Advertisement

Ribut Soal Nyamuk dengan Wolbachia, Ini Pernyataan Kementerian Kesehatan

Maya Herawati
Kamis, 16 November 2023 - 21:17 WIB
Maya Herawati
Ribut Soal Nyamuk dengan Wolbachia, Ini Pernyataan Kementerian Kesehatan Nyamuk Aedes Aegypti / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Inovasi teknologi mencegah persebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) menggunakan bakteri wolbachia diributkan warga. Keributan muncul saat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal menyebar 20 juta jentik nyamuk ber-wolbachia di Bali. Kemenkes pun menanggapi hal ini.

Kementerian Kesehatan menyebut menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan persebaran DBD di Indonesia. Teknologi Wolbachia merupakan salah satu inovasi yang melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional).

Advertisement

“Sebagai pilot project, dilaksanakan di lima kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi, seperti dalam keterangan tertulis, Kamis (16/11/2023).

BACA JUGA: Sumbu Filosofi Jogja Digarap Serius, Bakal Ada Pemandu Wisata Khusus

Siti menyebut selain di Indonesia, Pemanfaatan teknologi Wolbachia juga telah dilaksanakan di negara lain (Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuathu, Mexico, Kiribathi, New Caledonia, Sri Lanka) terbukti efektif untuk pencegahan dengue.

Nyamuk berwolbachia sedianya akan disebar dalam jumlah jutaan di Bali pekan ini. Namun, Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menunda penyebaran nyamuk wolbachia karena masih adanya pro dan kontra dari masyarakat Bali. "Kalau masih ada masyarakat yang tidak menerima, berarti kami tunda dulu," kata Mahendra.

Menurut dia, metode penyebaran nyamuk wolbachia untuk menekan DBD masih perlu disosialisasikan sehingga semua masyarakat bisa menerima. "Perlu sosialisasi, ada penolakan dari masyarakat 'kan kita tidak ingin masyarakat terbelah. Yang pro dan kontra ini harus dibagusin dulu," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer

News
| Minggu, 28 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement