Advertisement
Antisipasi Dampak Kekeringan pada Sektor Pertanian, Pemkab Bantul Siapkan Sumur Dangkal
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul menyebut hingga Rabu (30/9/2023) belum juga menerima laporan petani yang gagal panen karena musim kemarau. Meski begitu, bantuan sumur dangkal telah disiapkan sebagai langkah antisipatif.
“Kami belum menerima laporan sampai sekarang, Belum ada laporan dari kelompok [petani] karena kekeringan,” kata Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, Rabu (20/9/2023).
Advertisement
Meski begitu, kata Joko, ada beberapa wilayah di Bantul yang rawan kekeringan, yakni Kapanewon Pajangan, Pandak, Sedayu, Piyungan, Kretek, Pundong, Imogiri dan Dlingo.
Menurut Joko, saat ini pihaknya telah mempersiapkan sejumlah sumur dangkal untuk mengantisipasi dampak musim kemarau. Dalam pembuatan sumur dangkal, sumur akan dikeduk dengan kedalaman 30 meter. Sumur tersebut akan memiliki pasokan air dari resapan air hujan.
Saat ini menurut Joko, beberapa petani di Kapanewon Imogiri telah menggunakan sumur dangkal untuk memasok kebutuhan airnya. Kemudian apabila nanti ada petani yang melaporkan kesulitan memperoleh air selama musim kemarau, pihaknya akan menyediakan sumur dangkal untuk daerah lainnya.
BACA JUGA: Alami Kekeringan Parah, Kalidadap 1 Dapat Bantuan Saluran Air Bersih
Selain itu menurut Joko petani juga diimbau untuk menanam tanaman yang tidak memerlukan banyak air seperti palawija. Dengan begitu, produksi bahan pangan di Kabupaten Bantul tetap terjaga pasokannya.
“Sejak awal kami sudah sosialisasi ke masyarakat mengenai adanya El-Nino, kami sudah meminta [petani] menanam tanaman yang tidak butuh banyak air, atau tanaman yang umur pendek, lalu banyak petani yang menanam tanaman hortikultura atau palawija,” katanya.
Dengan kondisi prakiraan musim kemarau yang terjadi tahun ini, diperkirakan akan ada penurunan jumlah produksi beras tahun ini. Meski begitu, Joko belum dapat memastikan berapa jumlah perkiraan penurunan, karena kekeringan belum berdampak pada sektor pertanian. “Perkiraan saya, tahun ini terjadi penurunan produksi khususnya tanaman padi, tetapi kemungkinan, kalau segera hujan ini aman, tetapi hujannya kan enggak tahu,” katanya.
Tahun lalu, diakui Joko, luas lahan pertanian ada 30.000 hektare yang menghasilkan sekitar 200 ton gabah kering giling. Menurutnya apabila musim kemarau masih terus berlangsung dalam beberapa waktu mendatang, maka akan berdampak pada penurunan produksi padi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- 70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik
- Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja
- Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!
- Tarik Kunjungan Wisatawan ke Kotabaru, Pemkot Jogja Menggelar Kotabaru Ceria, Catat Tanggalnya
- Peringatan HKB DIY 2024, Sukarelawan dan ASN Ikut Aksi Donor Darah
Advertisement
Advertisement