Advertisement
PP Muhammadiyah Tetapkan Hari Pers Nasional Khusus Mereka, Ini Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—PP Muhammadiyah berencana mengusulkan majalah internal organisasi mereka, Suara Muhammadiyah menjadi warisan budaya benda dan tak benda. Rencana pengajuan majalah yang berusia 108 tahun itu masih menunggu hasil dari sidang pleno.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan fungsi pers termasuk Suara Muhammadiyah cukup vital dalam membangun semangat literasi publik. Majalah itu, kata dia, hadir di masa lalu dan bertahan sampai sekarang juga dilandasi dengan rendahnya aktivitas membaca masyarakat serta keinginan untuk menyebarkan budaya membaca.
Advertisement
"Tradisi lisan dulu masih sangat kental di masyarakat kita, sehingga upaya dan peran menyebarluaskan tradisi Bahasa Indonesia itu jadi salah satu misi yang diemban oleh pers termasuk Suara Muhammadiyah," katanya dalam diskusi Muhammadiyah dan Media, Kiprah Dakwah Pencerahan di Abad ke-2, Rabu (23/8/2023).
Menurut Haedar, fungsi Suara Muhammadiyah dalam mencerahkan dan mendidik literasi publik jadi salah satu alasan dalam rencana pengajuan majalah itu menjadi warisan budaya benda dan tak benda. Dalam perjalanannya tidak sedikit sejarah kebangsaan yang Suara Muhammadiyah turut berperan di dalamnya. "Sangat layak Suara Muhammadiyah kita usulkan. Karena itu, perannya yang membantu mengenalkan Bahasa Indonesia sebelum Sumpah Pemuda," ungkap Haedar.
BACA JUGA: Ribuan Penggembira Muktamar Muhammadiyah Serbu Jogja
Pada kesempatan yang sama, PP Muhammadiyah juga menetapkan 13 Agustus sebagai Hari Pers khusus bagi organisasi itu. Tanggal tersebut mengacu pada waktu terbit Suara Muhammadiyah pada 1915 silam. Ditetapkannya hari pers khusus bagi warga Persyarikatan ini disebut bukan upaya untuk menyaingi Hari Pers Nasional.
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Muchlas MT menyebutkan pemilihan tanggal itu bukan bentuk tandingan terhadap Hari Pers Nasional. Namun, semata-mata sebagai salah satu upaya dalam merawat ingatan tentang lahirnya Majalah Suara Muhammadiyah.
"Jadi selain mengusulkan agar 13 Agustus dijadikan sebagai Hari Pers Muhammadiyah kami juga berencana untuk mengajukan Suara Muhammadiyah sebagai warisan budaya benda dan tak benda," ujar dia.
Setelah sidang pleno ditetapkan, nantinya dokumen dan persiapan terkait akan segera dilakukan. Dokumen terbitan Suara Muhammadiyah edisi kedua yang tersimpan di Leiden, Belanda akan didaftarkan sebagai warisan benda selanjutnya muatan atau konten-kontennya bakal diusulkan sebagai warisan budaya tak benda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mesin Pesawat Garuda Pengangkut Jemaah Haji Terbakar, Begini Reaksi Kemenag
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 16 Mei 2024: Seluruh DIY Cerah Berawan
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 16 Mei 2024 Jogja dan Sekitarnya, Cek Lokasinya!
- Top 7 News Harianjogja.com Kamis 16 Mei 2024: Tol Jogja-Solo hingga Juventus Juara Coppa Italia
- Tangkap Buron Korupsi Pengadaan Tanah Bandara YIA Rp23 Miliar, Ketua YAKKAP I Djoko Wahyono: Kejati Jateng Kerja Nyata Upaya Penyelamatan Aset Negara
- BPBD DIY Petakan Potensi Bencana di Kawasan Sumbu Filosofi
Advertisement
Advertisement