Advertisement

Wilayah Selatan Akan Digarap untuk Atasi Tingginya Angka Kemiskinan di DIY

Stefani Yulindriani Ria S. R
Sabtu, 21 Januari 2023 - 12:27 WIB
Budi Cahyana
Wilayah Selatan Akan Digarap untuk Atasi Tingginya Angka Kemiskinan di DIY Puluhan perahu jongkong bersandar di Pantai Gesing di Kalurahan Girikarto, Panggang, belum lama ini. Pariwisata dan kelautan menjadi tumpuan DIY mengatasi kemiskinan. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Angka kemiskinan di DIY cukup tinggi dan wilayah selatan akan digarap untuk mengatasi persoalan ini.

DIY menduduki peringkat ke 12 provinsi dengan kemiskinan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data BPS, kemiskinan di DIY mencapai 11,49 persen pada September 2022, menurun 0,42 persen dibandingkan September 2021, namun naik 0,15 persen dibandingkan Maret 2022.

Advertisement

Dari persentase tersebut, jumlah penduduk miskin pada September 2022 ada 463.6300 orang dan naik 8.900 orang terhadap Maret 2022. Bila dibandingkan September 2021, jumlah penduduk miskin September 2022 turun 10.900 orang.

Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2022 sebesar 10,64 persen dan naik 0,08 persen dibandingkan Maret 2022. Penduduk miskin perdesaan pada September 2022 sebesar 14 persen dan naik 0,35 persen dibandingkan Maret 2022. Jumlah penduduk miskin di perkotaan pada September 2022 sebanyak 321.070 orang, naik sebanyak 5.600 orang dibandingkan Maret 2022. Sementara, jumlah penduduk miskin perdesaan pada September 2022 sebanyak 142.570 orang atau mengalami kenaikan 3.300 orang dibandingkan Maret 2022.

BACA JUGA: JJLS Gunungkidul Mulai Dilirik Investor

Garis kemiskinan pada September 2022 tercatat ada Rp551.342 per kapita per bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan Rp398.363 atau 72,25 persen dan garis kemiskinan bukan makanan Rp152.979,00 atau 27,75 persen. Pada September 2022, rata-rata rumah tangga miskin di DIY memiliki 4,20 orang anggota rumah tangga, dengan garis kemiskinan rumah tangga mencapai Rp2.315.636 per rumah tangga per bulan. 

Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III-2022 terhadap triwulan III tahun 2021 sebesar 5,82 persen (year on year). Kondisi tersebut menunjukkan perbaikan dibandingkan kondisi enam bulan sebelumnya, saat perekonomian DIY mengalami pertumbuhan sebesar 2,96 persen (year on year). 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Benny Suharsono menyampaikan pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di DIY perlu dipahami secara menyeluruh. Ia tidak menampik kenaikan persentase angka kemiskinan di DIY berdasarkan data BPS. “Kita bisa bicara quarter per quarter, akumulasi ke akumulasi, dan tahun ke tahun,” katanya. 

Berdasarkan data BPS ada kenaikan persentase jumlah penduduk miskin di DIY dari yang mencapai 11,49 persen pada September 2022, setelah sebelumnya 11,34 persen pada Maret 2022. 

Namun, ia meminta agar perekonomian di DIY dilihat pula dari data lain yang mungkin bersifat anomali, yakni angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di DIY.  “Fakta yang lain menunjukkan statistik yang sama soal angka kebahagiaan, harapan rata-rata sekolah, dan indeks kesejahteraan,” katanya. 

Selama ini, IPM memperhitungkan dimensi umur panjang dan hidup sehat dengan angka harapan hidup saat lahir (AHH), dimensi standar hidup layak dengan pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan, dan dimensi pengetahuan dengan harapan lama sekolah (HLS) dan rata-rata lama sekolah (RLS). 

Beny menyampaikan DIY berada di peringkat kedua tertinggi di Indonesia selama tahun 2022. Umur harapan hidup di DIY menduduki peringkat pertama nasional dengan 75,98 tahun, untuk HLS menduduki peringkat pertama nasional dengan 15,65 tahun, dan pengeluaran per kapita DIY menduduki peringkat ke dua nasional dengan Rp.14,48 juta. 

BACA JUGA: JJLS Gunungkidul Punya Panjang 80 Km, Tersambung Sepenuhnya 2 Tahun Lagi

Beny menyampaikan Pemda DIY telah menyiapkan mekanisme untuk menangani kemiskinan ekstrem di DIY melalui perlindungan sosial dan jaminan sosial dengan pendekatan data persentil. 

“Data miskin menjadi evaluasi bersama, ini agregasi dari kemiskinan di empat kabupaten satu kota di DIY,” katanya. 

Beny menyampaikan kemiskinan tertinggi di atas rata-rata ada di wilayah selatan DIY. Menurut Beny, Pemda DIY harus fokus mengentaskan kemiskinan yang menimbulkan kesenjangan antarwilayah di DIY. “Keberpihakan pembangunan harus ke selatan. Kita harus berpihak pada Kulonprogo, Gunungkidul, Bantul,” katanya. 

Menurutnya, sektor pariwisata di DIY dan hasil kelautan di wilayah Selatan menjadi andalan untuk peningkatan perekonomian masyarakat. Menurut Beny harus ada kerja sama antara tiga wilayah tersebut untuk meningkatkan perekonomian. 

Dia menyampaikan saat ini Pemda DIY telah membangun Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), serta akses ke objek pariwisata untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah selatan DIY. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement