Advertisement

Tuntut Penyediaan Air Bersih, Warga Perumahan MPR Datangi DPRD Sleman

Jumali
Selasa, 12 September 2023 - 12:47 WIB
Ujang Hasanudin
Tuntut Penyediaan Air Bersih, Warga Perumahan MPR Datangi DPRD Sleman Warga penghuni Perumahan Mulia Purnama Residence (MPR) Sidorejo, Godean mendatangi kantor DPRD Sleman, Selasa (12/9/2023). - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Puluhan warga penghuni Perumahan Mulia Purnama Residence (MPR) Sidorejo, Godean mendatangi kantor DPRD Sleman, Selasa (12/9/2023). Kedatangan mereka untuk beraudiensi dengan Komisi B DPRD Sleman terkait krisis air bersih yang telah dialami oleh penghuni MPR.

Perwakilan warga MPR, Aries Susanto mengatakan kedatangan mereka untuk mendesak dewan agar persoalan krisis air bersih yang dialami oleh sekitar 120 kepala keluarga di perumahan tersebut terselesaikan. Sebab, PT Sahid Putra Sehati (SPS) selaku pengembang belum bisa menyediakan air bersih untuk para penghuni perumahan tersebut.

Advertisement

"Kami minta agar bisa dapat air bersih dari PDAM Sleman. Sebab, selama ini air yang disediakan oleh pengembang terbatas dan tidak bisa dikonsumsi oleh warga," katanya.

Aris mengungkapkan, selama ini PT SPS telah menyediakan sumur bor dengan kedalaman 54 meter di tiga titik. Namun, kualitas air dari sumur bor tersebut jauh di bawah standar. Air sumur bor hanya bisa digunakan untuk kebutuhan mencuci dan terbatas.

"Tentu ini berdampak kepada keuangan warga. Warga terpaksa harus membeli air lagi dalam bentuk tangki dan galon untuk bisa dikonsumsi. Dan, ini sudah kami rasakan selama 2,5 tahun," katanya.

Oleh karena itu, warga penghuni MPR berharap agar mereka bisa dialiri air dari PDAM Sleman. Hanya saja, keinginan itu, diakui oleh Aries cukup sulit. Padahal, warga telah membayar pembangunan perumahan ke pengembang. Sedangkan, berbagai upaya yang dilakukan warga agar wilayah mereka dialiri oleh PDAM Sleman masih nihil.

"Kami sudah lakukan banyak hal, termasuk ke ombudsman untuk mendesak agar masalah krisis air bersih ini bisa diatasi. Pertemuan kali ini juga kami nilai gagal, karena dari PT SPS yang datang perwakilan bukan dari komisaris," terangnya.

Perwakilan PDAM Sleman Darsono mengatakan, pihaknya siap untuk menyediakan air bersih ke warga penghuni MPR. Hanya saja pagu anggaran yang diajukan oleh PT SPS sangat kecil dan tidak sesuai dengan kebutuhan anggaran untuk pemasangan pipa dan mengalirkan air ke perumahan MPR.

"Dari pihak PT SPS hanya berani sekitar Rp200an juta. Padahal kebutuhan Rp700an juta," terang Darsono.

BACA JUGA: Dampak Kemarau Panjang, 33 Kecamatan di DIY Berpotensi Kesulitan Air Bersih

Menurut Darsono, anggaran Rp700 juta yang dibutuhkan itu tidak hanya untuk penyambungan pipa dari SPAM Regional Kartamantul dan penyambungan pipa ke masing-masing rumah, akan tetapi juga penyediaan reservoir sampai pompa di kawasan perumahan MPR.

"Ini sudah termasuk sambungan rumah ya. Kami sudah beri diskon untuk sambungan ke rumah. Tapi untuk jaringannya [pipa dari SPAM Regional Kartamantul] tidak," jelasnya.

Oleh karena itu, Darsono mengaku tidak bisa berbuat banyak. Sebab, kepastian pengaliran air PDAM Sleman kini bergantung kepada PT SPS. Pada kesempatan itu, Darsono juga memberikan solusi agar PT SPS memprioritaskan pengaliran air PDAM kepada rumah yang sudah ditinggali. Ini dilakukan jika besaran anggaran yang dibutuhkan dinilai terlalu besar oleh PT SPS.

"Prioritaskan yang telah ditinggali. Silakan PT SPS untuk memikirkan kekurangan anggaran yang ada," ucapnya.

Sementara perwakilan PT SPS Geswanto mengaku persoalan ini hanyalah miss komunikasi. Pria yang duduk sebagai HRD PT SPS ini mengaku pihaknya tetap akan mengalirkan air dari PDAM ke warga di perumahan MPR.

"Tetap kami pasang. Kami siap tutup kekurangannya. Hitungan Rp200an juta itu kan pakai pipa paralon. Ternyata, tidak bisa penyalurannya pakai pipa paralon, harus pipa HDPE. Ya, akan kami penuhi nanti," terangnya.

Sedangkan Anggota Komisi B DPRD Sleman,Surana mengatakan persoalan penyediaan air bersih adalah tanggung jawab sepenuhnya dari PT SPS selaku pengembang. Sebab, penyediaan air bersih pasti masuk dalam rancangan anggaran belanja saat pembangunan perumahan.

"Jika tidak ada tentu jangan dibangun. Saluran air bersih harusnya sudah ada di RAB. Terus kemana anggaran untuk air bersih? harusnya tanggungjawab pengembang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Kasus DBD di Gunungkidul Mulai Menurun

Kasus DBD di Gunungkidul Mulai Menurun

Jogjapolitan | 2 hours ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gobel Minta Jepang Ajari Smart Farming kepada Petani Muda Indonesia

News
| Minggu, 05 Mei 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement