Advertisement
Dipadukan dengan Alat Musik Jogja, Angklung Segera Tampil Lagi di Teras Malioboro
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menyatakan kelompok musik angklung segera bisa tampil lagi di Teras Malioboro 1 dan 2. Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Malioboro, Ekwanto menyampaikan saat ini masih proses kurasi.
Dari sekitar tujuh kelompok musik angklung, menurutnya masih kurang dua lagi yang harus dikurasi. Dia menegaskan tidak ada masalah dengan alat musik angklung, namun akan dikombinasikan dengan alat musik yang ada di Jogja.
Advertisement
"Yang kami kurasi selama ini itu, konversi dengan alat musik dengan yang ada di Jogja lah mungkin saron, gamelan atau apa bentuknya yang lebih bisa dinikmati masyarakat," ucapnya, Selasa, (28/3/2023).
Terkait padu padan dengan alat musik khas Jogja menurutnya untuk mengakomodir semua pihak. "Nuwun sewu, kami juga menghargai orang-orang, kami sering di-bully warganet ini angklung gimana bukan asli Jogja."
Lebih lanjut dia menyampaikan, diharapkan Lebaran besok kelompok musik angklung sudah bisa tampil. "Ya mudah-mudahan [Lebaran tampil]," harapnya.
Penjabat Wali Kota Jogja Sumadi mengatakan angklung ini tidak hanya urusan dari Pemkot Jogja, namun juga melibatkan Pemda DIY. Saat dilakukan kurasi dan penilaian.
"Nanti teman teknis, tapi saya kira berkesenian kan boleh saja lah ya. Ya [gak harus alat musik Jogja] tapi nanti itu timnya lah yang akan menilai," ujarnya.
Sebelumnya, Etnomusikolog atau peneliti musik, Aris Setyawan menyampaikan angklung termasuk sebagai musik tradisi."Angklung atau dulunya calung ini tumbuh berkembang di kalangan masyarakat sejak zaman kerajaan di masa lampau, tumbuh karena masyarakat tak dapat akses ke gamelan yang mahal dan ilmu karawitan yang hanya berkembang di lingkungan Keraton saja," paparnya.
Gamelan yang terbuat dari logam kuningan, jelas Aris, juga tidak mudah didapat masyarakat."Akhirnya masyarakat ini menggunakan bahan dari lingkungan sekitar yang mudah didapat yaitu bambu untuk alat musik ini."
Angklung tercipta di Pesisir Selatan Jawa dari sekitar Pangandaran dan Purwokerto. "Dua tempat itu dulu termasuk di bawah Mataram," katanya.
BACA JUGA: Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku Mutilasi Sleman
Pelarangan angklung di Malioboro, menurut Aris, tidak tepat. "Mungkin maksud Pemkot Jogja melarang agar Malioboro terkesan Jogja sekali. Lalu kalau minta dipadukan pentasnya di gamelan itu tidak aksesibel karena gamelan berat susah dibawa ke mana-mana."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Boston Celtics Kalahkan Cleveland Cavaliers di Semifinal NBA Wilayah Timur
- Penerbangan Carter Umrah Masih Dimungkinkan Dibuka di Bandara Adi Soemarmo Solo
- Pemkot Solo Gelar Nobar Timnas vs Guinea, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jensud
- Dico dan Raffi Ahmad Foto Bareng Munculkan Spekulasi, Ini Respons Golkar Jateng
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Operasional KRL Jogja Solo Ditambah Jadi 30 Perjalanan
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Dispar dan DPRD DIY Gelar Pelatihan Kuliner di Kampung Wisata Purbayan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Rabu 8 Mei 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Sultan Jogja Optimistis Persoalan Sampah di DIY Akan Segera Berakhir
- Persoalan Sampah Dikhawatirkan Berdampak ke Citra Pariwisata Jogja
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Rabu 8 Mei 2024: DIY Panas Terik!
Advertisement
Advertisement