Advertisement

Kasus Leptospirosis Bantul Melonjak Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 12 Oktober 2023 - 14:27 WIB
Maya Herawati
Kasus Leptospirosis Bantul Melonjak Lebih Tinggi dari Tahun Lalu Leptospirosis / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat ada 157 kasus leptospirosis dari Januari hingga 11 Oktober 2023. Sementara telah ada 9 orang meninggal karena penyakit tersebut. Jumlah tersebut telah lebih tinggi dibanding jumlah kasus leptospirosis tahun lalu.

Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widyantara menyampaikan jumlah kasus leptospirosis yang terjadi di Kabupaten Bantul saat ini telah melebihi jumlah kasus yang terjadi tahun lalu. Dari catatan Dinkes Bantul selama tahun 2022 di Kabupaten Bantul ada 137 kasus leptospirosis dengan empat orang di antaranya meninggal dunia.

Advertisement

“Sampai Oktober ini kalau dibandingkan dengan kemarin [2022] ada peningkatan kasus leptospirosis di Bantul,” katanya melalui telepon, Kamis (12/10/2023).

Menurut Agus penderita penyakit tersebut sebagian besar merupakan petani. Penyebaran penyakit tersebut diduga Agus karena adanya kontak langsung dengan air yang telah terkontaminasi bakteri leptospira atau bakteri penyebab leptospirosis.

BACA JUGA: Kasus Pemerasan oleh Pimpinan KPK, Polisi Periksa 11 Saksi

“Biasanya pada para petani, petani yang ke sawah dalam kondisi ada luka di kaki, sehingga ketika bersentuhan dengan air yang sudah terkontaminasi yang kuman lepto [bakteri leptospira] ini jadi tertular,” katanya.

Untuk mengantisipasi peningkatan penyakit tersebut, Agus pun mengimbau agar masyarakat dapat menghindari kontak langsung dengan air atau tanah di sawah yang diduga terkontaminasi bakteri tersebut.

“Jadi tempat-tempat yang tercemar kita tidak tahu apakah airnya terkontaminasi atau tidak. Yang bisa kita lakukan mencegah, jangan sampai petani yang kondisi ada luka di kaki, sebaiknya luka tersebut terkena air yang ada di sawah, sehingga dapat tertular,” katanya.

BACA JUGA: Sekjen Kementan Ditahan, KPK: 20 Hari ke Depan untuk Kepentingan Penyidikan

Beberapa gejala penyakit tersebut yang perlu diwaspadai masyarakat antara lain demam, mual, sakit kepala, diare, mata merah, dan nyeri otot. Dia pun meminta masyarakat yang mengalami gejala tersebut agar dapat memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat.

“Kalau ada gejala seperti itu bisa segera ke fasyankes terdekat, segera diperiksa, dipastikan sakitnya apa,” katanya.

Karena menurutnya, apabila penyakit tersebut ditemukan pada fase awal dengan gejala yang masih ringan maka upaya pengobatan penyakit tersebut lebih mudah untuk dilakukan.

“Kalau ditemukan pada fase awal lebih mudah untuk disembuhkan, jangan sampai ke fasyankes dalam kondisi berat, penurunan kesadaran dan sebagainya atau ada kesulitan buang air kecil yang sudah berat, berarti kan sudah ada gangguan sampai ke ginjalnya,” katanya.

Dia pun berharap agar masyarakat segera memeriksakan diri sebelum mengalami gejala berat. Karena menurutnya beberapa penderita penyakit tersebut yang meninggal disebabkan karena terlambat mendapatkan akses ke fasyankes.

Menurutnya sosialisasi kepada masyarakat di tiap kapanewon agar mewaspadai penyakit tersebut telah dilakukan. Melalui sosialisasi tersebut diharapkan kepedulian masyarakat mengenai penyebaran penyakit tersebut semakin meningkat, sehingga penularan penyakit tersebut dapat ditekan.

“Dari Dinkes kami sudah koordinasi dengan beberapa kapanewon di Bantul upaya pencegahan khususnya leptospirosis. [Yang telah dilakukan] Sosialisasi yang kaitannya tempat yang mungkin akan banyak tercemar, jadi misalnya di daerah sawah yang banyak tikusnya, berpotensi terjadi pencemaran [bakteri leptospira],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Jogjapolitan | 7 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari

News
| Rabu, 01 Mei 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement