Advertisement

11 Orang Meninggal Karena Leptospirosis di Bantul Sepanjang 2023, Kenali Gejalanya

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 11 Januari 2024 - 13:07 WIB
Ujang Hasanudin
11 Orang Meninggal Karena Leptospirosis di Bantul Sepanjang 2023, Kenali Gejalanya Ilustrasi leptospirosis. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiyantara menyampaikan  jumlah kasus leptospirosis tahun 2023 lebih tinggi daripada tahun 2022. Dinas Kesehatan (Dineks) Bantul mengimbau agar masyarakat mewaspadai penularannya. 

“Penyakit leptospirosis tahun 2023 kasus ini cukup banyak kita jumpai. Penyakit yang disebabkan oleh kuman yang disebabkan oleh air kencing tikus,” ujarnya Kamis (11/1/2024). 

Advertisement

Berdasarkan data Dinkes Bantul tahun 2023 ada 168 kasus leptospirosis dengan 11 orang diantaranya meninggal dunia. Sementara jumlah kasus leptospirosis tahun 2022 ada 137 kasus, dengan 4 orang diantaranya meninggal dunia. 

Agus mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit tersebut. 

“Masyarakat harus waspada terhadap genangan air, di tempat yang berpotensi menjadi sarang tikus. Masyarakat [dapat] menggunakan alas kaki, agar tidak terkena kuman leptospira,” imbuhnya. 

Beberapa gejala penyakit tersebut yang perlu diwaspadai masyarakat antara lain demam, mual, sakit kepala, diare, mata merah, dan nyeri otot. Dia pun meminta masyarakat yang mengalami gejala tersebut agar dapat memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat. 

“Kalau ada gejala seperti itu bisa segera ke fasyankes terdekat, segera diperiksa, dipastikan sakitnya apa,” katanya.

BACA JUGA: Kasus Leptospirosis Bantul Melonjak Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

BACA JUGA: Selama 2022, Empat Warga Bantul Meninggal karena Leptospirosis

Menurutnya apabila penyakit tersebut ditemukan pada fase awal dengan gejala yang masih ringan maka upaya pengobatan penyakit tersebut lebih mudah untuk dilakukan. 

“Kalau ditemukan pada fase awal lebih mudah untuk disembuhkan, jangan sampai ke fasyankes dalam kondisi berat, penurunan kesadaran dan sebagainya atau ada kesulitan buang air kecil yang sudah berat, berarti kan sudah ada gangguan sampai ke ginjalnya,” katanya. 

Dia pun berharap agar masyarakat segera memeriksakan diri sebelum mengalami gejala berat. Karena menurutnya beberapa penderita penyakit tersebut yang meninggal disebabkan karena terlambat mendapatkan akses ke fasyankes. 

Dinkes Bantul pun telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di tiap kapanewon untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut. Dia berharap kepedulian masyarakat mengenai penyebaran penyakit tersebut semakin meningkat, sehingga penularan penyakit tersebut dapat ditekan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Bakal Susun Kursi Menteri hingga 40, Gerindra Membantah

News
| Kamis, 09 Mei 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja Versi Mahasiswa, Cek Tempatnya

Wisata
| Kamis, 09 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement