Advertisement

Antisipasi Dampak Kekeringan pada Sektor Pertanian, Pemkab Bantul Siapkan Sumur Dangkal

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 20 September 2023 - 19:37 WIB
Arief Junianto
Antisipasi Dampak Kekeringan pada Sektor Pertanian, Pemkab Bantul Siapkan Sumur Dangkal Ilustrasi kekeringan - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul menyebut hingga Rabu (30/9/2023) belum juga menerima laporan petani yang gagal panen karena musim kemarau. Meski begitu, bantuan sumur dangkal telah disiapkan sebagai langkah antisipatif.  

“Kami belum menerima laporan sampai sekarang, Belum ada laporan dari kelompok [petani] karena kekeringan,” kata Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, Rabu (20/9/2023). 

Advertisement

Meski begitu, kata Joko, ada beberapa wilayah di Bantul yang rawan kekeringan, yakni Kapanewon Pajangan, Pandak, Sedayu, Piyungan, Kretek, Pundong, Imogiri dan Dlingo. 

Menurut Joko, saat ini pihaknya telah mempersiapkan sejumlah sumur dangkal untuk mengantisipasi dampak musim kemarau. Dalam pembuatan sumur dangkal, sumur akan dikeduk dengan kedalaman 30 meter. Sumur tersebut akan memiliki pasokan air dari resapan air hujan. 

Saat ini menurut Joko, beberapa petani di Kapanewon Imogiri telah menggunakan sumur dangkal untuk memasok kebutuhan airnya. Kemudian apabila nanti ada petani yang melaporkan kesulitan memperoleh air selama musim kemarau, pihaknya akan menyediakan sumur dangkal untuk daerah lainnya. 

BACA JUGA: Alami Kekeringan Parah, Kalidadap 1 Dapat Bantuan Saluran Air Bersih

Selain itu menurut Joko petani juga diimbau untuk menanam tanaman yang tidak memerlukan banyak air seperti palawija. Dengan begitu, produksi bahan pangan di Kabupaten Bantul tetap terjaga pasokannya. 

“Sejak awal kami sudah sosialisasi ke masyarakat mengenai adanya El-Nino, kami sudah meminta [petani] menanam tanaman yang tidak butuh banyak air, atau tanaman yang umur pendek, lalu banyak petani yang menanam tanaman hortikultura atau palawija,” katanya. 

Dengan kondisi prakiraan musim kemarau yang terjadi tahun ini, diperkirakan akan ada penurunan jumlah produksi beras tahun ini. Meski begitu, Joko belum dapat memastikan berapa jumlah perkiraan penurunan, karena kekeringan belum berdampak pada sektor pertanian. “Perkiraan saya, tahun ini terjadi penurunan produksi khususnya tanaman padi, tetapi kemungkinan, kalau segera hujan ini aman, tetapi hujannya kan enggak tahu,” katanya. 

Tahun lalu, diakui Joko, luas lahan pertanian ada 30.000 hektare yang menghasilkan sekitar 200 ton gabah kering giling. Menurutnya apabila musim kemarau masih terus berlangsung dalam beberapa waktu mendatang, maka akan berdampak pada penurunan produksi padi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran

News
| Sabtu, 27 April 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement