Advertisement

Kok Bisa Satpol PP Kulonprogo Ngurusi Seragam Sekolah Sampai Dituduh Menyekap? Seperti Ini Pembelaan Satpol PP

Catur Dwi Janati
Senin, 03 Oktober 2022 - 20:07 WIB
Budi Cahyana
Kok Bisa Satpol PP Kulonprogo Ngurusi Seragam Sekolah Sampai Dituduh Menyekap? Seperti Ini Pembelaan Satpol PP Ilustrasi. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sejumlah aparat Satpol PP Kulonprogo dilaporkan ke Polda DIY atas tuduhan penyekapan kepada wali murid SMAN 1 Wates. Satpol PP Kulonprogo mengelak dari tuduhan yang dilayangkan wali murid bernama Agung Purnomo.

“Tidak terjadi [penyekapan]. Kalau definisi saya yang namanya penyekapan itu kan duduk, diintimidasi, dituding-tuding disampaikan hal-hal yang seperti itu lah,” kata Kepala Bidang Trantibum Satpol PP Kulonprogo, Alif Romdhoni, Senin (3/10/2022).

Advertisement

Alif kemudian menjelaskan kenapa Satpol PP Kulonprogo terlibat dalam urusan seragam SMAN 1 Wates.

“Kenapa di Satpol PP? Karena pertimbangannya Mas AP [Agung Purnomo] senantiasa menunjukkan bahwa dia penyidik. Satpol PP adalah koordinator penyidik [penyidik pegawai negeri sipil], tapi dia bidangnya tata ruang,” ujar dia, pada Senin (3/10/2022).

Menurut Alif, sebelumnya Agung meminta bertemu di SMAN 2 Wates, karena dia alumni sekolah tersebut.

BACA JUGA: 3 Orang Dipolisikan Terkait Dugaan Penyekapan dan Intimidasi di Kantor Satpol PP Kulonprogo

“Terus menyampaikan ke SMA 2, akan difasilitasi bertemu dengan Kepala SMA 1 di SMA 2. Kepala SMA 1 minta tempat yang netral saja. Lalu komunikasi ke komite dan paguyuban orang tua, lalu disepakati pertemuan di Satpol PP Kulonprogo sebagai tempat yang dianggap netral,” terangnya

Alif juga telah meminta izin Kepala Satpol PP untuk memakai ruangannya sebagai lokasi mediasi. Di situ, Alif menghadirkan semua komite sekolah, paguyuban orang tua, kepala sekolah, dan Agung Purnomo.

BACA JUGA: Kronologi Orang Tua Siswa SMAN 1 Wates Diduga Disekap & Diintimidasi karena Laporkan Masalah Seragam

Menurutnya diskusi tersebut berjalan terbuka, meski ada intonasi yang naik turun. “Jadi penyekapan tidak benar,” kata dia.

Pengurus Paguyuban Orang Tua (POT) SMAN 1 Wates Nurhadi mengatakan Agung menduga ada pihak-pihak yang ingin menikmati selisih harga dari pengadaan seragam. Nurhadi menyebut Agung merasa harga yang diberikan oleh toko terlalu mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Periksa Kabag di DPR RI Hiphi Hidupati Terkait Korupsi Pengadaan Rumah Jabatan Anggota Dewan

News
| Rabu, 08 Mei 2024, 17:47 WIB

Advertisement

alt

Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga

Wisata
| Senin, 06 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement