Advertisement

Kalangan Heteroseksual Jadi Pengidap HIV/AIDS Terbanyak di Gunungkidul

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 29 Desember 2023 - 20:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kalangan Heteroseksual Jadi Pengidap HIV/AIDS Terbanyak di Gunungkidul HIV/AIDS - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mengungkap kasus HIV/AIDS banyak diidap oleh kalangan faktor risiko heteroseksual. Dari sisi kewilayahan, mayoritas Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) berada di Kapanewon Wonosari.

Tenaga Teknis Program HIV Seksi Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gunungkidul, Ayu Mursidi mengatakan kalangan heteroseksual menjadi pihak yang lebih banyak mengidap HIV/AIDS. “Kalau melihat dari jenis kelamin, secara kumulatif laki-laki lebih banyak mengidap HIV/AIDS,” kata Ayu ditemui di kantornya, Kamis (28/12/2023).

Advertisement

Ayu menambahkan jumlah kasus HIV sejak 2006 mencapai 663 orang. Sedangkan kasus AIDS ada 306 orang. Apabila melihat jumlah kasus 2023 sampai bulan September, kasus HIV ada 47 orang dan AIDS ada lima orang.

Dari jumlah kumulatif, kebanyakan kasus berada di Kapanewon Wonosari dengan jumlah HIV 37 dan AIDS 25. Sementara itu Kapanewon Paliyan menjadi wilayah dengan kasus HIV paling sedikit sebanyak tiga orang tanpa kasus AIDS. Dari angka kumulatif, laki-laki menjadi pihak yang banyak mengidap HIV/AIDS sebanyak 56%, sedangkan perempuan 44%.

Baca Juga

Kasus Baru HIV di Jogja Landai, Dinas Kesehatan Mengintensifkan Pencegahan

Dinkes Kulonprogo Catat 40 Kasus Baru HIV, Mayoritas Laki-laki

Ratusan Warga Gunungkidul Meninggal Dunia Akibat Terjangkit HIV-Aids

Dinkes juga memetakan populasi kunci per tiga tahun. Hasil pemetaan populasi kunci terbaru tahun 2022 di Kabupaten Gunungkidul mencapai 228 orang. Populasi kunci adalah kelompok yang berpotensi menyebarkan virus HIV.

Lebih jauh, Ayu menjelaskan guna mencegah peningkatan kasus, Dinkes setiap tahun melakukan visting mobile dan sosialisasi seperti di Kawasan Pantai. Sasaran skrining salah satunya pekerja karaoke. Selain itu, Dinkes telah menandatangani nota kesepahaman dengan tiga lembaga pemasyarakat di Gunungkidul.

“Dari Puskesmas Wonosari II rutin melakukan skrining di tiga lembaga pemasyarakatan [lapas] di Gunungkidul; lapas laki-laki, perempuan, dan anak,” katanya.

Raperda Penanggulangan

Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Heri Nugroho mengatakan DPRD Gunungkidul selesai membahas Raperda Penanggulangan HIV/AIDS tahun 2023. “Pekan kemarin sudah selesai [membahas Raperda HIV/AIDS],” kata Heri.

Raperda tersebut mengatur mengenai program skrining HIV. Saat ini, program tersebut baru besifat sukarela dan inisiatif petugas kesehatan. Dengan adanya Perda tersebut, faktor-faktor risiko wajib dilakukan skrining.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Viral Pengasuh Terpaksa Rawat Balita Tanpa Gaji Setelah Orang Tua Kabur Bawa Pinjaman

News
| Sabtu, 11 Mei 2024, 18:37 WIB

Advertisement

alt

Hanya 85 Meter, Ini Perbatasan Negara Terkecil di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement