Advertisement
Penyakit Tidak Menular Mendominasi, Masyarakat Harus Cermati Keamanan Pangan dan Penggunaan Obat
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Seiring perkembangan teknologi informasi, masyarakat semakin mudah memilih makanan dan obat-obatan untuk dikonsumsi.
Hal ini perlu dibarengi dengan pemahaman yang baik terkait dengan keamanan pangan dan penggunaan obat. Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman tersebut, Dinas Kesehatan Sleman menggelar Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Keamanan Pangan dan Penggunaan Obat, di Hotel Alana, Senin (17/10/2022).
Advertisement
Berbagai elemen masyarakat terlibat dalam kegiatan untuk memaksimalkan penyebaran informasi di lingkungan masing-masing ini, di antaranya kader kesehatan puskesmas, duta kesehatan milenial, komunitas informasi masyarakat dan lainnya. Kegiatan ini juga bisa diakses di chanel Youtube Sleman TV.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sleman, Esti Kurniasih, menjelaskan saat ini terjadi pergeseran tren penyakit di masyarakat. Dari yang sebelumnya penyakit infeksi mendominasi, sekarang sudah digeser oleh penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus.
Baik di tingkat Sleman maupun DIY, kedua penyakit tersebut menduduki peringkat teratas kasus terbanyak. "Penyakit ini sangat dipengaruhi perilaku manusia. Perilaku hidup bersih dan sehat, mengkonsumsi makanan sehat dan aman," ujarnya.
Pada penggunaan obat, ia berharap masyarakat tidak sedikit-sedikit mengkonsumsi obat. "Pemakaian obat kita harus bijak. Seaman apapun obat pasti ada efek sampingnya. Lebih baik tidak sakit daripada sakit lalu minum obat," katanya.
Untuk itu pola hidup sehat perlu digencarkan kembali. Meredanya pandemi Covid-19 ini bisa menjadi momentum untuk kembali banyak bersktivitas fisik sehingga dapat mengimbangi pola makan yang aman.
Sub Koordinator Kelompok Substansi Farmasi dan Kesehatan Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Sleman, Gunanto, mengatakan Dinas Kesehatan Sleman juga tengah menginisiasi Desa Pangan Aman.
"Sebagai koordinasi lintas sektoral dimana akan ada semacam inisiasi dan pendampingan, sudah dibentuk di 15 Kalurahan. Dengan harapan komunitas di desa itu memiliki informasi dan kontribusi dalam hal keamanan pangan," ungkapnya.
Sedangkan untuk penggunaan obat ditengah budaya swamedikasi atau masyarakat yang bisa mengakses sendiri obatnya, Dinas Kesehatan Sleman memiliki program gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat).
"Kami memberdayakan apoteker baik dari pemerintah mauoun swasta sebagai agent of change Gema Cermat. Sehingga meskipun mereka tidak harus ke dokter untuk mendapat obat, itu bisa dilakukan secara baik dan benar," kata dia. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Terjunkan 40 Petugas, DLH Solo Bersihkan Tempat Nobar Timnas sampai Dini Hari
- 50 Caleg Terpilih Ditetapkan, DPC PDIP Klaten Tunggu Arahan DPD soal KomandanTe
- UKSW Halalbihalal dengan Kepsek dan Guru BK, Jaga Silaturahmi & Kolaborasi
- Jalak Putih, Hewan Hampir Punah Khas Wonogiri Jadi Maskot Pilkada 2024
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Sultan Minta Lalu Lintas Penerbangan Bandara YIA Ditambah, Ini Alasannya
- Kepala BKKBN: Remaja Butuh Sex Education, Bukan Tentang Hubungan Seksual Tapi Soal Reproduksi Sehat
- Dibutuhkan Masyarakat, Warung Madura Diminta Tetap Buka 24 Jam
- Warga Rejowinangun Peroleh Pelatihan Kuliner
- Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
Advertisement
Advertisement