Advertisement
Pemkab Gunungkidul Pastikan Stok LGP 3 Kg Aman
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Perdagangan Gunungkidul memastikan stok gas elpiji bersubsidi kemasan tiga kilogram masih aman. Kepastian ini terlihat dari kuota yang telah terdistribusikan.
Sub Koordinator Pengawasan dan Pengendalian, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Rindang Arifian Setiyaningsih mengatakan, tahun ini di Gunungkidul mendapatkan kuota gas melon sebanyak 5,73 juta tabung.
Advertisement
Hingga akhir Agustus, realisasi penyaluran gas bersubsidi ini sudah mencapai sekitar 4 jutaan tabung. “Jadi stoknya masih ada dan sekarang juga tersedia di pasaran,” katanya, Kamis (28/9/2023).
Menurut dia, ketersediaan stok maka proses distribusi di pasaran berjalan dengan lancar. Selain itu, juga tidak ada kelangkaan atau kesulitan warga mendapatkan gas bersubsidi.
“Terus kami pantau dan masih lancar pasokannya,” katanya.
Meski aman, Rindang mengakui upaya pengawasan di lapangan terus dilakukan. Selain untuk kepastian stok, juga sebagai upaya memastikan penyaluran dapat tepat sasaran.
“Pantauan ke lapangan dilakukan secara rutin,” katanya.
Untuk harga, Rindang mengakui masih mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.500 per tabungnya. Namun demikian, ia tidak menampik ada usulan agar harga dinaikan.
“Usulan HET baru sebesar Rp18.000 per tabung. Namun hingga sekarang belum ada keputusan kenaikan ini disetujui atau tidak,” kata Rindang.
BACA JUGA: Agen di Gunungkidul Minta Kenaikan HET Gas Melon
Koordinator Paguyuban Agen LPG Gunungkidul, Kristianto Subekti mengatakan, Ada beberapa alasan yang mendasari permintaan untuk menaikan harga jual.
Selain karena tidak berubah dalam beberapa tahun terakhir, permintaan juga tidak lepas dari margin keuntungan yang didapatkan penjual di pangkalan. Sebagai rantai penditribusian terakhir dalam tata kelola penyaluran gas bersubsidi keuntungannya sangat kecil dan kurang menguntungkan dari sisi bisnis.
“Keuntungannya hanya Rp500 per tabung. Jadi, dari sisi bisnis sudah tidak prospek, makanya kami minta ada kenaikan. Apalagi uang subsidi yang diberikan juga sangat banyak,” katanya.
Dorongan untuk menaikan juga sebagai upaya memperbaiki tata kelola pendistibusian agar lebih tepat sasaran. Kristianto tidak menampik bahwa pendistribusian terakhir di tingkat pangkalan, namun fakta di lapangan masih ada pengencer atau warung-warung yang memperjualbelikannya.
“Biar bisa lebih terkontrol pendistribusian. Apalagi, ke depannya pembeliah juga melalui aplikasi dengan menggunakan KTP el. Jadi, dengan menaikan harapannya pembeli bisa langsung ke pangkalan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menkominfo Pastikan Starlink Tetap Bayar Pajak Seperti Operator Lain
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement