Advertisement

Sanggar Kalpika, Komunitas Masyarakat Pegiat Batik yang Bertahan Setengah Abad

Yosef Leon
Selasa, 17 Oktober 2023 - 06:47 WIB
Ujang Hasanudin
Sanggar Kalpika, Komunitas Masyarakat Pegiat Batik yang Bertahan Setengah Abad Aktivitas dan beragam produk karya dari Sanggar Kalpika, kelompok pemuda yang fokus pada pelestarian batuk tulis dan kaos di Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton, Kota Jogja. - Harian Jogja / Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sebagai sebuah destinasi wisata, Kota Jogja banyak menghasilkan barang dan produk ekonomi kreatif sebagai buah tangan yang ditawarkan kepada para pengunjung. Batik salah satunya, dianggap menjadi produk yang tepat dibawa sebagai oleh-oleh dan barang kenangan saat berkunjung ke Jogja. 

Sanggar Kalpika namanya. Sebuah wadah kelompok masyarakat yang bergelut di bidang batik tulis, lukis dan cetak. Kelompok ini sudah berdiri sejak 1973 silam atau sekarang berusia 50 tahun dan sudah turun-temurun. Sebagian besar anggotanya merupakan anak-anak muda berjumlah puluhan orang. Mereka aktif berkegiatan melestarikan batik. 

Advertisement

Sanggar ini berlokasi ini Jalan Ngasem No.11, Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton, Kota Jogja. Wilayah ini memang dikenal sebagai pusat aktivitas wisata sehingga kerap dikunjungi turis domestik maupun mancanegara. Makanya banyak warga sekitar yang membuka usaha ekonomi kreatif mulai dari fesyen, kerajinan maupun kuliner. 

Sekarang, Sanggar Kalpika sudah memasuki generasi ketujuh. Di tengah modernisasi gaya berpakaian dan pasang surutnya sektor pariwisata sebagai salah satu andalan pemasaran kelompok ini, eksistensinya masih tetap bertahan melestarikan dan menyebarluaskan tradisi warisan Nusantara. 

Berkunjung ke tempat ini, lokasinya hanya berupa bangunan sederhana seukuran 4x5 meter persegi. Sanggar ini sekaligus tempat memajang produk yang dihasilkan para anggotanya. Di dindingnya penuh dengan lukisan. Sementara produk-produk mulai dari kain batik, kaos lukis pewarna batik, dan dress batik kontemporer dipajang rapi di dalam sanggar. 

Bermula dari Batik Klasik 

Pertama kali berdiri, Sanggar Kalpika mengusung motif batik klasik di era 1970 an silam untuk produk-produknya. Kebanyakan produk yang dikerjakan juga masih batik kain yang nantinya dijual dalam bentuk pigura kepada wisatawan mancanegara. Produk disebut lebih diminati oleh para pengunjung terutama dari kalangan turis luar negeri. 

BACA JUGA: Senam Massal dan Parade Batik Menandai Dimulainya Gebyar Batik Sleman 2023

Ketua Sanggar Kalpika Umar Anhar menjelaskan, anggota generasi pertama waktu itu ada sebanyak ratusan orang. Wajar, sebab di era itu kerajinan batik sedang naik-naiknya. Pesanan meningkat sehingga membuat semakin banyak warga sekitar yang bergabung untuk mendapatkan pendapatan tambahan. Lama kelamaan, wadah ini menjadi tumpuan ekonomi bagi para anggotanya. 

"Awlanya memang fokus di batik klasik ya, tetapi motifnya memang dikolaborasikan dengan gambar di seni lukis," jelas Umar. 

Meskipun mengacu pada pakem tertentu pada pengerjaan batik, tetapi seniman di Sanggar Kalpika kerap mengaplikasikan karya sesuai dengan kreasinya masing-masing. Seniman bebas berkarya dengan gaya dan selera yang diusungnya dengan motif yang lebih beragam. Wisatawan yang berkunjung pun sangat meminati produk-produk yang dihasilkan kelompok ini. 

"Dulu lebih banyak motifnya. Karena kain yang dipigura kan lebih macam-macam. Wisatawan luar negeri juga sangat suka dengan batik yang dipigura," kata Umar. 

Memasuki era 2000 an, kelompok ini mulai melirik potensi dari kaos lukis motif batik. Awalnya hanya mencoba melirik pasar baru di segmen wisatawan domestik. Menurut Umar tidak semua wisatawan bisa membeli batik lukis lantaran harganya yang cukup tinggi. Meskipun terdapat rentang harga yang rendah, tetapi biasanya kualitasnya kurang mampu bersaing.

"Kita tentu juga melihat tren pasar untuk aplikasinya, sehingga ketika kaos sangat diminati kita coba kolaborasikan dengan batik lukis," katanya. 

Pasang Surut Sanggar Kalpika 

Berusia setengah abad banyak pasang surut yang dihadapi oleh kelompok ini. Tantangan yang sangat dirasakan adalah pada saat insiden bom Bali pada 2022 silam. Dampaknya sangat dirasakan lantaran sektor pariwisata lesu. Tidak ada turis asing yang masuk ke Indonesia termasuk Jogja. Kondisi ini mengakibatkan Sanggar Kalpika berpikir keras, sehingga memunculkan produk kaos lukis. 

"Pas bom Bali itu sangat terasa karena kan ga ada sama sekali turis yang masuk. Jadi pas saat itu orang yang mau masuk ke Indonesia takut ya, efeknya sangat besar sekali karena kita produknya memang sangat tergantung pada kunjungan wisatawan," katanya. 

Para pengurus dan anggota mulai berinovasi dengan menciptakan kaos lukis batik yang menyasar wisatawan domestik. Tak disangka antusiasmenya cukup baik dan diminati wisatawan. Dalam produk ini, Sanggar Kalpika lebih banyak bermain dengan lukisan flora dan fauna dengan usungan warna yang berani dan cerah. 

"Ketika bom Bali kan pasar lesu makanya produk kita ganti dengan menyasar wisatawan domestik, kita tes pasar bagaimana minatnya. Ternyata pada senang karena dirasa simpel," kata dia. 

BACA JUGA: Mengenal Motif Batik Jogja yang Punya Makna Mendalam bagi Calon Pengantin

Pada saat pandemi Covid-19 yang banyak berdampak pada banyak sektor, kelompok ini malah sama sekali tidak merasakan. Meskipun sektor pariwisata ditutup total, cukup banyak instansi pemerintahan yang memesan seragam dan pakaian batik dengan kelompok ini, sehingga aktivitas masih bertahan sampai saat ini. 

"Kalau seminggu itu 5 sampai 7 produk itu pasti ada yang beli ke sanggar. Ya kita juga ada buka kelas ke wisatawan bagaimana caranya melukis batik di atas kaos. Harganya mulai dari Rp200.000," ujarnya. 

Umar menyatakan, batik yang merupakan warisan dari generasi ke generasi harus terus dijaga. Kuncinya dengan tetap melihat perkembangan zaman dan ikut terlibat di dalamnya. Sanggar Kalpika bertahan akibat luwes mengikuti perkembangan tren dari produk fesyen. Eksistensi batik akan terus lestari jika tidak kaku mengandalkan pakem tradisionalnya, tanpa melihat modernisasi di zaman sekarang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

LPS Gandeng DepositoBPR by Komunal Gelar Edukasi Finansial Untuk Karyawannya

News
| Sabtu, 04 Mei 2024, 04:17 WIB

Advertisement

alt

Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 17:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement