Advertisement

Pekan Budaya Difabel 2023. Bangkitkan Wisata Desa Sumberharjo

Media Digital
Senin, 27 November 2023 - 22:52 WIB
Maya Herawati
Pekan Budaya Difabel 2023.  Bangkitkan Wisata Desa Sumberharjo Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi (empat dari kiri) saat mengikuti pelaksanaan Pekan Budaya Difabel (PBD) Ke-5 di Rumah Domes Sengir, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan, Sleman, Senin (27/11/2023). - Harian Jogja - Abdul Hamid Razak

Advertisement

SLEMAN—Pekan Budaya Difabel (PBD) Ke-5 tahun ini digelar di Rumah Domes Sengir, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan, Sleman.

Kegiatan yang diinisiasi Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY ini berlangsung mulai 27 November-3 Desember 2023. PBD 2023 diharapkan menjadi perayaan berkarya kalangan difabel yang mendapat apresiasi dan perhatian dari masyarakat.

Advertisement

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan PBD telah dilaksanakan Disbud DIY sejak 2019 lalu. Pada 2020 hingga 2021, PBD digelar di Kota Jogja meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19. Kemudian, PBD 2022 dilaksanakan di Imogiri, Bantul, dan PBD 2023 atau gelaran kelima tahun ini dilaksanakan di Desa Wisata Rumah Domes. "Pemilihan lokasi ini sebagai salah satu upaya membangkitkan kembali geliat wisata Desa Sumberharjo dan PBD kali ini bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat, khususnya di seputar Sumberharjo," kata Lakshmi saat membuka kegiatan.

Pada PBD 2023, Dinas Kebudayaan DIY mengangkat tema Obah Mamah Mingset Greget. Selama sepekan, PBD diharapkan mampu menjadi magnet bagi masyarakat untuk berkunjung. Hal ini sesuai harapan agar PBD memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.

"PBD 2023 digelar seiring dengan kebijakan Pemda DIY terkait Jogja inklusi. Secara umum PBD merupakan ajang unjuk diri dan peningkatan kapasitas untuk kalangan difabel," katanya.

Adapun rangkaian kegiatan PBD 2023 dimulai sejak pra-acara berupa mural rumah domes, melukis bersama maestro Nasirun, workshop bahasa isyarat, pengenalan disabilitas, pengolahan sampah, dan Terapi Moekti Seni Rupa. Kegiatan dilanjutkan dengan pentas seni inklusi, pasar inklusi, pameran karya baik lukisan dan sastra audio, serta pemutaran film.

PBD kali ini juga dimeriahkan banyak kelompok seni inklusi dan komunitas difabel. Selain itu, keterlibatan berbagai komunitas lainnya maupun warga setempat ikut menyemarakkan pekan budaya ini.

Digelar Bergilir

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni, Dinas Kebudayaan DIY, Yuliani Eni Lestari Rahayu, menyatakan sejak penyelenggaraan keempat, PBD sudah hadir di tengah masyarakat dan akan dilaksanakan bergiliran ke kabupaten/kota se-DIY.

Dalam festival ini, dipamerkan karya seni dan budaya hasil kreativitas para difabel. Seusai PBD, dia berharap kegiatan difabel tetap diikuti dengan pelaksanaan program-program berkelanjutan. Apalagi Sumberharjo memiliki banyak potensi seperti sanggar budaya, Omah Domes, bregodo, reog, tari klasik, karawitan, ketoprak, hadrah, dan sholawat jawa.

Potensi lainnya adalah kerajinan bambu, pengolahan sampah serta potensi kuliner seperti manggleng, kripik jagung, dan iwak pitik. Ketika PBD hadir di tengah masyarakat, katanya, hal itu memberikan pelajaran bagi kalangan difabel untuk berinteraksi dengan masyarakat. Sebaliknya, masyarakat tahu bagaimana cara menghargai difabel.

"Kami ingin menjadikan PBD ini menjadi ajang seni budaya yang sangat istimewa karena tidak hanya melibatkan difabel tetapi kita semua," ungkapnya.

BACA JUGA: Mahfud MD dan Prabowo Cuti Kampanye Pemilu 2024, Presiden Jokowi Sudah Beri Izin

Disbud DIY juga akan terus memfasilitasi pelaksanaan program ini agar tetap digelar pada 2024. "Kami pilih pelaksanaan di pengujung tahun karena bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember," ujarnya.

Ketua PBD Broto Wijayanto menjelaskan tema yang diangkat bertujuan untuk menunjukkan rangkaian perjalanan dari tema-tema PBD sebelumnya. Termasuk pemilihan tempat membawa misi untuk memperkenalkan lebih dekat pada khalayak serta menambah nilai ekonomi masyarakat setempat. "Penyelenggaraan PBD dari tahun ke tahun terus dibenahi dan dikembangkan seperti awal inisiasi untuk mengembangkan nilai-nilai inklusivitas. Membangun kebersamaan masyarakat difabel dengan masyarakat luas lainnya. Aspek kebermanfaatan atas penyelenggaraan pekan budaya ini menjadi fokus utama," katanya.

Ketua Pokdarwis Rumah Domes Sumberharjo Prambanan, Andi Purnawan, mengatakan pelaksanaan PBD 2023 di lokasi tersebut merupakan sebuah anugerah di saat masyarakat bangkit dari keterpurukan setelah pandemi. "Kami berharap bisa mengenalkan kembali potensi yang ada di Sumberharjo. Apalagi di sini ada sekitar 20 difabel yang terdata dan diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi warga," katanya.

Ke depan, kata Andi, destinasi wisata Rumah Domes akan dijadikan sebagai lokasi wisata inklusi yang ramah bagi difabel. Dari gelaran PBD 2023, masyarakat khususnya kalangan difabel dikenalkan banyak hal seperti pentas seni dan kebudayaan, gelar karya dan pemasaran potensi UMKM difabel.

"Jadi ini bisa menjadi rencana pengembangan wisata edukasi ke depan khususnya bagi kalangan difabel. Kami ingin memberikan ruang yang luas bagi kalangan difabel untuk terus bisa berkarya," kata Andi. (***)

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Semeru Alami 6 Kali Letusan Pagi Ini

News
| Sabtu, 18 Mei 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement