Advertisement
31 Baduta di Mergangsan Potensi Stunting, Pemkot Jogja Gulirkan Bantuan Mpasi
Advertisement
Harianjogja.com, MERGANGSAN—Puskesmas Mergangsan mencatat sebanyak 31 bayi bawah dua tahun (baduta) berpotensi mengalami stunting. Salah satunya terlihat dari berat badan yang di bawah standar atau under weight.
Kepala Puskesmas Mergangsan Risa Dhiana Permanasari menyebut, ke 31 baduta potensi stunting itu tersebar di 3 kelurahan. "12 anak dari Brontokusuman, 9 dari Keparakan, dan 10 dari Wirogunan," katanya saat ditemui di Puskesmas Mergangsan, Jumat (26/1/2024).
Advertisement
Untuk mencegah agar tak terjadi stunting, pihaknya rutin melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) yang diambil dari bantuan operasional kesehatan (BOK). Selain itu, validasi data stunting juga rutin dilaksanakan. Ini untuk memastikan sekaligus memantau baduta yang berpotensi mengalami stunting. Risa mengatakan, orang tua terkadang tak hadir saat puskesmas melaksanakan validasi data stunting. Untuk itu, pihaknya menerjunkan tim untuk door to door.
"Yang melakukan kunjungan adalah tim dokter, nutrisionis, perawat, sanitarian, psikolog, maupun dari promkes. Di mana kami melakukan validasi di rumah dan sekalian melihat kualitas airnya di rumah tersebut dan lingkungan," jelasnya.
Baca Juga
Angka Stunting di DIY Tahun Ini Ditarget Turun Menjadi 14 Persen, Ini Strategi yang Dilakukan
Ratusan Tenaga Kesehatan Kota Jogja Dapat Edukasi soal Stunting
DP3AP2KB Beberkan Penyebab Stunting di Kota Jogja
Sementara, Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo turut memberi perhatian khusus pada 31 baduta yang berpotensi mengalami stunting di Kemantren Mergangsan. Diwujudkan dalam bentuk pemberian makanan pendamping ASI. Singgih mengatakan, bantuan ini merupakan implementasi program CSR yang diberikan oleh klub bola PSIM.
"Ini komitmen bersama stakeholder, bagian dari perhatian, kami berusaha aksi untuk diteruskan," kata Singgih.
Dia menambahkan makanan pendamping ASI ini akan diberikan selama 6 pekan ke depan. Puskesmas Mergangsan selanjutnya akan melakukan pemantauan setiap dua minggu sekali. Dia berharap, bantuan ini bisa terus menekan angka stunting di Kota Jogja, meski saat ini prevalensi stunting telah di bawah rata-rata nasional yakni 11,76 persen per Desember 2023.
"Walaupun sudah kategori hijau, tingkatan rendah kami punya komitmen 2024 zero stunting," ungkap Singgih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Prabowo Wacanakan Pembubaran Sejumlah Lembaga Negara, Demi Efisien Jalannya Pemerintahan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Ramalan Cuaca BMKG Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, Sleman dan Kota Jogja Hujan Ringan
- Ini Jalur Trans Jogja Menuju Malioboro, Monjali, hingga Tamansari
- Rute dan Tarif Damri ke Bandara YIA Kulonprogo
- Cuaca di Arab Saudi Panas, Menag Minta Jemaah Calon Haji Jaga Kondisi Fisik
Advertisement
Advertisement