Advertisement

Malioboro, Kawah Candradimuka Seniman dan Budayawan di Jogja

Media Digital
Kamis, 26 Oktober 2023 - 15:17 WIB
Maya Herawati
Malioboro, Kawah Candradimuka Seniman dan Budayawan di Jogja Sebuah instalasi seni terpasang ada Jogja Street Sculpture Project (JSSP) 5 bertajuk Ruwat 7Gatra Rasa: Redefining Form and Space di Jalan Malioboro, Selasa (17/10 - 2023).

Advertisement

JOGJA—Jalan Malioboro yang menjadi ikonik Kota Jogja sekarang lebih dikenal sebagai pusat aktivitas ekonomi dan perbelanjaan. Kawasan yang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi ini dulunya merupakan tempat para seniman dan budayawan Jogja menghabiskan waktu untuk berkumpul serta mementaskan karya-karya mereka.

Jika menilik sejarahnya, Malioboro punya beragam versi makna dan juga arti. Pertama Malioboro berasal dari kata Jawa Maliho yang berarti berubahlah untuk menjadi dan Boro yang berasal dari kata Ngumbara, artinya melakukan perjalanan, sehingga bisa disimpulkan bermakna hidup merupakan perjalanan dalam melakukan hal yang baik.

Advertisement

Selanjutnya nama Malioboro diartikan dengan keberadaan gedung yang dibangun di masa Belanda yang bernama Marlborough (gedung DPRD DIY). Kata Marlborough itulah yang kemudian lama kelamaan pelafalannya berubah menjadi Malioboro dan bertahan sampai sekarang.

Pada era 1960 sampai 1970-an silam, aktivitas Malioboro lebih terkenal sebagai tempat sekolahnya para seniman dan budayawan Jogja. Malioboro sebagai ikon Jogja memiliki sejarah panjang lahirnya seniman. Umbu Landu Paranggi, Linus Suryasi dan Emha Ainun Najib lahir dari proses mereka berkesenian di Malioboro.

Para seniman dan budayawan itu biasanya berkumpul pada malam hari selepas toko tutup. Kebanyakan dari mereka adalah para mahasiswa yang nyambi bekerja sebagai pekerja kreatif di kawasan Malioboro. Dari sana kemudian terbentuk lah Persada Studi Klub, sebuah wadah yang mendiskusikan dan mempelajari seputar sastra dan seni.

BACA JUGA: Hingga Oktober 2023 Terjadi 4.792 Kasus Keracunan Pangan, Tertinggi di DIY

Di era itu aktivitas seni dan budaya berlangsung di jalan-jalan Malioboro. Kemudian pada era 1980-an, Pemda DIY sempat memberikan fasilitas tempat pertunjukan bagi para seniman dan budayawan yakni Gedung Seni Sono yang berada di dalam komplek Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta. Tempat ini dijadikan panggung bagi para seniman Malioboro untuk menampilkan karyanya.

Setelah pasang surut aktivitas seni dan budaya di Malioboro, tempat pentas para seniman dan budayawan pun kembali bergeser di seputaran area setempat dengan dibangunnya Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada era tahun 2000 an. Sampai sekarang aktivitas seni dan budaya di Malioboro masih akan dipertahankan dengan adanya revitalisasi yang dilakukan oleh Pemda DIY dan Pemkot Jogja.

Pada tahun 2016 pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir kendaraan dari Malioboro dan tengah menata kawasan ini di sisi timur untuk pedestrian. Warung-warung lesehan hingga saat ini masih dipertahankan untuk mempertahankan ciri khas Malioboro. Kemudian pada tahun 2022, seluruh PKL di Jalan Malioboro dipindahkan ke Kawasan Teras Malioboro sehingga jalan ini menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilewati.

Ke depan penataan Malioboro menjadi panggung atraksi seni budaya adalah upaya untuk memperkuat positioning Kawasan Cagar Budaya tersebut sebagai bagian dari Sumbu Filosofis Yogyakarta yang membentang dari Tugu, Keraton, hingga Panggung Krapyak. Pemerintah setempat pun berupaya melakukan penataan seni di Kawasan Malioboro sebagai program prioritas yang akan diselaraskan dengan agenda program strategis ke depannya.

Apalagi setelah ditetapkannya Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco menjadi kesempatan untuk menjadikan Malioboro kembali menjadi pusat seni dan budaya terbuka semakin lebar. Kebutuhan untuk mengembalikan aktivitas seni budaya di Malioboro menjadi pilihan untuk menjadikan wilayah ini bukan sekadar menjadi pusat perbelanjaan, tetapi ruang inklusif yang dapat diakses oleh berbagai pihak, termasuk pelaku seni budaya. (BPKSF)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Jogjapolitan | 10 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 08:27 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement