Advertisement

Produksi Ikan Hasil Budi Daya di Sleman Menurun

Jumali
Kamis, 02 November 2023 - 13:47 WIB
Maya Herawati
Produksi Ikan Hasil Budi Daya di Sleman Menurun Wahyu Hidayat, salah satu pembudidaya ikan di Kapanewon Turi saat menebar pakan ke kolam ikan, Kamis (2/11/2023) - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman mencatat ada penurunan produksi budi daya ikan di wilayahnya pada musim kemarau tahun ini. Sebab, adanya masalah kekurangan air di kolam ikan milik pembudi daya ikan.

Untuk mengatasi hal itu, beberapa upaya dilakukan olen Pemkab Sleman untuk mengatasi penurunan produksi ikan tersebut. Selain mengurangi kerapatan ikan di kolam, pembudi daya diminta untuk melek dan menerapkan teknologi.

Advertisement

"Untuk penurunan produksi antara 5 sampai 10%. Sementara produksi ikan kita setahun itu sekitar 55.000 ton. Dari jumlah itu, 60% hasil produksi ikan kita untuk memenuhi kebutuhan ikan di DIY," kata Kepala DP3 Sleman Suparmono, Kamis (2/11/2023).

Ia membeberkan, saat ini kolam ikan budi daya di Sleman yang mengalami kekurangan air tercatat mencapai 126,21 hektare atau 11,13% dari total 1.134 hektar luas kolam. Meliputi 75,71 hektare kolam di wilayah Sleman barat seperti Kapanewon Minggir, Moyudan, Seyegan, Mlati, Godean, dan Gamping.

BACA JUGA: Soal Kenaikan Upah 2024, Disnakertrans DIY: Tunggu Regulasi Pusat

Sedangkan di Sleman sisi utara seluas 7,8 hektare meliputi kapanewon Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. Serta wilayah Sleman lain seperti Kapanewon Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Kalasan, Prambanan, Berbah dan Depok dengan luas terdampak 42,7 hektare.

Meski cukup banyak kolam yang terdampak karena kekurangan air, Menurut dia, penurunan produktivitas perikanan ini seharusnya tidak berpengaruh ke pembudi daya ikan.

Sebab, harga ikan saat ini di pasaran relatif tinggi yakni Rp26.000 per kilogram untuk jenis ikan Nila. Sementara hitungan dari DP3 Sleman mencatat jika break even point (BEP) dari tiap kilogram ikan yang dihasilkan saat ini di tingkat pembudi daya adalah Rp19.500 per kilogram.

"Jadi keuntungannya masih masih besar kalau kita mau pakai teknologi. Salah satunya kincir angin," jelasnya.

Salah satu pembudi daya ikan di Kapanewon Turi, Wahyu Hidayat mengakui jika pihaknya sengaja melakukan pengurangan kepadatan ikan di kolam. Selain itu juga memaksimalkan penggunaan teknologi kincir angin. Dengan dua teknik ini, diakuinya tidak banyak berpengaruh terhadap produksi ikan pada musim kemarau.

"Dengan luasan kolam 300 meter kita kemarin terakhir kita panen itu, bisa dapat 2,28 ton. Karena kalau pakai kincir ini kita lebih stabil," jelasnya.

Pakan Mahal

Di sisi lain, Wahyu justru menyayangkan peningkatan harga pakan ikan yang signifikan. Sebab, peningkatan harga pakan ini berdampak kepada keuntungan dari pembudi daya ikan.

"Sebelum pandemi, harga pakan kelas A sekitar Rp280.000 per sak dengan harga ikan Rp26.000 per kilogram. Kini harga pakan tersebut naik menjadi Rp370.000 per sak, dengan harga jual Rp26.000 per kilogram," katanya.

Selain itu, Wahyu menambahkan, risiko usaha budi daya ikan di musim kemarau sangat besar. Selain itu, perubahan cuaca yang cenderung ekstrim juga berdampak kepada kelangsungan budi daya ikan."Sekarang panas gini, tiba-tiba hujan. Otomatis berdampak ke ikan. Banyak yang mati.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal

News
| Sabtu, 04 Mei 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement