Advertisement

Paniradya Kaistimewan Gaungkan Kolaborasi Inovasi Lewat Regol Bregada Trengginas

Media Digital
Jum'at, 18 November 2022 - 23:17 WIB
Budi Cahyana
Paniradya Kaistimewan Gaungkan Kolaborasi Inovasi Lewat Regol Bregada Trengginas Acara Regol bertajuk Kolaborasi Inovasi Regol Bregada Trengginas dengan Implementasi Satriya Berakhlak Melalui Strategi Kreasibatik, Jumat (18/11/2022) malam. - Istimewa

Advertisement

JOGJA—Paniradya Kaistimewan melakukan kolaborasi dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Paniradya memiliki program Regol Bregada Trengginas atau Rerasan Golek Solusi Berdayakan Warga DIY secara terintegrasi dan aspiratif melalui dana keistimewaan.

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, mengatakan semua OPD di DIY dituntut berinovasi karena dalam menjalankan berbagai program kegiatan dan layanan masyarakat harus mengetahui kondisi lapangan. Dengan itu harapannya setiap program kegiatan selalu ada tindak lanjut dan memberikan manfaat.

Advertisement

“Kalau bisa dipercepat, kalau ada yang diberikan soluasi, maka salah satunya dengan Regol itu Rerasan Golek Solusi, Bregada Trengginas artinya Berdayakan Warga DIY secara Terintegrasi dan Aspiratif dengan Dana Keistimewaan,” katanya dalam acara Regol bertajuk Kolaborasi Inovasi Regol Bregada Trengginas dengan Implementasi Satriya Berakhlak Melalui Strategi Kreasi Batik, Jumat (18/11/2022) malam.

Ia mengatakan regol bisa menjadi pintu masuk untuk mengisi keistimewaan. Adapun untuk bregada merupakan kebersamaan untuk mencapai tujuan dalam mengisi keistimewaan. Sedangkan untuk trengginas merupakan respons atau layanan cepat dalam memberikan solusi ketika ada permasalahan.

“Harapan kami Regol ini tidak semua dilakukan secara normatif, tetapi rerasan bisa dilakukan di mana saja dan solusi bisa dimunculkan di mana saja. Apalagi sekarang media yang dipakai adalah media sosial. Sehingga siapa pun bisa menyampaikan sesuatu dengan mudah. Bahkan kecepatan tangan bisa mengalahkan yang berbicara,” katanya.

Kepala Dinas Perhubungan DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menambahkan danais menjadi salah satu untuk memberikan layanan kepada masyarakat. DIY memiliki kawasan strategis seperti sumbu filosofi dari Tugu sampai Panggung Krapyak. Dishub DIY berkontribusi untuk menjadikan kawasan sumbu filosofi sebagai kawasan low emission zone atau kawasan rendah emisi karbon.

Salah satunya yang sudah berjalan adalah menjadikan kawasan Malioboro sebagai jalur pedestrian sejak pukul 18.00 WIB hingga 21.00WIB bebas kendaraan bermotor.  “Jadi yang boleh melintas selain kendaraan bermotor adalah angkutan umum Trans Jogja. Kemudian becak dan andong masih boleh sekaligus untuk menguatkan kendaraan tradisional yang sudah diatur di perda,” ujarnya.

Ia menambahkan saat ini Dishub DIY juga sedang mengembangkan prototipe becak kayuh dengan tenaga penguat. Langkah penggunaan becak jenis ini nantinya dilakukan pendataan lebih dahulu, kemudian dibikin zona dan membentuk kelembagaan sehingga ketika akan diberikan bantuan melalui organisasi tersebut. “Ini menjadi bagian dari inovasi kami,” katanya.

Selain menjaga dari sisi lingkungan, Dishub DIY juga mengerahkan personel untuk menjaga kawasan strategis menjadi tertib aman, nyaman. Petugasnya disebut Jaga Marga yang dalam pelaksanaannya didanai dengan dana keistimewaan. Dalam praktiksnya petugas membantu masyarakat agar menggunakan jalannya dengan baik atau tertib berlalu lintas. “Jaga Marga ini bagian dari Dishub membantu kinerja sektor perhubungan untuk menjaga ketertiban, kondisi Malioboro saat weekend itu ramai dan petugas ini membantu mengatur,” ucapnya.

Aris menegaskan koordinasi dengan komunikasi antara Paniradya Kaistimewan dengan Dishub DIY secara intens terus dilakukan dalam upaya melahirkan berbagai inovasi layanan ke masyarakat. “Termasuk inovasi ada low emission, kemudian ada becak kayuh dengan penguat, ini juga kami coba siapkan. Karena kami ini perencana sehingga harus kolaborasi dengan OPD lain seperti Dishub, makanya ada Bregada Trengginas tadi,” katanya.

Peneliti Inspect, Ahmad Ma’ruf, menilai selain melakukan inovasi melalui pengembangan teknologi dalam melayani masyarakat DIY memiliki sifat satriya yang melayani secara langsung. Sehingga seimbang antara layanan teknologi modern dan layanan secara langsung tatap muka secara kultural.

“Karena jangan sampai menjadi jauh karena teknologi, tetapi bagaiman teknologi ini semakin mendekatkan. Tetapi melalui berbagai inovasinya DIY selalui memperbaui layanan,” katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo

News
| Kamis, 25 April 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement