Advertisement

DKPP Bantul Klaim Perubahan Iklim Tak Ganggu Produktivitas Pertanian, Ini Respons Petani

Yosef Leon
Selasa, 11 April 2023 - 13:27 WIB
Sunartono
DKPP Bantul Klaim Perubahan Iklim Tak Ganggu Produktivitas Pertanian, Ini Respons Petani Para petani di Desa Trirenggo, Bantul, sedang memanen padi, Rabu (4/4/2018). - Harian Jogja/ Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mengklaim tidak mengalami kendala dengan perubahan iklim yang ekstrem dan disinyalir berdampak pada sektor pertanian. Petani di Bumi Projotamansari disebutnya sudah punya pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya untuk menentukan masa tanam, sehingga tidak mengalami kendala. 

"Walaupun cuaca tidak menentu tapi di sini irigasi cukup baik dan petani juga biasa menghadapi musim kemarau. Untuk daerah tertentu memang pola tanamnya palawija, padi dan holtukultura, sudah pertimbangkan pengalaman tahun lalu," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo, Selasa (11/4/2023). 

Advertisement

BACA : Petani Lahan Pesisir Selatan Bantul Panen Bawang

Menurut Joko pada tahun ini musim kemarau dirasakan lebih parah dibandingkan tahun lalu. Pada 2022 petani masih merasakan musik hujan pada bulan April dan Mei, tetapi sekarang dinilai lebih parah kondisinya. Petani, kata dia sudah mempunyai antisipasi menghadapi perubahan iklim seperti sekarang. 

"Mereka sudah antisipasi seandainya curah hujan berkurang kan sudah ada ribuan pompa air termasuk hama, rentan ya apalagi holtikultura tapi untuk Pansela bisa pakai listrik dengan penyiraman kabut dan sprinkler bisa mencegah hama dan efisiensi pupuk," ucapnya. 

Dengan teknik penyiraman kabut, petani yang mempunyai lahan pasir bisa mengatur kelembaban tanah serta suhu di sekitar lahan pertanian. Hak ini disebutnya efektif dalam mencegah hama ulat yang biasa menyerang tanaman di saat masuk musim kemarau. 

"Jadi tidak terlalu mengganggu untuk produktivitas pertanian, hanya kedelai kita yang meleset targetnya karena kan sangat pengaruh sama musim itu tanamannya," kata Joko. 

Hal berbeda diungkapkan oleh Subandi, petani dari Gapoktan Tamanan Makmur. Dia menyebut perubahan iklim dan cuaca yang tak menentu berdampak pula pada lahan pertanian yang terbengkalai dan menurunnya produktivitas hasil pertanian. Tak tanggung-tanggung, penurunan hasil bahkan mencapai 50-60 persen lantaran kendala cuaca. 

BACA JUGA : Menteri Pertanian Minta Bantul Jadi Pionir Pertanian

"50-60 persen pengurangannya. Makanya sekarang petani itu enggak semangat karena kurang hasil dan biaya produksi tinggi," katanya. 

Subandi menjelaskan, musim penghijauan sangat dibutuhkan oleh petani padi. Pada saat padi berbunga itu membutuhkan air hujan untuk membantu proses pembuahan. Makanya hasil akan kurang maksimal jika musim pancaroba sekarang terjadi di wilayah setempat. 

"Seperti sekarang posisi di tempat saya kan baru tanam padi umur 1,5 bulan tapi ternyata banyak hama sama bakteri berwarna merah. Sekarang kan jarang hujan jd cuaca ini pengaruh sekali sama hasil," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement