Advertisement

Air Sungai Mengering, Warga Gedangsari Kini Hanya Bisa Bergantung pada Bantuan

David Kurniawan
Jum'at, 10 November 2023 - 16:47 WIB
Arief Junianto
Air Sungai Mengering, Warga Gedangsari Kini Hanya Bisa Bergantung pada Bantuan Kepala BBWSSO Gatut Bayuadji (ketiga dari kanan) saat menyerahkan bantuan air bersih kepada warga di Padukuhan Karang, Ngalang, Gedangsari, Jumat (10/11/2023) - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ratusan warga di Padukuhan Karang, Ngalang, Gedangsari mengalami krisis air bersih. Sungai yang biasanya menjadi penolong selama puluhan tahun saat kemarau kini mengering dan tak bisa dimanfaatkan lagi.

Akibatnya, warga ini banyak yang menggantungkan pada pemberian air bersih. Salah seorang warga RT01/RW07, Padukuhan Karang, Ngalang, Gedangsari, Sagiyo mengatakan, sudah tiga bulan terakhir warga di RT 01 dan RT 02 mengalami kesulitan air bersih. “Wilayah kami sumber airnya sedikit karena berada di lereng perbukitan,” kata Sagiyo kepada wartawan, Jumat (10/11/2023).

Advertisement

Menurut dia, kondisi kemarau Panjang di tahun ini sangat berdampak karena membuat Sungai Dungwuluh menjadi mengering. Akibatnya, warga tidak memiliki alternatif lagi untuk mendapatkan air bersih.

Sagiyo mengungkapkan, keberadaan Sungai ini sempat menjadi andalan warga selama puluhan tahun. Pasalnya, saat kemarau bisa menjadi penolong karena bisa dimanfaatkan mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Dulu di pinggir-pinggir digali masih ada airnya. Tapi, sekarang terjadi kemarau Panjang, sumbernya sudah habis dan ini baru terjadi kali ini,” ungkapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Sagiyo mengakui ada instalasi Spamdes untuk mencukupi kebutuhan air di dua RT yang dibangun di 2020 lalu. Namun, instalasi ini juga terdampak kemarau Panjang karena sumbernya juga sudah mengering. “Kami tidak membeli air dan hanya mengandalkan bantuan. Total sudah ada puluhan tangki yang diberikan ke wilayah kami sejak terjadinya kemarau Panjang,” katanya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Dukuh Karang, Bardiyanto. Menurut dia, Spamdes yang dikelola macet karena debitnya tidak mencukupi. “Airnya sering telat-telat saat dipompa. Baru dihidupkan lima menit sudah tidak keluar air lagi dan harus menunggu,” katanya.

Adapun air Sungai yang jadi alternatif juga ikut terdampak karena sumbernya juga mengering. “Banyak selang-selang yang menuju ke Sungai tapi sudah tidak ada airnya lagi,” katanya.

BACA JUGA: 395 Tangki Air Bersih Tersalurkan ke Terdampak Kekeringan di Bantul

Bardiyanto mengungkapkan warga terdampak di Padukuhan Karang ada 35 Kepala Keluarga. Rinciannya 22 KK di RT01 dan RT02 ada 12 KK. “Ya kalau total ada sekitar 120 jiwa di dua RT dan baru tahun ini terjadi kekeringan yang parah sehingga warga bergantung pada pemberian bantuan air bersih,” katanya.

Ditambahkannya, banyak bantuan masuk selain dari pihak swasta dan Pemerintah Kalurahan Ngalang, juga ada bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO). Ia berharap kepada BBWSSO agar tidak hanya memberi bantuan air, tapi juga diberikan fasilitas intasalasi air yang permanen. “Bantuan air hanya sementara, tapi yang dibutuhkan instalasi sumber agar bisa mencukupi kebutuhan Masyarakat. Mudah-mudahan bisa dikabulkan,” katanya.

Kepala BBWSSO Gatut Bayuadji mengatakan, siap memfasilitasi keluahan warga di Padukuhan Karang. Namun demikian, untuk fasilitas instalasi pengolahan air harus melalui kajian terlebih dahulu. “Sudah ada instalasi yang dibangun, tapi macet. Jadi, harus ada kajian dulu agar nantinya bisa optimal dan bermanfaat bagi Masyarakat,” kata Gatut.

Untuk solusi sementara, ia mengakui siap memberikan suplai secara berkala bantuan air bersih kepada warga di Padukuhan Karang. “Hari ini dua tangki dulu dan kalau sudah habis, kami akan rutin memasok bantuan selama warga membutuhkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%

News
| Sabtu, 27 April 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement