Advertisement

Duh, 7.000 Lebih Warga Bantul Krisis Air Bersih sepanjang Agustus Ini

Yosef Leon
Jum'at, 01 September 2023 - 14:17 WIB
Arief Junianto
Duh, 7.000 Lebih Warga Bantul Krisis Air Bersih sepanjang Agustus Ini Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Sedikitnya 1.319 keluarga atau 7.774 jiwa terdampak bencana kekeringan yang tersebar di tujuh kapanewon dengan 12 kalurahan dan 16 dusun di Kabupaten Bantul sepanjang Agustus lalu. Untuk itu, Pemkab Bantul telah menyalurkan sebanyak 185 tanki air atau setara dengan 905.000 liter. 

Manajer Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah menjelaskan wilayah paling terdanpak dialami Kapanewon Dlingo dengan total 1.146 keluarga atau 4.502 jiwa terdampak kekeringan. Wilayah itu telah menerima bantuan air bersih sebanyak 635.000 liter sepanjang Agustus ini. 

Advertisement

"Dari tujuh kapanewon itu rata-rata warga yang terdampak berjumlah puluhan sampai ribuan keluarga. Bantuan air yang kami salurkan juga beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan wilayah. Kalurahan Terong jadi penerima paling besar dengan 385.000 liter," kata Aka, Jumat (1/9/2023). 

Aka menjelaskan, Bantul sudah menetapkan siaga darurat bencana kekeringan sejak 6 Juli sampai 3 September mendatang. Pihaknya bekerja sama dengan PMI Bantul serta Dinas Sosial Tagana setempat dalam menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah yang membutuhkan. 

"Kami mengimbau kepada masyarakat yang berada di wilayah kekeringan untuk bijak menggunakan air. Misalnya dengan menjaga kebersihan tempat penampungan air dan sumber air yang masih ada di wilayah masing-masing," ujarnya. 

BACA JUGA: Dana Belanja Tidak Terduga Diarahkan untuk Penanganan Kekeringan di Bantul

BMKG Staklim Jogja per 31 Agustus lalu mengeluarkan peringatan dini kekeringan di wilayah setempat. Berdasarkan pantauan curah hujan selama dua dasarian ke depan potensi kekeringan meteorologis diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Bantul di antaranya Banguntapan, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pundong, Sedayu dan Sewon. 

Sejumlah kapanewon itu disebut telah mengalami hari tanpa hujan selama lebih dari 21 hari dan diprakirakan mengalami curah hujan rendah dengan status siaga. Warga yang berada di wilayah itu diminta untuk mengantisipasi dampak kekeringan itu terhadap sektor pertanian, pengurangan air tanah dan peningkatan terjadinya kebakaran lahan. 

Sementara Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Bantul Antoni Hutagaol menyebutkan, pihaknya sudah menyalurkan sebanyak 47 tanki air untuk mengatasi bencana kekeringan di wilayah setempat.

Adapun, stok persediaan air bersih yang dimiliki BPBD Bantul saat ini diklaim masih bisa memenuhi kebutuhan bagi masyarakat dengan total sekitar 338 tangki atau setara 1.910.000 liter air. "Kalau permintaan dropping air bersih terus bertambah dan persediaan tidak mencukupi, kami akan mengajukan anggaran belanja tidak terduga (BTT)," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Belum Pikirkan Pilkada DKI Jakarta dan Ingin Rehat Dulu

News
| Sabtu, 27 April 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement