Advertisement
Bupati Gunungkidul Minta Ikan yang Ditabur Jangan Langsung Dipancing
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sedikitnya 25 telaga di Gunungkidul menjadi lokasi pelepasliaran ikan. Program ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan populasi perikanan darat serta guna mendukung peningkatan gizi bagi masyarakat sekitar.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mendukung penuh upaya dari Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul untuk menaburkan benih ikan di sejumlah telaga di Bumi Handayani. Menurutnya, program ini tidak hanya untuk pelestarian, tapi juga sebagai upaya meningkatkan ekonomi masyarakat.
Advertisement
BACA JUGA: Warga Gunungkidul Masih Enggan Makan Ikan
Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat jangan langsung menangkap benih ikan yang sudah ditabur. Sunaryanta berharap benih-benih tersebut dipelihara terlebih dahulu hingga besar.
“Harus dijaga terlebih dahulu dan tidak langsung ditangkap. Dipelihara dulu hingga besar agar dapat memberikan manfaat secara ekonomi,” katanya, Minggu (18/12/2022).
Menurut dia, program penaburan benih ikan di telaga juga sebagai upaya mengkampanyekan gemar makan ikan di Gunungkidul. Sunaryanta tidak menampik tingkat konsumsi ikan hingga sekarang masih tergolong rendahs ehingga dengan program ini dapat memberikan andil dalam upaya peningkatan makan ikan di masyarakat.
“Jangan hanya ikan asin yang dimakan, tapi ikan segar juga dibutuhkan karena penting, salah satunya guna menekan stunting,” katanya.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan, ada 25 telaga yang menjadi lokasi penaburan benih ikan. Total ada 400.000 ekor bibit ikan yang dilepas di telaga tersebut.
“Lokasinya ada di Kapanewon Wonosari, Patuk, Karangmojo, Saptosari, Semanu, Rongkop, Paliyan hingga pesisir Girisubo. Penaburan masih dalam proses, dalam waktu dekat juga ada kegiatan pelepasan bersama Pak Bupati dengan Bu Ketua DPRD,” katanya.
Menurut Wahid, benih yang dilepasliarkan terdiri dari ikan mas dan nila. Meski keduanya bukan asli perairan di Gunungkidul, ia tidak khawatir akan mengganggu ekosistem di telaga karena merupakan genanganan yang bisa dikontrol.
“Jadi kita pilih ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan pertumbuhannya cepat. Jadi dipilihlah nila dan ikan mas,” katanya.
Ia menambahkan, hal berbeda dilakukan pelepasliaran di alur sungai. Dikarenakan kondisinya yang sulit dikontrol, maka benih yang dipersiapkan ikan yang merupakan endemic Gunungkidul seperti tawes dan nilem agar ekosistemnya tetap terjaga.
“Jadi tidak sembarangan, karena di telaga relatif lebih terkontrol maka tidak masalah apabila ada penaburan ikan di luar endemic seperti nila,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Baznas Kota Jogja Luncrukan Madrasah Al-Quran bagi Difabel Tuna Netra
- Disnakertrans DIY Mengklaim Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat
- Dinkes DIY Mewaspadai Sebaran Flu Singapura
- Penganiaya Penjual Bakwan Kawi di Gowongan Akhirnya Dilepas, Ini Penyebabnya
- Jelang Pilkada, KPU Jogja Siapkan Badan Adhoc dan Buka Konsultasi untuk Paslon Independen
Advertisement
Advertisement