Advertisement

Pemberdayaan Masyarakat di Sleman Dinilai Mampu Turunkan Angka Kemiskinan

Catur Dwi Janati
Jum'at, 01 Desember 2023 - 20:57 WIB
Mediani Dyah Natalia
Pemberdayaan Masyarakat di Sleman Dinilai Mampu Turunkan Angka Kemiskinan Kemiskinan - ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Skema bantuan langsung dan bantuan pemberdayaan dinilai jadi penyebab turunnya angka kemiskinan di Sleman. 

Kepala Dinas Sosial Sleman, Mustadi menerangkan bila Dinsos memiliki database kemiskinan. Database kemiskinan ini disusun berdasarkan tahapan musyawarah di Padukuhan. 

Advertisement

Data awal dari Dinsos selanjutnya dilihat tim Padukuhan akan dicocokkan. Mana saja warganya yang masih dalam kategori miskin atau berada dalam kategori mampu.

"Secara umum kemiskinan kita turun. Sekarang [2022] itu kita sudah 7,74 persen, dulu [2021] kan 8,64 persen," kata Mustadi dikutip pada Jumat (1/12/2023).  

Baca Juga: Kemiskinan di DIY Berangsur-angsur Menurun, Ini Datanya

Menurutnya, tren penurunan angka kemiskinan di Sleman dapat dipicu adanya pemberdayaan Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Tidak hanya diberi bantuan tunai ataupun non-tunai, para KPM diberi pendampingan agar berdaya dan mampu mentas dari kemiskinan. 

"Jadi KPM kita itu dilatih, kemudian punya kegiatan ekonomi produktif. Kemudian kita juga berikan bantuan modalnya," ungkap Mustadi. 

Mustadi menyontohkan setelah menggelar pelatihan boga, peserta pelatihan juga diberi suntikan bantuan untuk membeli alat keperluan masaknya. Sehingga tidak hanya mendapat materi dan praktik boga, stimulus usahanya pun diberikan untuk memberi alat. 

Duet dua skema ini, skema bantuan langsung dan bantuan pemberdayaan dinilai memicu turunnya angka kemiskinan. Sehingga KPM tidak hanya dapat bantuan untuk mencukupi kebutuhan hariannya namun juga didorong utnuk berdaya lewat sejumlah dengan pemberdayaan. 

Baca Juga: Angka Kemiskinan Bantul: Penduduk Miskin Turun 1.620 Orang di 2023

Di sisi lain skema ini turut terbantu lewat pemulihan ekonomi pasca pandemi. Mulai normalnya berbagai sektor ekonomi membuat peluang usaha meningkat juga membuka keran lowongan pekerjaan. 

"UKM kita juga perkembangannya bagus. Saya kira itu setelah pandemi masyarakatnya semangat. Peluangnya sekarang sudah hampir kembali," tandasnya. 

Pada Juli lalu, Wakil Bupati Sleman,  Danang Maharsa yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Sleman menilai perhatian terhadap masyarakat miskin tidak dapat dilakukan hanya lewat bantuan yang bersifat materi saja. Pendampingan dan edukasi agar masyarakat miskin termotivasi untuk mandiri secara ekonomi juga perlu dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan. 

Baca Juga: Sultan Targetkan Kemiskinan Ekstrem di DIY Tuntas di 2025

Apabila bentuk bantuan yang diberikan hanya berwujud bantuan sosial, dikhawatirkan hal ini akan membuat masyarakat ketergantungan tanpa upaya untuk mandiri. "Kalau bantuannya hanya bantuan sosial, masyarakat akan ketergantungan. Maka masyarakat miskin ini harus didampingi agar mandiri secara ekonomi, salah satunya melalui UMKM," tuturnya.

Danang berpandangan jika salah satu upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan memperbaiki mental dari masyarakat serta peran aktif dari pemerintah. Dia mengatakan pendampingan terhadap masyarakat miskin perlu dilakukan hingga mereka mampu mandiri secara ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Program Makan Siang Gratis Diharapkan Tidak Semua Dibiayai APBN

News
| Senin, 13 Mei 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Unik, Ada Lampu Bangjo Khusus Unta di Tengah Gurun Pasir

Wisata
| Sabtu, 11 Mei 2024, 18:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement