Advertisement
Peralatan Mini Laparatomi dapat Meningkatkan Layanan KB MOW
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Program KB terus digalakkan di DIY. Sejumlah fasilitas peralatan pendukung program KB pun dihibahkan ke fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes). Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman memberikan fasilitas peralatan KB untuk fasyankes di Sleman, Kamis (12/10/2023).
Salah satu rumah sakit yang memperoleh fasilitas laparatomi mini adalah RSU Mitra Paramedika Sleman. Perangkat laparotomi mini berfungsi untuk penanganan KB MOW (metode operasi wanita) atau tubektomi, merupakan tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dibuahi.
Advertisement
BACA JUGA : Ratusan Pasangan Usia Subur di Kota Jogja Ikuti KB Gratis
“Mini laparatomi set ini digunakan untuk layanan KB yang MOW, ini masuk metode kontrasepsi jangka panjang, angka kegagalannya kecil. Kebetulan MOW di rumah sakit sudah berlangsung cukup lama. Kami mendapatkan banyak dukungan dari dinas terkait capaian MOW. Sekarang mini laparatomi, sebelumnya laparoskopi, kalau untuk IUD dan Implant kit sudah lama diberikan,” kata Direktur RSU Mitra Paramedika Icsan Priyotomo.
Dengan demikian peralatan yang diberikan tersebut tingkatannya lebih tinggi dibandingkan belasan faskes lain yang mendapatkan. Mengingat rumah sakit tingkatan kompetensi menangani KB lebih tinggi. Selain itu MOW tidak memungkinkan dilakukan di Faskes 1 seperti Puskesmas.
"Mini laparatomi ini akan kami maksimalkan untuk menunjang KB MOW di rumah sakit kami. Kebetulan peminat MOW sangat banyak, mereka rata-rata sudah cukup anak, usia di atas 40 tahun, anak terakhir sudah cukup seperti lima tahun. Kalau sudah tidak berencana program kehamilan kembali biasanya diarahkan ke KB MOW,” ujarnya.
Ia menambahkan proses operasi MOW tergolong cepat dengan durasi waktu tidak sampai 1 jam. “Tergantung teknik setiap operator, prosesnya dengan peralatan canggih risikonya sudah sangat minim, alat ini biasanya operasinya besar, ini menunjang sayatan sangat minim,” ujarnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB Dinas P3AP2KB Sleman Dwi Wiharyanti mengatakan fasyankes yang menerima hibah peralatan tersebut telah memenuhi sejumlah persyaratan. Di antaranya secara aktif mengisi pelaporan di aplikasi sistem informasi keluarga (Siga) dan berbagai perkembangan program KB yang ditangani. Sehingga laporan tersebut bisa dipantau oleh pemerintah pusat.
“Jadi kami di daerah tidak bisa memilih faskes mana, distribusi ini sesuai dengan data dari pusat yang setiap bulan faskes ini melaporkan di Siga. Kami mendorong untuk faskes mengisi pelaporan tersebut, termasuk jika perlu ada pendampingan dari kader untuk membantu mengisi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Syahdu! Makan Malam Pemimpin Negara di World Water Forum Bali Diiringi Lantunan Sape
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Kereta Bandara YIA Minggu 19 Mei 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Minggu 19 Mei 2024
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jogja Bulan Mei 2024
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Minggu 19 Mei 2024: DIY Cerah Berawan
- Panduan Jalur Trans Jogja, Melewati Kampus, Malioboro, Terminal Giwangan hingga Prambanan
Advertisement
Advertisement