Advertisement

Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Sleman Gagal Tanam

David Kurniawan
Kamis, 04 Januari 2024 - 15:07 WIB
Maya Herawati
Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Sleman Gagal Tanam Pertanian / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Musim hujan yang sempat menghilang DIY berpengaruh terhadap aktivitas pertanian di Sleman. Target luas tanam padi yang ada belum sesuai harapan.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan, di awal musim penghujan atau akhir 2023 ada target penanaman padi seluas 16.000 hektare. Namun demikian, hingga awal 2024 jumlah tersebut belum terealisasi.

Advertisement

Hal ini dikarenakan luas tanam yang terealisasi baru sekitar 8.500 hektare. Adapun sisanya sebanyak 7.500 hektare belum bisa ditanam.

Permasalahan ini diduga karena kekurangan air untuk perawatan. Terlebih lagi, sambung dia, hujan sempat menghilang di wilayah Sleman sehingga berpengaruh terhadap proses penanaman.

BACA JUGA: Sepekan ke Depan DIY Diprediksi Dilanda Cuaca Ekstrem, Ini Pemicunya

“Jadi mundur, padahal sudah ada yang membuat benih  yang disemai. Tapi, tidak jadi ditanam karena kekurangan air,” katanya kepada wartawan, Kamis (4/1/2024).

Menurut Siti, sudah ada pemantauan dan mundurnya masa tana mini terjadi di beberapa titik di Kapanewon Prambanan, Mlati hingga wilayah Sleman bagian barat. “Tentunya kondisi ini akan berpengaruh pada mundurnya masa panen. Tapi, harapannya bisa tetap lancar sehingga hasilnya tetap bisa dioptimalkan,” katanya.

Ia mengakui, saat sekarang sudah mulai turun hujan sehingga dapat dimanfaatkan para petani untuk persiapan masa tanam yang baru. “Harus cepat digarap untuk memenuhi target tanam yang sempat mundur karena kemarau panjang,” katanya.

Sebelumnya, salah seorang petani di Kalurahan Tambakrejo, Tempel, Sleman, Fauzan mengatakan, di akhir November para petani di wilayahnya sempat senang karena hujan sudan turun. Upaya persiapan masa tanam mulai dilakukan dengan menyemai benih padi.

Namun memasuki pertengahan hingga akhir Desember hujan menghilang. Kondisi ini berdampak terhadap tanaman yang dimiliki petani.

Menurut dia, masa tanam kali ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, di akhir tahun sudah ditanam, tetapi sekarang masih dalam proses penyiapan lahan. “Ketiadaan hujan sangat berpengaruh. Beruntungnya masih ada aliran air dari Kali Jalakan untuk mengolah lahan, meski harus berbagi dengan petani lain,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

SYL Bebani Anak Buah di Kementan Rp800 Juta untuk Jalan-jalan ke Brasil dan AS

News
| Rabu, 08 Mei 2024, 18:27 WIB

Advertisement

alt

Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga

Wisata
| Senin, 06 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement