Advertisement
Serapan Rendah, Petani Gunungkidul Diminta Segera Tebus Pupuk Bersubsidi
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan di Gunungkidul berharap ke petani segera menebus alokasi pupuk bersubsidi yang dimiliki. Hal ini tak lepas dari serapan yang belum optimal dikarenakan masih di kisaran 50% penyerapannya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, tahun ini mendapatkan jatah pupuk urea bersubsidi sebanyak 25.534 ton. Adapun realisasinya baru di kisaran 45,5% atau terserap sebanyak 10.712 ton.
Advertisement
Hal yang sama juga terlihat dari pupuk phonska. Tahun ini mendapat jatah sebanyak 12.102 ton, namun baru terserap 6.765 ton atau 55,9% dari kuota yang dimiliki.
BACA JUGA : Penyaluran Pupuk Subsidi di Bantul Baru Sekitar 50 Persen
“Masih banyak petani yang belum menebus,” kata Raharjo kepada wartawan, Selasa (21/11/2023).
Selain pupuk bersubsidi reguler, juga ada pupuk NPK formula khusus yang juga disubsidi pemerintah. Pupuk jenis khusus ini diperuntukan bagi petani kakao.
Hanya saja, sambung Raharjo, hingga sekarang juga belum ada realisasi penggunaan. “Sudah dua tahun berjalan. Tapi, sekarang realsiasinya juga belum ada,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi mengatakan ada banyak faktor yang membuat penyerapan pupuk bersubsidi belum maksimal. Menurut dia, salah satunya dikarenakan hujan belum turun secara penuh sehingga petani masih enggan menebusnya. “Mungkin masih menunggu hujan turun,” katanya.
Dia memprediksi, penyerapan pupuk subsidi akan tinggi pada awal hingga Desember. Selain sudah memasuki musim hujan, di bulan ini juga menjadi masa pemupukan awal di tanam pertama di musim penghujan.
“Untuk stok tidak ada masalah. Yang jelas, saat petani membutuhkan sudah ada karena alokasinya masih banyak,” katanya.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Asar Jajang Riyanti mengatakan, terus melakukan pemantauan terhadap stok pupuk di pasaran. Beberapa waktu lalu mengadakan inspeksi mendadak ke kios penyalur pupuk bersubsidi di Gunungkidul.
Kegiatan ini dilakukan untuk memantau harga jual di pasaran. Adapun lokasinya berada di Kapanewon Ronkop, Patuk, Playen dan Girisubo. “Pemantauan untuk memastikan harga jual tidak melebihi harga eceran tertinggi dari Pemerintah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kasus Covid-19 di Singapura Meningkat 2 Kali Lipat dalam Sepekan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement