Advertisement
Harga Cabai Melonjak, Petani di Gunungkidul Sumringah
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Harga cabai di pasaran mulai merangkak naik sejak akhir Oktober lalu. Kondisi ini membuat petani di Gunungkidul tersenyum karena pendapatan yang diperoleh meningkat pesat.
Salah satunya terlihat di Kalurahan Bendung, Semin. Sejak satu bulan yang lalu dalam tiga hari sekali memetik panen lombok untuk kemudian dijual.
Advertisement
Salah seorang petani, Sukimin mengatakan, cabai yang ditanam sudah berusia hampir empat bulan. Sejak satu bulan lalu sudah memulai memetik hasilnya, tapi harga jual saat itu baru sekitar Rp24.000 per kilogram.
Meski demikian, untuk saat ini harga sudah meningkat pesat hampir tiga kali lipat. Terakhir menjual pada Rabu (1/10/2023) seharga Rp65.000 per kilonya.
“Sekarang sudah memanen sebanyak sepuluh kali dan stoknya juga masih banyak,” kata Sukimin, Kamis (2/11/2023).
Dia menjelaskan, dengan naiknya harga cabai sangat membantu petani dikarenakan penghasilan yang diperoleh juga ikut meningkat. Dari sisi harga ia tidak menampik sangat fluktuatif dikarenakan pernah menyentuh di bawah Rp20.000 per kilonya.
“Kalau sekarang bagus dan jerih payah petani bisa membuahkan hasil,” katanya.
Menurut Sukimin lahan yang ditanam cabai seluas 400 meter per segi dengan total tanaman sekitar 2.000 batang. Setiap tiga hari memanen cabai yang ditanam.
Total untuk sekali panen di kisaran 10 kilogram. Ia mengungkapkan, panen yang diambil tidak banyak karena difokuskan cabai yang sudah memerah.
“Yang merah lebih mahal. Sebenarnya yang hijau atau putih kekuning-kuningan banyak, tapi eman-eman dan ditunggu biar merah dulu baru dipetik,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) Maju Makmur di Kalurahan Bendung, Supardi. Menurut dia, dengan harga yang tinggi maka petani tetap mendapatkan untuk.
BACA JUGA: Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Tembus Rp70.000
Supardi mengakui proses pemeliharaan di musim kemarau lebih sulit. Keterbatasan air menjadi kendala sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan.
Selain itu, juga ada serangan hama seperti tanam layu dan daun-daun menjadi kriting. Meski demikian, berbagai permasalahan dapat diatasi berkat ketekunan dan pemeliharaan rutin dilakukan oleh petani.
“Bisa tumbuh subur dan untuk penjualan juga mudah karena pembeli langsung datang ke petani. Bahkan sebelum dipanen ada yang memesannya,” kata Pardi.
Sebelumnya diberitakan harga cabai di pasaran Gunungkidul terus merangkak naik. Berdasarkan pantauan dari Dinas Perdagangan, harga jual cabai rawit merah di kisaran Rp70 kilogram.
Kepala Seksi Distribusi, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Retno Utami mengatakan, kenaikan harga cabai dikarenakan belum memasuki masa panen. Sebagai dampaknya, pasokan di pasaran berkurang sehingga berpengaruh terhadap harga jual.
“Musim kemarau Panjang juga memberikan pengaruh sehingga stok di pasaran tidak banyak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ada Prospek Usaha, Warga Sekitar IKN Diharapkan Tidak Menjual Lahan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement