Advertisement
Musim Kemarau, Kasus ISPA di Bantul Naik, Berikut Gejalanya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat terjadi lonjakan jumlah kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) beberapa bulan terakhir. Kondisi musim kemarau yang tengah melanda Kabupaten Bantul dan sekitarnya diduga menjadi pemicu peningkatan kasus tersebut.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit, Dinkes Kabupaten Bantul, Samsu Aryanto menyampaikan terjadi tren peningkatan kasus ISPA beberapa bulan belakangan. Berdasarkan data Dinkes Bantul kasus ISPA pada Mei 2023 ada 6.400 kasus, kemudian sempat mengalami penurunan pada Juni 2023 mencapai 5.600 kasus.
Advertisement
Sementara pada Juli jumlah kasus ISPA meningkat mencapai 7.079 kasus, dan pada Agustus 2023 mencapai 10.300 kasus. Sementara menurut Samsu ada 7.700 kasus ISPA hingga 24 September 2023. Meski telah memasuki minggu terakhir September 2023, Samsu belum dapat memastikan apakah tren peningkatan kasus ISPA tersebut masih terjadi hingga akhir belum ini.
“Saat ini kamu belum dapat memastikan pada bulan ini apakah ada penurunan atau tidak, karena belum sampai akhir bulan September 2023, masih ada seminggu sampai berakhir,” katanya melalui telepon, Senin (25/9/2023).
Menurut Samsu peningkatan kasus ISPA yang terjadi belakangan dipicu musim kemarau yang saat ini terjadi. Diketahui ISPA merupakan infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan virus dan bakteri. Banyaknya debu selama musim kemarau menurut Samsu dapat memicu terjadinya ISPA.
Menurutnya penderita ISPA di Kabupaten Bantul tersebar dalam berbagai usia, mulai dari usia anak hingga dewasa.
“ISPA, kan karena perubahan iklim. Perubahan iklim hampir semua itu bisa terpapar, tidak hanya anak-anak dewasa juga,” katanya.
Penderita ISPA pun akan mengalami gejala antar alain batuk, panas dan sesak nafas.
Menghadapi tingginya kasus ISPA di Kabupaten Bantul, Samsu mengimbau agar masyarakat mengenakan masker untuk menghindari terpaparnya penyakit tersebut. Selain itu masyarakat juga diminta agar tidak melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan asap.
“Karena musim kemarau, jika beraktivitas diupayakan memakai masker. Jangan melakukan kegiatan yang menimbulkan asap, karena memicu ISPA, seperti membakar sampah,” katanya.
Selain itu menurut Samsu masyarakat juga perlu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mengantisipasi terpaparnya virus dan bakteri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Syahdu! Makan Malam Pemimpin Negara di World Water Forum Bali Diiringi Lantunan Sape
Advertisement
Rekomendasi Menikmati Sendratari dan Pertunjukan Wayang di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jogja Bulan Mei 2024
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Minggu 19 Mei 2024: DIY Cerah Berawan
- Panduan Jalur Trans Jogja, Melewati Kampus, Malioboro, Terminal Giwangan hingga Prambanan
- IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di Sleman
- 2 Nelayan Pantai Sadeng Gunungkidul Hilang Misterus, Begini Kronologinya
Advertisement
Advertisement