lebih banyak nelayan dibandingkan dengan Pantai Parangtritis,” ucapnya.
Ketua umum Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Bantul, Ali Mansur Monesa, mengatakan bahwa ia dan aliansi memilih aksi yang berbeda seperti yang pernah ia lakukan yaitu dengan memberikan bantuan sosial.
“Ada bermacam bentuk aksi yang dapat dilakukan,” ucap Ali.
BACA JUGA: Pemkot Jogja Ajukan Pembatalan 4 Izin Hotel, Buntut Korupsi Perizinan Haryadi Suyuti
Ali tidak membatasi segala bentuk aksi yang dapat dilakukan termasuk demonstrasi di jalan.
“Kami tidak melarang teman-teman [mahasiswa] turun ke jalan. Namun untuk kali ini, ya inilah aksi yang telah kami rencanakan,” ungkapnya.
Ketua RT 64, Pantai Samas, Sarijan, mengatakan aksi yang dilakukan mahasiswa begitu membantu warga.
“Dengan program bantuan teman-teman mahasiswa semoga dapat memberikan manfaat bagi nelayan tradisional khususnya yang ada di Pantai Samas ,” katanya.
Menurut Sarijan, kenaikan BBM kali ini sangat signifikan sehingga sangat berdampak pada rakyat kecil terkhusus nelayan yang tidak dapat lepas dari bensin sebagai bahan bakar.
Warga lain, Sumberejo, 49, sepakat dengan Sarijan.
“[Bakti sosial] ini sangat membantu apalagi di situasi seperti ini,” katanya.
Situasi yang Sumberejo maksud adalah selama beberapa hari ia tidak melaut akibat angin yang kencang dan kenaikan harga BBM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Belum Pikirkan Pilkada DKI Jakarta dan Ingin Rehat Dulu
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Cegah Mafia Tanah, Kantor Pertanahan Jogja Dorong Masyarakat Punya Sertifikat Tanah Elektronik
- 70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik
- Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja
- Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!
- Tarik Kunjungan Wisatawan ke Kotabaru, Pemkot Jogja Menggelar Kotabaru Ceria, Catat Tanggalnya
Advertisement
Advertisement