Advertisement

GKR Hemas Ingin Masyarakat Setop Pakai Istilah Klitih

Ujang Hasanudin
Jum'at, 05 Mei 2023 - 17:27 WIB
Arief Junianto
GKR Hemas Ingin Masyarakat Setop Pakai Istilah Klitih GKR Hemas dalam acara Sapa Aruh GKR Hemas Dengan Masyarakat Kalurahan Sidomulyo di Balai Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengungkapkan kegelisahannya dengan istilah klitih untuk menyebut kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja atau kenakalan remaja. Sehingga ia meminta masyarakat untuk tidak ikut memfamilierkan kata klitih.

“Saya ingin sekali Jogja bukan menjadi kota yang selalu selalu diobok-obok. Satu contoh bocah atau anak-anak kerengan punya nama, punya trend mark klitih,” ungkapnya dalam acara Sapa Aruh GKR Hemas dengan Masyarakat Kalurahan Sidomulyo di Balai Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Jumat (5/5/2023).

Advertisement

Hemas mengatakan kenakalan remaja ada di sejumlah kota dan provinsi di Indonesia, bahkan ia menyebut mungkin kenakalan remaja di luar Jogja, bisa lebih sadis tetapi tidak ada istilah untuk menyebut mereka seperti klitih. Mereka semua mengatakan bahwa itu adalah kasus kenakalan remaja.

BACA JUGA: Cek Harga Sembako, Ini Yang Ditemukan GKR Hemas di Pasar Beringharjo

Karena itu ia mengajak kepada semua warga DIY untuk tidak ikut-ikutan menggunakan istilah klithih, tapi sebutlah dengan istilah kenakalan remaja. “Itu kami sampaikan bahwa sama di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, sama, mereka mengatakan kenakalan anak remaja di jalan,” paparnya.

Menurutnya, istilah klitih sengaja difamilierkan untuk menyebut kenakalan remaja di DIY agar masyarakat DIY tidak nyaman. Karena itu permaisuri Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB X ini meminta masyarakat DIY tidak ikut-ikutan menggunakan istilah klitih.

“Kata klitih ini jadi trend mark untuk Jogja. Kami ini selalu dibuat untuk tidak nyaman,” ujarnya.

Padahal kata klitih, menurutnya yang positif yang biasanya digunakan oleh bapak-bapak.  

“Kata klitih sendiri yang biasa dipakai bapak-bapak nek bengi klithihan. Maksudnya klitihan tuku gudeg tuku bakmi niku klitihan mergo ngelih,” tandasnya.

Selain menyinggung soal kenakalan remaja di jalan, GKR Hemas juga meminta warga DIY untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan di tahun politik ini.

Jangan hanya karena perbedaan pilihan perbedaan pemaaman menyebabkan masyarakat pecah belah. Ia meminta Jogja harus tetap damai dan nyaman karena Jogja menjadi perhatian dan percontohan sejumlah provinsi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tok! MK Bacakan Putusan Hasil Sengketa Pilpres pada Senin 22 April Mendatang

News
| Jum'at, 19 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement