Advertisement
Sepanjang 2023, BNNK Bantul Merehabilitasi 162 Orang Pengguna Narkoba
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—BNN Kabupaten Bantul mengklaim pada 2023 sebanyak 162 orang telah menjalani rehabilitasi di Klinik Pratama Abhiparaya BNNK Bantul. Selain itu ada 10 orang menjalani rehabilitasi di unit intervensi berbasis masyarakat.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala BNNK Bantul Arfin Munajah di Kantor BNNK Bantul, Kamis (21/12/2023). Meski cukup banyak orang menjalani rehabilitasi namun, Arfin tidak mengungkapkan detail mengenai jenis narkoba yang digunakan.
Advertisement
"Untuk faktor yang membuat mereka menggunakan narkoba adalah keluarga," ungkapnya.
Menurutnya, layanan rehabilitasi pada pecandu narkotika telah berhasil meningkatkan kualitas hidup mantan pecandu narkotika. Indikatornya adalah Indeks Kepuasan Penerima Layanan Rehabilitasi (IKM) pada fasilitas rehabilitasi BNN di 2023 mencapai 3,95.
Hasil itu masuk pada Kategori IKM 3.533-4.000 yang dinilai sangat baik.
"Artinya ini melebihi target yang ditetapkan yaitu 3.3," jelasnya.
Sementara indikator kedua, kata Arfin adalah persentase penyalahguna dan pecandu narkotika yang mengalami peningkatan kualitas hidup usai menjalani rehabilitasi. Adapun penghitungan untuk peningkatan kualitas dihitung lewat pengukuran instrumen Whoqol (Who Quality Of Life) pada empat hal yakni fisik (85,27%), psikologis 86,05 persen, sosial 72.87 persen, dan lingkungan 85.27 persen. “Padahal targer kami hanya 50 persen," papar Arfin.
Pengungkapan
BNN Bantul, menurut Arfin juga mengungkap satu sindikat jaringan narkotika pada 2023, yakni jaringan sabu-sabu pada 22 Agustus 2023 dengan dua barang bukti, di Padukuhan Soragan, Kalurahan Ngestiharjo, Kasihan. Adapun modus operandi dari jaringan tersebut sebagai kurir dan melakukan transaksi dengan cara COD.
BACA JUGA: Pil Koplo di Pantai Parangtritis Dijual Rp30.000, BNNK Bantul: Kami Tangkap
Selain itu, Arfin mengungkapkan pihaknya menangkap sembilan orang pelaku sepanjang 2023. Dari sembilan itu, lima orang di antaranya merupakan penyalahguna narkotika jenis sabu, tiga orang penyalahguna tembakau gorila, dan satu orang penyalahguna narkotika jenis ganja.
"Mereka berusia 21-52 tahun," jelas Arfin.
Dikatakan Arfi, sejak pandemi Covid-19, kasus narkotika di Bantul perlahan mulai merangkak naik. Sejauh ini ada dua kasus besar di Bantul yang terhadi dalam tiga tahun terakhir. Pertama, pabrik psikotropika terbesar se-Asia Tenggara di Ngestiharjo,, Kasihan, Bantul. Kedua, pada tahun ini ada kasus produsen keripik pisang yang mengandung narkotika di Potorono dan Baturetno, Banguntapan.
"Pelaku juga menjual happy water, yakni cairan untuk rokok elektrik atau vapor. Pelaku bukan penduduk asli Bantul. Untuk itu kami selalu ingatkan untuk berhati-hati, karena rumah kontrakan dan indekos itu juga sangat rentan terhadap pemakaian serta peredaran narkoba,” ungkap Arfin.
Untuk urusan pencegahan, Arfin memaparkan pihaknya melaksanakan program suluh keliling setiap hari Rabu di tempat-tempat umum. Jawatannya juga masuk ke sekolah dengan menjadi insptektur upacara. "Kami juga optimalkan keberadaan desa bersinar yang ada," ucap Arfin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Operasional KRL Jogja Solo Ditambah Jadi 30 Perjalanan
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Sultan Jogja Optimistis Persoalan Sampah di DIY Akan Segera Berakhir
- Persoalan Sampah Dikhawatirkan Berdampak ke Citra Pariwisata Jogja
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Rabu 8 Mei 2024: DIY Panas Terik!
- Sultan Jogja Ingatkan Abdi Dalem Harus Jadi Penjaga Budaya
- Jadwal Pemadaman Listrik Rabu 8 Mei 2024 Jogja dan Sekitarnya, Cek Lokasinya!
Advertisement
Advertisement