Advertisement

Ini Ragam Budaya Bukti Akulturasi di Pajeksan dan Ketandan

Media Digital
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 19:47 WIB
Arief Junianto
Ini Ragam Budaya Bukti Akulturasi di Pajeksan dan Ketandan Suasana kawasan Kampung Ketandan Kota Jogja dengan ornamen dan ciri khas bangunan dengan akulturasi antara budaya Jawa dan Tionghoa. - Istimewa

Advertisement

JOGJA—Sejumlah area di jantung Kota Jogja dikenal sebagai wilayah pecinan atau tempat bermukimmya masyarakat dari etnis Tionghoa seperti Pajeksan dan juga Ketandan. Keduanya memiliki karakter dan ciri khas masing-masing meskipun dihuni oleh masyarakat dari golongan yang sama. 

Secara administratif letak kedua wilayah tersebut juga berbeda. Ketandan masuk ke dalam Kemantren Gondomanan, sedangkan Pajeksan di Kemantren Gedongtengen. Jalan Malioboro jadi pemisah antar kedua wilayah ini. Ketandan berada di sisi timur jalan dan Pajeksan di sebelah baratnya. 

Advertisement

Kampung Ketandan lebih dikenal masyarakat luas dengan agenda tahunannya berupa Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY). Sejumlah acara di dalamnya banyak yang memuat akulturasi antara budaya Jawa dan Tionghoa. 

Selain menampilkan seni tradisi Tionghoa, dalam kegiatan yang mampu menyedot banyak perhatian masyarakat luas ini juga disajikan aneka ragam kesenian tradisional Jawa yang diakulturasikan dengan budaya setempat, wayang potehi salah satunya. 

Ketua Kampung Ketandan, Kuncoro menerangkan cukup banyak akulturasi yang terjadi di wilayah tersebut. Selain dari segi kebudayaan, berkelindannya ciri khas Jawa dengan Tionghoa juga terjadi pada sektor arsitektur bangunan. "Akulturasi budaya memang banyak di Ketandan ini. Setiap tahun ada perayaan Imlek yang jadi momentum dan acara nasional," katanya. 

Arsitektur bangunan di kawasan ini juga masih didominasi dengan nuansa tempo dulu. Rumah-rumahnya kebanyakan dibangun dua lantai memanjang ke belakang. Lantai satu biasanya dipakai untuk aktivitas usaha dan di lantai dua digunakan sebagai rumah pemiliknya hingga lazim disebut rumah toko atau ruko. 

Pemerintah setempat telah menetapkan Kampung Ketandan sebagai daerah cagar budaya kawasan Pecinan yang akan dikembangkan terus menerus. Bangunan Tionghoa yang masih ada sudah rapuh, maka didorong agar renovasinya mempertahankan arsitekstur khas Tionghoa. Bahkan bangunan baru yang akan atau telah dibangun diusulkan kembali berasitektur Tionghoa. 

BACA JUGA: Kampung Ketandan Malioboro Akan Ditata dengan Konsep Budaya Tionghoa dan Jawa

Bangunan-bangunan di Kampung Ketandan yang asli memiliki atap berbentuk gunungan, namun seiring perkembangan zaman atap-atap tersebut direnovasi menjadi berbentuk lancip. Perubahan bangunan atap ini menunjukkan telah terjadi akulturasi budaya. "Masyarakat juga berbaur antara etnis satu dengan yang lain. Tidak ada sekat dan bercampur menjadikan wilayah Ketandan terjaga toleransinya," ungkap Kuncoro.  

Area pecinan lainnya adalah Kampung Pajeksan. Kampung Pajeksan dulunya adalah tempat tinggal para abdi dalem jeksa. Kampung ini terletak di selatan Kampung Gandhekan. Secara administratif, Kampung Pajeksan berada dalam wilayah Kecamatan Gedhongtengen.  

Akulturasi budaya yang terjadi di wilayah ini lebih unik lagi. Di Pajeksan ini ada sebuah kelompok seni bernama Singa Mataram yang berisi sejumlah masyarakat etnis Jawa yang jatuh cinta dan menggeluti kesenian Barongsai. Perajin Barongsai kondang pun juga ada di kampung ini yakni Slamet Hadi Prayitno atau akrab disapa Pak Pong. 

Sejak masa Orde Baru sekitar 1995 silam, Pak Pong telah menggeluti dunia Barongsai. Awalnya Pak Pong hanya menyaksikan para pemain Barongsai berlatih di wilayah itu. Lama kelamaan ia diajak untuk bergabung menjadi penari atau pemain Liong, pengisi musik maupun pembuat ornamen dan pernak-pernik Barongsai. Pada grup Singa Mataram itu, kurang lebih ada 60 orang yang bergabung. Mereka biasanya tampil di perayaan Tahun Baru Imlek semacam hotel atau kelenteng. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
DPRD Sleman Studi Tiru Ke Denpasar Bali

DPRD Sleman Studi Tiru Ke Denpasar Bali

Jogjapolitan | 10 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah

News
| Senin, 06 Mei 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement