Advertisement

JSSP #5, Olah Rasa lewat Puluhan Patung yang Dipajang di Malioboro

Arief Junianto
Senin, 16 Oktober 2023 - 21:37 WIB
Arief Junianto
JSSP #5, Olah Rasa lewat Puluhan Patung yang Dipajang di Malioboro Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi melihat patung karya Putu Sutawijaya di area JSSP 5. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Jogja Street Sculpture Project (JSSP) #5 resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi di Taman Edukasi Benteng Vredeburg, Senin (16/10/2023).

Pembukaan acara tersebut dimeriahkan tari tradisi Golek Ayun-ayun, dan penampilan Sinaran Band. Setelah prosesi pembukaan pameran, dilaksanakan pula Tour Karya JSSP #5 dan menyaksikan performing art dari Pramono Pinunggul.

Advertisement

JSSP #5 sendiri merupakan sebuah pameran patung outdoor dua tahunan terbesar di Indonesia yang secara konsisten digelar sejak 2015.

Asosiasi Pematung Indonesia (API) bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menjadikan JSSP #5 sebagai salah satu cara merayakan DIY sebagai Warisan Budaya UNESCO.

Tahun ini JSSP menghadirkan total 30 karya patung outdoor dari 22 seniman individu, 5 karya kelompok dan 3 seniman undangan yaitu Nasirun, Ugo Untoro serta Putu Sutawijaya. Sederet nama besar dari seniman API juga turut berkontribusi dalam JSSP #5.

Malioboro dipilih menjadi lokasi JSSP #5 tidak terlepas dari posisinya sebagai Sumbu Filosofi yang memiliki segudang nilai luhur.

Pada gelaran kelima ini, JSSP spesifik mengangkat tema Ruwat Gatra Rasa: Redefining Form and Space. Diharapkan kegiatan ini menjadi ikhtiar seniman patung untuk merawat raga serta batin dari kebudayaan.

BACA JUGA: Digelar Lagi Tahun Ini, JSSP Tampil dengan Konsep Berbeda

Rain Rosidi selaku Kurator JSSP #5 mengatakan seni patung memiliki kemampuan kuat untuk mencerminkan sebuah ruang, baik secara fisik maupun sosial. Karya-karya seni ini bukanlah objek yang hampa, melainkan tanggapan positif terhadap evolusi bentuk dan tatanan ruang, serta sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan sosial, budaya, dan lingkungan.

"Ide awal JSSP adalah bagaimana menghubungkan kreativitas pematung dengan kotanya yakni Yogyakarta. Karenanya, karya patung di ruang publik bukan berarti memindahkan karya dalam studio ke jalan. Bukan hanya memindahkan lokasi tapi juga mempertimbangkan ruang lingkungan untuk bisa menjadi medan ekspresi. Ini pembelajaran yang berharga," ujarnya.

Sebagai Kota Seni, Jogja menurut Rain masih memiliki tantangan untuk menunjukkan ekspresi. Bisa menjadi penanda dari sebuah waktu, sejarah ataupun pihak yang memberikan projek.

Menurut dia, Jogja punya potensi itu karena API memiliki anggota yang kebanyakan di Jogja. Itulah sebabnya, sinergi antara pemangku kebijakan, seniman dan pihak lain yang bisa mendukung program ini menjadi penting.

Patung publik di ruang kota punya nilai-nilai sejarah, atraksi, rekreasi, dan edukasi. JSSP kelima menggarap kawasan yang memiliki nilai sejarah, ekonomi, wisata dan pertemuan berbagai identitas. Ini menjadi tantangan yang berarti bagi pematung karena syarat dengan berbagai kepentingan. 

"Almarhum Eko Prawoto pernah berpesan bahwa sebagai pematung, tidak serta merta merubah landscape tetapi bersinergi. Ruwat Gatra Yawa dikelola dengan mempertimbangkan apa yang ada di Malioboro & diinginkan oleh seniman," jelas Rain.

Tantangan Pematung

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan, Dian Lakshmi Pratiwi menjelaskan, tantangan bagi pematung adalah terkait dengan Sumbu Filosofi yang merupakan gagasan dan konsep yang akan diberikan.

Pematung, menurut dia, harus memberikan makna dan nilai lebih terkait daur hidup manusia karena itu yang diakui di dunia. Ide dan gagasan tersebut menjadi sumur ide yang tidak pernah kering.

"Bagaimana menerjemahkan seni patung untuk edukasi masyarakat Jogja. Semua lini kehidupan menjadi ide pematung. Mewarnai, mengedukasi masyarakat Jogja dan karena gejalanya sudah terlihat ketika ditetapkan sebagai situs Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia," ujar Dian.

Ketua Panitia JSSP #5, Basrizal Al Bara menambahkan patung publik banyak tantangannya karena dipajang di ruang umum, dan banyak yang tidak tahu itu sebuah karya. Karya dinaikin, dipanjat, disentuh hingga dipeluk. Diraba juga boleh.

Pameran Patung JSSP #5 dapat dinikmati hingga 28 Oktober 2023. Terdapat program Bincang Seni, Tour JSSP: Piknik di Kota Sendiri serta Lomba Foto dan Video yang dapat diikuti oleh berbagai elemen masyarakat. Lomba Foto dan Video JSSP #5 dengan total hadiah jutaan rupiah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ratusan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai Cibeureum

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement