Advertisement
Ratusan Sapi di Bantul Terpapar Penyakit Lato-lato, DPRD Desak Percepat Penanganan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Komisi B DRPD Kabupaten Bantul yang membidangi ketahanan pangan dan pertanian tanggapi ratusan sapi di Bantul yang terpapar Lumpy Skin Disease (LSD).
Sekretaris Komisi B DPRD Bantul, Arif Haryanto mengatakan bahwa jawatannya belum mendapat laporan terkait penambahan jumlah sapi yang terpapar LSD. “Kami malah belum tahu, karena belum ada laporan. Terakhir itu yang saya tahu baru ada 40 sapi yang terpapar LSD,” kata Arif dihubungi pada Selasa (1/3/2023).
Advertisement
Arif mengatakan bahwa penanganan tersebut harus segera dilakukan dengan melakukan pendataan sapi yang terpapar. Katanya, Komisi B selalu mendorong penanganan dengan cepat agar LSD tersebut tidak menyebar luas.
BACA JUGA : Duh, Ratusan Sapi di Bantul Terpapar Penyakit Lato-Lato
“Itu kalau tidak segera diantisipasi, takutnya bisa jadi seperti yang dulu [penyebaran Penyakit Mulut Kuku]. Maka dari itu perlu adanya pembatasan interaksi, pendataan valid. Satu-satunya untuk membetengi hewan ternak dari LSD ya vaksin itu,” ucapnya.
Lebih jauh, Arif menjelaskan bahwa penanganan LSD tersebut dapat menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Hanya saja ada indikator yang harus dicapai untuk menggunakan BTT tersebut seperti cakupan paparan LSD.
“Dulu itu bisa pakai BTT, namun kalau BTT kan harus lewat Peraturan Bupati dengan indikator memang masif kejangkitannya atau merebaknya LSD. Kalau PMK dulu kan masif, karena itu ada BTT dulu itu tapi untuk operasional saja,” lanjutnya.
Arif juga memberikan tanggapan terkait tindakan membeli hewan ternak yang langsung dicampur satu kandang dengan hewan ternak sehat lain. Padahal kata Arif, hal tersebut dapat menyebabkan penularan penyakit tidak terduga yang dibawa seperti LSD.
“Penanganannya seperti Covid-19 lah, harus ada isolasi dulu. Jadi tidak boleh langsung dicampur,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Ternak Sidodadi, Krajan, Poncosari, Srandakan, Parjiman mengatakan bahwa hingga sekarang kelompok ternaknya belum mendapat vaksin LSD dari DKPP Bantul. Padahal di Poncosari sudah ada sapi yang terpapar LSD.
“Kelompok ternak Sidodadi belum dapat vaksin khusus untuk LSD, tapi kalau PMK sudah. Padahal kalau di Poncosari sendiri sudah ada sapi yang terserang LSD. Kemudian jumlah sapi Krajan sendiri ada sekitar 100 ekor sapi. Sementara waktu kami survei tahun 2022 kemarin, di keseluruhan Poncosari ada 1.300 ekor sapi,” kata Parjiman dihubungi pada Selasa (1/3/2023).
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mengungkapkan bahwa terdapat sebanyak 114 sapi di Bantul terpapar LSD. Dari jumlah tersebut, wilayah dengan tingkat jangkitan tinggi berada di Pajangan dan Sedayu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Tepergok di Cawas, Pelaku Pencurian Ngaku Pernah Beraksi di Kalikotes Klaten
- Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia
- Pembunuhan Pengusaha Boyolali, Fakta Ini Buka Kemungkinan Pelaku Dikenal Korban
- Ini Harapan Keluarga atas Kasus Meninggalnya Pengusaha Tembaga Boyolali
Berita Pilihan
Advertisement
Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Orang Tua Harus Miliki Bekal untuk Mendidik Anak di Era Digital
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA Kulonprogo via Online
- Jadwal KA Bandara YIA Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Berangkat dari Palur, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Sabtu 4 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan
Advertisement
Advertisement