Advertisement

BPJS Kesehatan: Tak Ada yang Indah dari Sakit, Apalagi Stroke

Media Digital
Kamis, 24 Agustus 2023 - 12:57 WIB
Ujang Hasanudin
BPJS Kesehatan: Tak Ada yang Indah dari Sakit, Apalagi Stroke Fadhilah Nur Amini, salah satu peserta JKN/Istimewa

Advertisement

BANTUL—Tidak ada hal baik dan indah yang datang dari munculnya penyakit, apalagi stroke. Fadhilah Nur Amini paham tentang kondisi ini, ayahnya terkena stroke pada 2017. Untungnya, perawatan selama 10 hari di rumah sakit bisa ditanggung Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Begitupun dengan kontrol dua atau tiga pekan sekali setelah keluar dari rumah sakit.

Semua bermula di suatu Senin pagi, saat orang tua Fadhilah hendak berangkat kerja sekitar pukul 07.00 WIB. Di masa-masa rotasi koas untuk menjadi dokter hewan, Fadhilah masih memiliki banyak waktu luang. Sementara ibunya sudah berangkat bekerja. Untuk ayah, di jam yang sama masih berada di kamar.

Advertisement

Tidak ada yang menaruh curiga, Fadhilah menganggap ayahnya berangkat siang hari ke sekolah untuk mengajar. “Sampai jam tujuh lebih kok kayak ada suara manggil-manggil dari kamar bapak, lho tak cek bapakku enggak bisa bangun, enggak bisa ngomong sewajarnya, enggak bisa apa-apa. Aku bingung,” kata Fadhilah, Selasa (22/8/2023).

Dalam kondisi panik, Fadhilah membawa ayahnya ke puskesmas. Mengurus administrasi yang diperlukan. Puskesmas kemudian merujuk ayahnya ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. Perlu perawatan 10 hari di rumah sakit untuk sakit stroke tersebut.

Biaya pengobatan yang Fadhilah taksir mencapai Rp10 juta lebih bisa di-cover oleh Program JKN. Sakit jenis stroke memang masuk dalam penyakit yang bisa dijamin dalam Program JKN. “Tagihan yang harus kami bayarkan untungnya dibantu dengan BPJS Kesehatan sehingga cukup meringankan kami. Berikut juga dengan pembiayaan selama kontrol beberapa kali alhamdulillah masih dijamin Program JKN,” kata perempuan yang tinggal di Bantul ini.

Kala itu, kepesertaan JKN yang Fadhilah gunakan untuk mengakses pengobatan ayahnya berasal dari kantor. Sebagai pegawai negeri sipil, ada fasilitas kepesertaan JKN dari kantor ayahnya. Pulang dari rumah sakit, kontrol dua sampai tiga pekan sekali juga masih masuk dalam penjaminan. Dalam proses kontrol tersebut, ayah Fadhilah juga menjalani fisioterapi untuk melatih gerak dan merangsang saraf. Sekarang, ayahnya sudah tidak perlu lagi kontrol rutin.

Tidak hanya ayahnya, BPJS Kesehatan melalui Program JKN juga berperan meringankan pengobatan ibu Fadhilah. Bahkan ini terjadi sebelum ayahnya terkena stroke. “Kira-kira tahun 2015 atau 2016, ibuku harus operasi kista di leher dan waktu itu juga menggunakan jaminan JKN, sehingga tagihannya tidak terlalu berat untuk kami bayarkan. Jadi sangat membantu selama prosesnya,” kata Fadhilah, yang saat ini berusia 28 tahun.

Kini Fadhilah juga menjadi peserta JKN. Dengan adanya jaminan kesehatan, dia merasa lebih tenang. Terlebih Fadhilah menyaksikan langsung manfaat jaminan ini di internal keluarganya. Meski menjadi peserta, dia tidak berharap akan memanfaatkan kepesertaannya, alias Fadhilah berharap dia tetap sehat dan tidak ada sakit.

Berhubung masih tergolong muda, dia semakin berusaha menjaga kesehatan tubuh, termasuk dalam hal makanan, olahraga, sampai kesehatan jiwa dan pikiran. Dalam beberapa waktu sekali, Fadhilah rutin mengikuti kegiatan lari marathon. Untuk menjaga agar jiwa dan pikirannya tetap segar, dia menyempatkan mendaki gunung yang tidak terlalu jauh dari Jogja. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Penyelundupan 142 Gram Sabu Asal Malaysia Berhasil Digagalkan

News
| Sabtu, 18 Mei 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement