Advertisement
Pakai Danais, Kalurahan Merdikorejo Manfaatkan TKD untuk Ditanami Melon
Advertisement
JOGJA—Paniradya Kaistimewan mendorong para pemangku wilayah untuk bisa memanfaatkan tanah kas kalurahan bagi kepentingan masyarakat umum. Tanah kas desa juga diharapkan bisa digunakan untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Seperti yang dilakukan di Kalurahan Merdikorejo, Tempel, Sleman. Tanah kas kalurahan seluas 1.500 meter persegi di Merdikorejo itu dimanfaatkan warga untuk ditanami buah melon. Tak hanya itu, Paniradya Kaistimewaan juga turut mengucurkan dana keistimewaan (danais).
Advertisement
"Sudah ada tanahnya dari Ngarsa Dalem [Gubernur DIY Sri Sultan HB X], tinggal bagaimana kita bicara ada mungkin bibit, sarana produksi. Inilah yang kemudian dengan danais kami coba support itu," ujar Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan Aris Eko Nugroho saat memberikan paparan pada program Rembag Kaistimewan, Kamis (16/11/2023).
Aris menyebut pemanfaatan tanah kas desa ini juga tak lepas dari peran Paniradya Kaistimewan untuk turut serta mengentaskan kemiskinan di DIY. Lahan yang digarap oleh para petani, diharapkan bisa berhasil dan keuntungannya akan kembali dirasakan oleh masyarakat. Sejauh ini, lanjut Aris, baru ada 11 dari total 392 kalurahan yang memanfaatkan bantuan keuangan khusus (BKK) danais untuk pertanahan.
"Kami dengan aktivitas di Merdikorejo, sangat berterima kasih. Ada bapak ibu lurah carik yang ketempatan. Itu bukan hal yang mudah. Mereka harus dioyak untuk memastikan hasilnya bisa bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.
BACA JUGA: Pemkot Klaim Penerima Jaminan Pendidikan Tahun Ini Meningkat, Segini Angkanya...
Carik Merdikorejo, Yuni Adinurdiyanto menyebut wilayahnya punya 98 hektare tanah kas, tanah pelungguh, tanah pengarem-arem, dan tanah yang dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Sebagian besar dimanfaatkan untuk pertanian. Yuni menuturkan pihaknya mendapatkan kucuran danais sebesar Rp77 juta. Awalnya, dana itu akan digunakan untuk mengembangkan budi daya cabai. Namun, saat itu para petani milenial punya usulan untuk menanam secara tumpang sari antara cabai dengan melon dan timun sembari menunggu cabai panen.
"Produktivitas melon belum mencapai hasil yang maksimal, tapi untuk timun bisa maksimal. Lalu ada inovasi dengan membubuhkan nama di melonnya, ada namanya," ujar Yuni.
Dia menambahkan, sejatinya melon bukanlah satu-satunya tanaman yang pernah dibudidayakan di Merdikorejo. Sebelumnya, ada salak pondoh. Namun, dia menilai harga jual cenderung rendah. Kini dia fokus mengembangkan budi daya melon dan cabai. Yuni menuturkan melon sudah sempat dipanen beberapa waktu lalu. Sementara penanaman akan kembali dilakukan pada bulan April dan Mei tahun depan. "Untuk melon masa tanamnya 70 hari. Kalau nanti pesan bisa di bulan-bulan itu (April, Mei)," ujarnya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Arab Saudi Tangkap Warganya yang Bicarakan Perang Hamas-Israel di Media Sosial
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Dibutuhkan Masyarakat, Warung Madura Diminta Tetap Buka 24 Jam
- Warga Rejowinangun Peroleh Pelatihan Kuliner
- Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
- Ditutup, Timbunan Sampah di TPA Piyungan Mulai Ditata
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA Jogja, Hanya Rp20.000
Advertisement
Advertisement