Advertisement
Pangan Lokal Paling Direkomendasikan untuk Cegah Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Pakar gizi merekomendasikan penggunaan bahan pangan lokal untuk dikonsumi dalam mencegah stunting. Pangan lokal tersebut dapat diproduksi secara mandiri setiap keluarga tanpa membutuhkan lahan yang luas.
Pakar Gizi yang juga Rektor Universitas Alma Ata Jogja Profesor Hamam Hadi mengatakan penggunaan bahan pangan lokal secara penuh paling direkomendasikan untuk pencegahan stunting. Saat ini banyak hasil pangan lokal yang sebenarnya memenuhi gizi seimbang. Seperti halnya anak semakin tambah umurnya maka jumlah asupan makanan pun harus ditambah dengan memenuhi standar gizi.
Advertisement
BACA JUGA : Stunting Bisa Dikoreksi Asal Tidak Terlambat Diintervensi
“Gizi seimbang itu penyajiannya disesuaikan dengan jenis kelamin, umur tumbuh kembang dan dikaitkan dengan kondisinya, kalau dia sakit yang harus mempertimbangkan makanan tertentu,” katanya Senin (29/11/2022).
Ia menambahkan intervensi stunting tidak harus dengan makanan yang mahal, melainkan bisa dilakukan dari hasil produksi makanan dari pangan lokal. Menurutnya pangan lokal justru banyak memenuhi gizi seimbang yang sangat cocok untuk pencegahan stunting.
Hamam mencontohkan pangan lokal seperti ikan lele dan kangkung yang bisa diproduksi dalam satu ember tanpa membutuhkan lahan luas dan biaya yang tidak mahal. Keduanya sangat dibutuhkan untuk asupan ibu hamil, ibu menyusui dan calong pengantin. Karena lele kaya akan protein dan kangkung sebagai sumber vitamin. Di era saat ini untuk menghasilkan produk pangan lokal tidak harus memiliki lahan yang luas, melalui berbagai cara inovasi yang sudah berkembang pun dapat ditiru dan diterapkan setiap keluarga.
“Lele sumber protein tinggi, kangkung protein nabati sumber vitamin yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil ibu calon pengantin dan ibu menyusui. Kalau ini dipenuhi, rumah tangga baru tidak malas, kalau itu berpikir modal tidak banyak, ember bibit ikan, kangkung. Kalau masing-masing punya 10 ember bisa untuk pasangan keluarga baru menjadi bagian pencegahan stunting,” katanya.
BACA JUGA : Dinkes Jogja Cegah Stunting Lewat Gerakan Aksi Bergizi
Proyek penurunan angka stunting di Indonesia, kata dia, merupakan salah satu yang ambisius karena pemerintah bertekad menurunkannya dari angka 24,4% menjadi 14% dalam kurun waktu tiga tahun. Posisi DIY saat ini angka stunting yaitu 17%. Sebagai ahli di bidang kesehatan tentu ia mendukung program pemerintah karena demi kebaikan generasi ke depan.
“Brasil saja butuh waktu sekitar 30 tahun untuk menurunkan angka stunting, tetapi kita punya target ambisius sehingga ini harus didukung semua harus merasa terpanggil,” katanya.
Sejalan dengan itu, kata dia, bersama 14 kampus lainnya Universitas Alma Ata turut berpartisipasi memecahkan rekor Muri menyajikan sebanyak 14.000 porsi makanan untuk sasaran masyarakat stunting. Menu makanan lokal tersebut dibagikan pada 140 desa di Jawa Tengah yang angka stuntingnya masih tinggi.
“Warga ini kami berikan pendampingan dan edukasi terkait bagaimana menyajikan makanan gizi seimbang dengan biaya yang murah, karena kalau mahal nanti mereka merasa berat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mantan Hakim Agung Gazalba Saleh Gunakan KTP Orang Lain untuk Pencucian Uang Rp25,9 Miliar
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Manfaatkan Sampah Rumah Tangga, Kelurahan Cokrodiningratan Latih Warga Bikin Kompos dengan Biopori
- DBD Mulai Merajalela di DIY, Ini Dia Strategi Dinkes
- Pemda Ajak Kadin DIY Menekan Kemiskinan Ekstrem
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA, Biaya Hanya Rp20.000
- Berikut Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja Kutoarjo Selama Mei 2024
Advertisement
Advertisement