Advertisement

Akselerasi Penurunan Angka Kemiskinan di Kulonprogo Tercepat se-DIY

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 16 November 2023 - 14:57 WIB
Mediani Dyah Natalia
Akselerasi Penurunan Angka Kemiskinan di Kulonprogo Tercepat se-DIY Kepala BPS Kulonprogo, Sumarwiyanto (kanan), Pj Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti (tengah), dan Sekda Kulonprogo, Triyono (kiri) sedang menyampaikan data kemiskinan Kabupaten Kulonprogo di Novotel YIA pada Kamis (16/11/2023). Data tersebut menunjukkan angka kemiskinan di Kulonprogo sebesar 15,64% atau turun 0,75% dibandingkan tahun sebelumnya. Kendati angka kemiskinan tersebut masih tertinggi se-DIY namun akselerasi penurunannya tercepat se-DIY.(Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono)

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Badan Pusat Statistik (BPS) Kulonprogo baru saja menerbitkan data kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo. Data tersebut menunjukkan persentase kemiskinan di Bumi Binangun turun 0,75%. BPS juga mengklaim akselerasi penurunan angka kemiskinan Kulonprogo tercepat dibandingkan kabupaten/kota lain se-DIY.

Kepala BPS Kulonprogo, Sumarwiyanto, mengatakan persentase kemiskinan di Kulonprogo saat ini adalah 15,64%. Apabila angka itu dibandingkan dengan angka kemiskinan (P0) tahun 2022 sebesar 16,39% maka ada penurunan 0,75%.

Advertisement

"Dari sisi akselerasi penurunan angka kemiskinan, Kulonprogo penurunannya lebih cepat [dibandingkan kabupaten/kota lain se-DIY]," kata Sumarwiyanto ditemui di Novotel YIA, Kamis (16/11/2023).

Baca Juga: Target 0% Angka Kemiskinan di Kulonprogo Sulit, Ini Alasan Pemkab

Begitupun jika melihat selama 11 tahun terakhir, penurunan angka kemiskinan di Kulonprogo tertinggi. Kata Sumarwiyanto, sejak Maret 2012 sampai Maret 2023, angka kemiskinan di Kulonprogo turun sebesar 7,68%. Angka tersebut dapat dibandingkan dengan Kabupaten Sleman yang hanya turun 2,92%, Bantul 5,01%, lalu Gunungkidul 7,12%, dan Kota Joga 2,89%.

Jika menilik kondisi Kulonprogo ketika Pandemi Covid-19, angka kemiskinan meskipun naik namun tidak signifikan. Kenaikan tersebut hanya 0,37%, berbeda dengan Kabupaten Sleman yang naik 0,52%, Bantul 0,54%, lalu Gunungkidul 0,62%, dan Kota Jogja 0,42%.

"Setelah kembali normal pada Maret 2021 ke Maret 2022, kemiskinan di Kulonprogo mengalami penurunan cukup signifikan 1,93 persen; diikuti Gunungkidul 1,83 persen, Bantul 1,7 persen, Kota Jogja 1,07 persen, dan Sleman 0,9 persen. Pada waktu setelah Pandemi juga penurunan kemiskinan di Kulonprogo terjadi lebih cepat," katanya.

Baca Juga: Kemiskinan Jadi Kendala Masyarakat Kulonprogo Tak Punya Jamban Sehat

Kendati demikian, angka kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo saat ini yaitu 15,64% merupakan yang tertinggi di antara kabupaten/kota lain se-DIY.

"Walaupun kemiskinan di Kulonprogo masih paling tinggi di kabupaten/kota se-DIY yaitu 15,64 persen tapi sudah mendekati Gunungkidul 15,60 persen. Selisih 0,04 persen saja,” ucapnya.

Selain itu, apabila menilik dari jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kulonprogo justru nomor dua terendah dengan 70.735 jiwa. Sementara Kota Jogja ada 29.480, Sleman ada 97.500, Gunungkidul ada 122.820, dan Bantul 128.510. 

“Jadi kalau dari garis kemiskinan untuk pengeluaran warga per bulan untuk Kulonprogo itu Rp416.870 per kapita per bulan. Kalau jumlah ART [anggota rumah tangga] ada lima ya berarti Rp2.100.000. Penduduk dikatakan miskin kalau pengeluaran per kapita di bawah Rp416.870. Kalau yang ART ada lima bisa dikatakan miskin ya yang pengeluarannya di bawah Rp2.100.000,” lanjutnya.

Baca Juga: 10 Kampus di Jogja Turun Tangan Atasi Kemiskinan di Kulonprogo

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan angka kemiskinan di Kulonprogo memang sedari dulu tertinggi se-DIY. Namun akselerasi penurunan angka tersebut juga paling tinggi.

“Jadi garis kemiskinan ada P1 [kedalaman kemiskinan] dan P2 [keparahan kemiskinan]. Ini yang sebenarnya jadi pokok yang harus ditangani. Kalau membicarakan tingkat kedalaman itu maka deviasi antara masyarakat sekarang di tingkat kemiskinan dengan level garis kemiskinan cukup dalam. Ini perlu dilihat kondisi riil di lapangan. Kalau kita melihat bahwa ketika ungkitan ini agak susah berarti dia masuk ke kemiskinan ekstrem,” kata Made.

Made mengaku guna menurunkan angka kemiskinan, Pemkab Kulonprogo telah menggulirkan berbagai program seperti pelatihan, pendampingan, dan padat karya. Selain itu juga ada jaminan sosial ketenagakerjaan (jamsostek) dan kesehatan. Berkaitan dengan jamsostek, Kulonprogo menjadi daerah dengan jumlah penderes nira yang banyak. Sebab itu, APBD Kulonprogo perlu untuk dialokasikan guna pemberian jamsostek.

“Ketika bicara kemiskinan berarti bicara peluang kerja. Pemberian bantuan langsung dapat dilakukan nontunai. Kulonprogo kan punya banyak produk lokal. Itu kalau bisa belinya di lokal sehingga berdampak juga kepada produsen-produsen di Kulonprogo. Saling berdampak positif. Kulonprogo kan punya e-warong juga termasuk program bela-beli Kulonprogo," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Wacanakan Pembubaran Sejumlah Lembaga Negara, Demi Efisien Jalannya Pemerintahan

News
| Minggu, 12 Mei 2024, 19:47 WIB

Advertisement

alt

Unik, Ada Lampu Bangjo Khusus Unta di Tengah Gurun Pasir

Wisata
| Sabtu, 11 Mei 2024, 18:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement