Advertisement

Peralatan Mini Laparatomi dapat Meningkatkan Layanan KB MOW

Sunartono
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 06:37 WIB
Sunartono
Peralatan Mini Laparatomi dapat Meningkatkan Layanan KB MOW Penyerahan mini laparatomi kit kepada rumah sakit di Sleman. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Program KB terus digalakkan di DIY. Sejumlah fasilitas peralatan pendukung program KB pun dihibahkan ke fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes). Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman memberikan fasilitas peralatan KB untuk fasyankes di Sleman, Kamis (12/10/2023).

Salah satu rumah sakit yang memperoleh fasilitas laparatomi mini adalah RSU Mitra Paramedika Sleman. Perangkat laparotomi mini berfungsi untuk penanganan KB MOW (metode operasi wanita) atau tubektomi, merupakan tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dibuahi.

Advertisement

BACA JUGA : Ratusan Pasangan Usia Subur di Kota Jogja Ikuti KB Gratis

“Mini laparatomi set ini digunakan untuk layanan KB yang MOW, ini masuk metode kontrasepsi jangka panjang, angka kegagalannya kecil. Kebetulan MOW di rumah sakit sudah berlangsung cukup lama. Kami mendapatkan banyak dukungan dari dinas terkait capaian MOW. Sekarang mini laparatomi, sebelumnya laparoskopi, kalau untuk IUD dan Implant kit sudah lama diberikan,” kata Direktur RSU Mitra Paramedika Icsan Priyotomo.

Dengan demikian peralatan yang diberikan tersebut tingkatannya lebih tinggi dibandingkan belasan faskes lain yang mendapatkan. Mengingat rumah sakit tingkatan kompetensi menangani KB lebih tinggi. Selain itu MOW tidak memungkinkan dilakukan di Faskes 1 seperti Puskesmas.

"Mini laparatomi ini akan kami maksimalkan untuk menunjang KB MOW di rumah sakit kami. Kebetulan peminat MOW sangat banyak, mereka rata-rata sudah cukup anak, usia di atas 40 tahun, anak terakhir sudah cukup seperti lima tahun. Kalau sudah tidak berencana program kehamilan kembali biasanya diarahkan ke KB MOW,” ujarnya.

Ia menambahkan proses operasi MOW tergolong cepat dengan durasi waktu tidak sampai 1 jam. “Tergantung teknik setiap operator, prosesnya dengan peralatan canggih risikonya sudah sangat minim, alat ini biasanya operasinya besar, ini menunjang sayatan sangat minim,” ujarnya.

BACA JUGA : Raih Juara 1 Pelayanan KB di RS Tahun 2020, Perwakilan BKKBN DIY Terima Studi Banding Perwakilan BKKBN

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB Dinas P3AP2KB Sleman Dwi Wiharyanti mengatakan fasyankes yang menerima hibah peralatan tersebut telah memenuhi sejumlah persyaratan. Di antaranya secara aktif mengisi pelaporan di aplikasi sistem informasi keluarga (Siga) dan berbagai perkembangan program KB yang ditangani. Sehingga laporan tersebut bisa dipantau oleh pemerintah pusat.

“Jadi kami di daerah tidak bisa memilih faskes mana, distribusi ini sesuai dengan data dari pusat yang setiap bulan faskes ini melaporkan di Siga. Kami mendorong untuk faskes mengisi pelaporan tersebut, termasuk jika perlu ada pendampingan dari kader untuk membantu mengisi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Syahdu! Makan Malam Pemimpin Negara di World Water Forum Bali Diiringi Lantunan Sape

News
| Minggu, 19 Mei 2024, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement