Advertisement

JIBB 2023, Generasi Milenial Didorong Ikut Mengembangkan Seni Batik

Abdul Hamied Razak
Selasa, 29 Agustus 2023 - 13:57 WIB
Abdul Hamied Razak
JIBB 2023, Generasi Milenial Didorong Ikut Mengembangkan Seni Batik Kegiatan Seminar Batik Internasional Dekranasda DIY dalam rangka perhelatan Jogja International Biennale (JIBB) tahun 2023, Selasa (29/8 - 2023). Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Seni batik diharapkan tidak hanya berhenti pada makna tradisi saja, namun harus mampu melampaui tantangan di “era Disrupsi” seperti saat ini. Oleh karenanya, keterlibatan generasi milenial untuk pengembangan seni batik dibutuhkan.

Ketua Dekranasda DIY Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan seni batik harus mampu melampaui tantangan di “era Disrupsi”. Oleh karena itu seni batik diharapkan dapat menjangkau kaum millenial yang penuh ide-ide inovatif dan kreatif yang merupakan generasi masa depan.

Advertisement

"Generasi inilah yang akan menjaga kelestarian dan mampu mengembangkan seni batik dengan sentuhan pembaharuan yang selalu up to date," kata GKR Hemas di sela kegiatan Seminar Batik Internasional Dekranasda DIY dalam rangka perhelatan Jogja International Biennale (JIBB) tahun 2023, Selasa (29/8/2023).

BACA JUGA: Mengenakan Batik Sehari-Hari, Cara Warga Giriloyo Lestarikan Budaya

Dia mengatakan, JIBB tahun 2023ini masih mengusung tema “Borderless Batik” dengan sub tema “Sustainable and Marketability”. Tema tersebut, katanya mengandung makna bahwa seni batik di era modern idealnya dapat berkembang melintasi batasan ruang dan waktu.

"Seni batik di era saat ini harus mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman serta teknologi terkini," katanya.

Secara dasar, lanjut Hemas, seni batik juga dapat dikembangkan secara fleksibel dalam menyikapi berbagai batasan formal seperti; Waktu (Periode Masa), Bentuk Alat/Peralatan, Fungsi Akhir, Corak/Motif/RagamHias, dan Metoda/Teknis Aplikasi-nya sehingga seni batik dapat berkembang lebih luas dengan dinamis namun tetap bijaksana, dalam artian tanpa meninggalkan pakem dasarnya.

"Pada akahirnya, yang ingin dicapai adalah agar batik yang sudah dikenal dunia sebagai warisan budaya bangsa Indonesia tetap mampu berperan menjadi penggerak perekonomian masyarakat yang jika dikemas dan dikelola dengan baik maka akan memiliki dampak positif yang luas khususnya bagi kesejahteraan masyarakat (seniman perajin) maupun perekonomian Bangsa Indonesia," ujar Hemas.

Untuk mencapai visi dan misi yang terkandung dalam tema tersebut maka JIBB 2023 diselenggarakan Dalam rangkaian acara terpadu hingga Oktober 2023 melalui dukungan media-media online terkini. Seperti, aplikasi, website, sosial media, dan di dukung oleh pemanfaatan media-media lain yang lebih luas.

Diharapkan upaya ini membuka kesempatan bagi event JIBB untuk mampu mengaungkan predikat Jogja Kota Batik Dunia secara lebih luas, tidak hanya di Yogyakarta, namun juga ke seluruh Indonesia maupun ke tingkat dunia.

Seminar tersebut dilaksanakan secara Hybrid yaitu 100 peserta offline dan online dengan tujuan untuk menggali kebijakan pemangku kepentingan dan temuan baru hasil R & D dari keynote dan pemakalah untuk eksistensi batik Yogyakarta dalam lingkup Economic value, Global Value dan consistency value dalam dimensi pelestarian, pengembangan, perberdayaan warisan seni budaya batik.

Selain itu, kata Hemas, adanya statement tentang kesadaran dan kepedulian kolektif untuk merintis terwujudnya pusat pelestarian, peneitian dan pengembangan, hilirisasi hasil R & D, agen perubahan kreatifitas, inovasi dan invensi seni budaya batik khas Jogja.

Untuk mencapai tujuan seminar, maka panitia akan menghadirkan pemakalah yang kompeten di bidang masing-masing di antaranya Laretna T Adishakti dari Gallery Batik Jawa, Yogyakarta. Agus Sugiono dari PT Iwan Tirta Jakarta, Edric Ong Liang Bin, Desainer Malaysia dan Priejo Pratomo HDII, Inisiator Jogja Kota Batik Dunia, Jakarta.

"Kami mengharapkan agar para peserta seminar yang hadir secara luring maupun daring dapat memanfaatkan seminar ini sebagai media menggali pengetahuan untuk pemulihan dan pengembangan usaha dibidang batik," ujar Hemas.

Dalam sambutannya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 18 Oktober 2014 telah dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia oleh World Craft Council (WCC) di Dongyang, China. Penghargaan ini karena DIY dinilai telah memenuhi 7 (tujuh) kriteria Kota Kerajinan Dunia yang dipersyaratkan oleh World Craft Council (WCC), yaitu: Nilai Historis, Orisinalitas, Upaya Konservasi Melalui Regenerasi, Nilai Ekonomi, Ramah Lingkungan, Reputasi Internasional, Konsistensi.

Untuk menjaga keterpenuhan ketujuh kriteria atau nilai tadi, lanjutnya, Pemda DIY bersama Dekranasda DIY salah satunya menginisiasi penyelenggaraan Jogja International Batik Biennale (JIBB). Dalam implementasinya, JIBB melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha, pecinta batik, dan masyarakat umum.

"Harapan saya, agar kesempatan yang baik ini dapat dimanfaatkan dengan sebesar-besarnya untuk saling belajar, berdiskusi, serta memperkuat jejaring (networking), demi pengembangan serta menemukan praktik terbaik dalam konteks keberlanjutan batik," harap Sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pilpres 2024 Usai, Anis Ajak Masyarakat Aceh Lanjutkan Perjuangan Perubahan

News
| Jum'at, 03 Mei 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 17:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement