Advertisement

Terbukti Efektif Menekan DBD, Begini Sejarah Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Sleman

David Kurniawan
Jum'at, 26 Januari 2024 - 12:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Terbukti Efektif Menekan DBD, Begini Sejarah Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Sleman Direktur the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases World Health Organization (WHO/TDR), John C Reeder meneliti nyamuk berwolbachia. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Sleman mengklaim tren penyebaran penyakit DBD terus menurun setiap tahunnya. Keberhasilan ini tidak lepas adanya program penyebaran nyamuk Wolbachia di Masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan dalam dua tahun terakhir, penyebaran DBD di Bumi Sembada terus menurun. Di 2022 ada temuan sebanyak 330 kasus dengan korban meninggal dunia tiga orang.

Advertisement

Setahun berikutnya atau tepatnya di 2023, angka semakin menurun dikarenkaan sepanjang tahun hanya terdapat 146 kasus dengan korban meningga satu orang. “Untuk Januari 2024 hingga sekarang belum ada temuan kasus,” kata Cahya kepada wartawan, Jumat (26/1/2024).

Menurut dia, keberhasilan tersebut tidak lepas program pelepasan nyamuk Wolbachia. Persilangan nyamuk ini dengan jenis aedes aegepty diklaim bisa mengendalikan bakteri penyebab terjangkitnya penyakit DBD. “Memang efektif untuk menurunkan penyebaran penyakit DBD,” katanya.

Baca Juga

Nyamuk Wolbachia Sebabkan Kaki Gajah, Ini Faktanya

Nyamuk Wolbachia Dikabarkan Bawa Virus LGBT, Faktanya Seperti Ini

Peneliti UGM Pastikan Nyamuk Aedes Aegypti dengan Wolbachia Aman untuk Manusia dan Lingkungan

Cahya mengakui penyebaran Wolbachia memiliki Sejarah yang Panjang dan pelaksanaannya bekerjasama dengan UGM. Ia mengingat, nyamuk ini pertama kali di 2017.

Saat itu, sambung dia, nyamuk dewasa dilepas ke lingkungan Masyarakat dengan harapan bisa terjadi persilangan dengan nyamuk penyebab DBD. Setelah dilakukan evaluasi di penyebaran pertama, di 2021 dilaksanakan penyebaran ulang.

Hanya, Cahya mengakui ada perbedaan dengan pertama. Penyebaran tidak lagi dengan nyamuk dewasa, tapi dengan memberikan telur nyamuk untuk dipelihara Masyarakat.

“Masyarakat diajak untuk memeliharanya hingga menetas. Setelah nyamuk dewasa akan menyebar ke lingkungan dan berkembangbiak agar bisa mencegah terjadinya DBD,” katanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati menambahkan, populasi Wolbachia terus dimonitoring. Hingga khir 2023, tercatat populasinya sudah mencapai 80%.

Meski demikian, ia mengakui upaya pencegahan DBD juga terus dilakukan dengan memberikan sosialisasi ke Masyarakat secara rutin. Salah satunya melalui Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas) dengan melibatkan kader-kader Kesehatan di Tingkat kalurahan.

“Penerapan PHBS serta rutin berolahraga dan makan-makanan bergizi sangat penting dalam upaya menjaga Kesehatan sehingga tidak mudah terserang penyakit,” katanya.

Selain itu, untuk mengurangi risiko terjangkit juga dilakukan upaya Gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Ia berpendapat, Masyarakat sudah mengetahui cara penanggulangan mulai dengan menutup tempat-tempat wadah air, mengurah hingga mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

“Ini penting agar pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD bisa terus ditekan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Cegah Tawuran, Polisi Bubarkan Pemuda Nongkrong

News
| Minggu, 28 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement