Advertisement

Kedungwanglu Gunungkidul Diterjang Banjir akibat Badai Anggrek, Sebagian Warga Terisolasi

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 19 Januari 2024 - 15:52 WIB
Budi Cahyana
Kedungwanglu Gunungkidul Diterjang Banjir akibat Badai Anggrek, Sebagian Warga Terisolasi Jembatan crossway di Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoco, Playen, Gunungkidul tenggelam akibat banjir yang sejak pukul 03.00 WIB pada Jumat (19/1/2024). Banjir disebabkan hujan terus-menerus yang dipicu Badai Tropis Anggrek. - istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoco, Playen, Gunungkidul, diterjang banjir akibat hujan terus-menerus imbas dari Badai Tropis Anggrek pada Jumat (19/1/2024) sekitar pukul 03.30 WIB. Banjir tersebut sempat memutus akses karena jembatan crossway yang membelah padukuhan tersebut tidak dapat dilewati.

Warga Kedungwanglu, Munadzar Abror, mengatakan banjir tahunan tersebut sempat menenggelamkan jembatan crossway. Elevasi air tersebut menyentuh 1 meter. Namun saat ini air mulai surut dan warga sudah bisa menyeberang. Munadzar menerangkan jembatan tersebut membelah satu dusun menjadi dua bagian. Air yang meluap berasal dari Sungai Prambutan dari sisi timur dan bermuara di Sungai Oya di barat padukuhan.

Advertisement

“Jembatan crossway ini berupa cor. Memang tidak ada pengaman [di sisi kiri-kanan]. Kalau, banjir kayu-kayu bisa tertahan. Pas banjir saja tinggi air bisa sedada orang dewasa,” kata Munadzar dihubungi, Jumat (19/1/2024).

BACA JUGA: Pohon Beringin Timpa Minibus di Wonogiri, 2 Pelajar Terluka

Dia menjelaskan sebagaian besar warga bertempat tinggal di sisi utara Sungai Prambutan. Jembatan itu menjadi satu-satunya akses yang dapat dilewati. Apabila jembatan itu terendam, ada sebagian wilayah yang terisolasi. “Warga sudah hapal kalau ketinggian air sekian maka tidak berani menyeberang,” katanya.

Selain banjir, hujan deras yang terjadi semalaman menyebabkan pohon tumbang dan talut rumah longsor. Koordinator SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono mengatakan teras rumah seorang warga Padukuhan Sumuran, Kalurahan Kemadang, Tanjungsari hancur akibat talud rumah tidak dapat menahan beban.

“Talut rumah milik Irwan Trianto longsor karena tidak kuat menahan beban bangunan teras rumah. Sebabnnya hujan lebat. Terjadinya hari ini jam 06.00 WIB,” kata Marjono.

BACA JUGA: Ada Badai Anggrek, Cempaka, Dahlia, Ini Penyebab Siklon Tropis Diberi Nama Bunga

Marjono menambahkan longsoran tersebut juga menutup sebagian bahu jalan menuju Pantai Baron. Dia mengaku SAR dan warga telah bergotong royong membuka jalan tertutup longsoran tersebut menggunakan angkong dan cangkul sekop.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja meminta masyarakat DIY mewaspadai hujan sedang hingga lebat akibat Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Kepala Stasiun Meteorologi Jogja Warjono mengatakan hujan sedang hingga lebat berpotensi mengguyur DIY selama tiga hari mulai 17 hingga 19 Januari 2024. “Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi adanya Badai Tropis Anggrek di Samudra Hindia, barat daya Bengkulu,” katanya.

BACA JUGA: DIY Dilanda Cuaca Ekstrem hingga Sepekan ke Depan, Ternyata Ini Pemicunya

Selain Badai Tropis Anggrek, terdeteksi pula tekanan udara rendah di Australia. Ini ditunjukkan dengan adanya pola angin baratan (Monsoon Asia) yang mendominasi wilayah Jawa pada umumnya dan DIY khususnya.

Pola angin itu bertiup dari arah Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan berkisar 20-40 kilometer per jam.

Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), juga terpantau di kuadran empat didukung adanya pertemuan arus angin di wilayah Jawa. Berdasarkan hasil analisis terkini dari profil vertikal,kelembapan udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5-5,5 km berkisar antara 70-95 persen (basah), yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY bagian utara-tengah pada siang-malam hari.

BMKG memperkirakan pada 17 Januari 2024 hujan sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Kulonprogo, dan Bantul bagian utara.

Berikutnya pada 18 Januari 2024 potensi serupa muncul di Sleman, Kulonprogo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara. Kemudian pada 19 Januari 2024 potensi hujan muncul di Sleman, Kulonprogo bagian Utara-Tengah, dan Gunungkidul bagian Utara.

BMKG sudah mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk menghadapi dampak Siklon Tropis Anggrek dan Bibit Siklon 99S yang tumbuh di Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menyatakan adanya potensi hujan lebat dari dua fenomena tersebut, di samping fenomena regional yang terjadi sepekan mendatang.

“Mencermati perkembangan dinamika atmosfer lain selain sistem Siklon Tropis Anggrek dan Bibit Siklon 99S, dapat diidentifikasi adanya fenomena lain yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, yaitu Madden Jullian Oscillation (MJO) yang mulai aktif di wilayah Indonesia dan disertai dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Wave, selain itu penguatan aliran Monsun Asia Musim Dingin cukup berkontribusi juga untuk memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan," kata Guswanto.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Ancam Jogja, BPBD Pastikan Alat Pemantau Bekerja Maksimal

Potensi hujan lebat pada periode 16-18 Januari 2024 yakni Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua.

Kemudian potensi hujan lebat pada periode 19-22 Januari 2024 di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

BMKG mengimbau masyarakat untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak, menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya, mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

UKT Mahal, Puluhan Calon Mahasiswa di Riau Terancam Batal Kuliah Ini Kata Kemendikbud

News
| Selasa, 21 Mei 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement