Advertisement
Tahun Ini, Pemkab Sleman Tak Naikkan Target Kunjungan Wisata, Ternyata Ini Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada di 2024 diprediksi bakal berdampak negatif pada kunjungan wisata. Itulah sebabnya, untuk tahun ini, Pemkab Sleman memilih tidak menaikkan target kunjungan wisata. Untuk tahun ini, target yang mereka patok adalah sama dengan 2023, yakni sebanyak 7 juta pengunjung.
Kepala Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata Sleman, Kus Endarto mengatakan, penyelenggaraan wisata di 2023 berjalan dengan baik. Pasalnya, dari target kunjungan sebanyak tujuh juta orang, tercapai sekitar 7,7 juta.
Advertisement
Meski demikian, target kunjungan wisata di 2024 tidak mengalami perubahan karena target masih sama dengan di 2023. “Target kami tetap tujuh juta pengunjung yang datang di tahun ini,” kata Kus Endarto kepada wartawan, Jumat (5/1/2024).
Dia menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat target kunjungan tidak berubah dalam dua tahun terakhir. Faktor pertama adanya kegiatan pemilu dan pilkada diperkirakan akan memengaruhi Tingkat kunjungan pariwisata.
Di sisi lain, juga ada pembangunan jalan tol, status terkini Gunung Merapi yang masih fluktuatif juga akan berpengaruh. Adapun jumlah libur nasional dan cuti bersama tahun ini sebanyak 27 hari sudah diperhitungkan dengan seksama sehingga target kunjungan tidak berubah, sama seperti di 2023. “Kami optimistis target ini bisa terlampaui seperti yang terjadi tahun lalu,” ungkapnya.
Meski target kunjungan tidak naik, namun ia menyakini bisa memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian. Sebagai contoh, untuk perputaran uang diharapkan ada belanja di kisaran Rp1,4-1,6 juta bagi wisatawan Nusantara dan US$300-US$350 untuk turis asing. “Untuk lama tinggal, kami targetkan 1,75-1,90 hari bagi wisatawan Nusantara dan turis asing selama 2,1-2,25 hari,” katanya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo berharap sektor wisata di Sleman bisa terus tumbuh. Ia menginginkan adanya upaya pemerataan sehingga kunjungat tidak terfokus di sisi timur seperti Prambanan dan Cangkringan.
BACA JUGA: Luar Biasa! Angka Kunjungan Wisatawan saat Libur Nataru di Sleman Tembus 165% dari Target
Oleh karena itu, dia mengakui terus mendorong pengembangan sektor wisata baru, khususnya di sektor barat. Menurut dia, keberadan wisata alternatif ini sangat penting karena bisa memberikan pengalaman baru.
Dia mencontohkan, destinasi wisata alternatif yang dikembangkan adalah Desa Wisata Cibuk Kidul di Kalurahan Margoluwih, Seyegan, Sleman. Menurut Kustini, di tempat ini sudah ada kelompok Masyarakat yang menggelolanya dengan keunggulan pemandangan alam pedesaan dan dilengkapi dengan wahana atraksi seperti kereta minim, kolam perikanan hingga laboratorium mina padi sebagai tembat wisata edukasi.
Menurut dia, pengembangan wisata berbasis Masyarakat dapat memberikan dampak yang positif, khususnya untuk upaya mendorong kesejahteraan. “Keberadaan destinasi ini juga untuk menghidupkan wisata di Sleman barat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Banjir Bandang di Sumbar, Basarnas Laporkan Korban Meninggal Capai 43 Orang
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Liburan Usai, Berikut Jadwal KRL Jogja Solo Per Senin 13 Mei 2024, dari Stasiun Tugu
- Jadwal KRL Solo Jogja Awal Pekan Ini 13 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Palur
- Jadwal KA Bandara YIA Per Senin 13 Mei 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal KA Prameks Jogja Kutoarjo Senin 13 Mei 2024
- Prakiraan Cuaca Hari Ini Senin 13 Mei 2024, Langit DIY Berawan
Advertisement
Advertisement