Advertisement
Kapanewon Semin Jadi Lumbung Padi Terbesar di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mencatat pronogsa panen padi di 2023 sebanyak 302.055,87 ton gabah kering giling. Adapun penyumbang terbesar di Kapanewon Semin dengan jumlah 37.016,92 ton.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, luas panen bersih padi mencapai 56.612 hektare. Total panen yang dihasilkan mencapai 302.055,87 gabah kering giling.
Advertisement
“Jumlah ini merupakan akumulasi lahan padi sawah dan jenis gogo atau yang sering ditanam di lahan kering,” kata Rismiyadi kepada wartawan, Selasa (3/10/2023).
Menurut dia, ada lima kapanewon penghasil padi terbesar di Gunungkidul. urutan pertama ada Kapanewon Semin dengan luas panen bersih 5.852 hektare. Total panen padi yang dihasilkan mencapai 37.016,92 ton.
Di urutan kedua ada Kapanewon Ponjong dengan total panen 27.377,71 ton; Kapanewon Patuk yang panenya mencapai 25.043,35 ton; Kapanewon Karangmojo mencapai 24.702,12 ton dan Kapanewon Semanu dengan panen mencapai 19.740,35 ton.
“Untuk kapanewon tersedikit panennya ada Tepus dengan akumulasi mencapai 6.636,96 ton. Sedangkan kapanewon lainnya antara kisaran 8.089,76 ton hingga 17.647,55 ton,” katanya.
Menurut dia, Semin sebagai lumbung terbesar dikarenakan memiliki area tanam yang lebih luas dari pada kapanewon lainnya. Sedangkan dari sisi panen juga tertinggi karena mencapai 63,26 kuintal per hektare.
“Kami terus berupaya meningkatkan produksi padi, melalui pengembangan varietas unggul, pemupukan, perbaikan saluran irigasi, dukungan mesin pertanian dan yang lain,” ungkap Rismiyadi.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, sistem tanam padi yang dikembangkan petani merupakan sawah tadah hujan. Ia tidak menampik, untuk padi sawah juga ada, namun luasnya tidak sembanding dengan cara penanaman yang mengandalkan air hujan ini.
Menurut dia, dengan model tanam sawah tadah hujan, maka ada kencenderungn mengalami penurunan luas tanam dari musim tanam pertama hingga ketiga. Ia mencontohkan, di musim pertama atau awal musim hujan, lahan panen padi bisa mencapai 47.913 hektare. Namum di musim tanam kedua mulai berkurang dengan kisaran luas panen 8.017 hekare dan musim tanam ketiga seluas 683 hektare.
“Memang ada penyusutan luas tanam padinya, tapi dari sisi komoditas yang ditanam lebih bervariasi saat musim tanam kedua atau ketiga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Berita Terpopuler: Rober & Prihanto Ambil Formulir di PDIP-Bullying di Semarang
- Wawali Solo Sebut Penyebab Kebakaran di Kelurahan Manahan Masih Diinvestigasi
- Mau Dolan Seharian? Cek Prakiraan Cuaca Sukoharjo Minggu 19 Mei 2024
- Sebelum Bepergian di Hari Minggu, Cek Dulu Jadwal Lengkap KA Banyubiru Ini
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Keamanan AS Sebut Terorisme Kembali Muncul dan Jadi Ancaman
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada Sleman: Kustini, Danang dan Harda Berebut Tiket dari PDIP
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Kampanye Makan Ikan Akan Digelar di Gunungkidul
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
Advertisement
Advertisement