Advertisement
Alat Pertanian Modern Diklaim Pemkab Sudah Dipakai di Bantul, Ini Macam-macamnya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mengklaim alat pertanian modern telah digunakan di Bantul. Penggunaan alat pertanian modern tersebut dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Bantul.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo menyampaikan saat ini modernisasi pertanian dilakukan di pertanian lahan sawah dan lahan pasir. Joko menuturkan selama ini beberapa alat pertanian modern telah digunakan untuk mempercepat proses pengolahan lahan, penanaman hingga panen.
Advertisement
Menurut Joko, modernisasi pertanian telah dilakukan pada penanaman tanaman hortikultura, seperti pertanian bawang merah di lahan pasir yang masa tanamnya dapat mencapai 4-6 kali per tahun.
Menurut Joko dalam pertanian lahan pasir saat ini telah dilakukan elektrifikasi listrik untuk mengoptimalkan hasil tanam. “[Elektrifikasi listrik lahan pasir] Itu juga menghemat biaya karena pakai pompa diesel atau bensin itu lebih boros, lebih hemat dengan listrik, sekarang juga ada sprinkle, ada yang pakai tetes, jadi macam-macam,” katanya, Senin (5/2/2024).
Dia menuturkan beberapa alat pertanian modern yang digunakan antara lain traktor untuk mengolah lahan, dan drone untuk penyiraman. “Saya kira untuk pengolahan lahan sudah semua petani termodernisasi, sekarang hampir semua lokasi di Bantul sudah menggunakan traktor untuk pengolahan tanah, lalu para petani saat ini juga sudah mulai beralih menggunakan combine harvester untuk panen,” katanya.
Dia menyampaikan penggunaan drone untuk penyiraman tanaman telah dilakukan. Selain itu menurut Joko, beberapa petani telah menggunakan alat tanam transplanter untuk mempercepat proses penanaman. Menurutnya penggunaan alat tersebut mengefektifkan proses penanaman.
“Dengan menggunakan itu [alat tanam transplanter] lebih cepat tanamnya dan biaya lebih murah, lalu sekarang mencari tenaga kerja juga kesulitan,” imbuhnya.
BACA JUGA: Pemkab Gelontorkan Rp19 Miliar untuk Modernisasi Pertanian di Sleman
Selain itu menurut Joko, beberapa petani Bantul telah menggunakan combine harvester atau mesin pertanian panen padi untuk mempermudah proses panen.
Meski begitu, menurut Joko, masih ada petani yang melakukan pengolahan lahan, penanaman hingga panen secara manual. Karena itu, menurut Joko saat ini Bantul masih memerlukan tambahan traktor.
“Karena satu siklus pengolahan lahan di satu musim satu traktor hanya mampu sekitar 20-25 hektare dalam satu proses pengolahan lahan. Padahal luas tanah di Bantul 14.000 hektare. Harapan kami bisa tercukupi sehingga tanah-tanah itu bisa terolah, jangan sampai traktornya antre akhirnya tidak bisa tanam yang serempak,” katanya.
Dia pun berharap Pemerintah Pusat dapat mengalokasikan bantuan alat pertanian modern untuk mendukung hasil pertanian di Bantul. Selama ini menurut Joko, ada banyak permintaan bantuan alat pertanian yang diajukan, namun belum seluruh permintaan dapat terpenuhi. Tahun 2023, Bantul hanya mendapatkan 11 unit combine harvester senilai Rp500 juta per unit.
Sementara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Patalan, Sumantri menyampaikan saat ini kelompoknya telah menggunakan alat modern untuk pertanian, meski masih terbatas. Saat ini telah petani di kelompoknya telah menggunakan traktor untuk pengolahan lahan dan power thresher untuk perontokan padi.
“Tapi saat ini Gapoktan Patalan belum punya mesin panen dan mesin tanam. [Untuk] penanaman rata-rata masih manual, kalau panen pakai jasa [sewa] combine harvester,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement