Advertisement

Resah akan Kondisi Politik dan Pemilu, UKDW Kedepankan Nilai Kedutawacanaan

Alfi Annisa Karin
Selasa, 06 Februari 2024 - 19:27 WIB
Arief Junianto
Resah akan Kondisi Politik dan Pemilu, UKDW Kedepankan Nilai Kedutawacanaan Pembacaan sikap akademisi UKDW menanggapi situasi politik dan pemilu, Selasa (6/2/2024). - Harian Jogja/Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Akademisi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta buka suara ihwal Pemilu 2024. Mereka menyuarakan keresahan mereka tentang situasi politik dan pemilu 2024 di Indonesia.

Rektor UKDW, Ing Wiyatiningsih menyebut pihaknya menanggapi situasi politik dan pemilu dengan tetap memegang empat nilai kedutawacanaan. Di antaranya nilai obedience to God, walking in integrity, striving for excellence, dan service to the world.

Advertisement

"Berdasarkan nilai service to the world kami meminta presiden dan wakil presiden serta badan legislatif yang terpilih untuk menjunjung tinggi sikap etis dalam melayani segenap masyarakat demi mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama," ujarnya saat membacakan pernyataan sikap UKDW, Selasa (6/2/2024).

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas SDM, Promosi, dan Jejaring UKDW, Wahju Satria Wibowo menjelaskan pembacaan sikap ini dilakukan sebagai repons dari keresahan para akademisi dan guru besar UKDW.

Wahju menuturkan pihaknya melihat adanya potensi polarisasi dan perpecahan di tengah masyarakat. Lantaran, sebagian besar masyarakat menelan semua informasi yang ada. Kondisi ini memerlukan peran dari akademisi hingga jajaran politik untuk membawa ketenangan.

"Mustinya kawan-kawan di level akademik yang lebih tinggi, pemerintahan, politisi, harusnya bisa membawa pendewasaan, ketenangan, sehingga polarisasi dan perpecahan itu diharapkan tidak terjadi," jelasnya saat ditemui di UKDW, Selasa.

BACA JUGA: Gelombang Kritik Kampus di Jogja: Akademisi Universitas Janabadra Desak Presiden Jokowi Netral

Wahju berharap setiap unsur yang terlibat dalam pesta demokrasi, baik pemerintah, aktivis parpol, kampus, hingga segenap masyarakat tetap berjalan sehati. Namun, di sisi laim tidak menghilangkan kekritisan dan tetap menjunjung tinggi rasa kebangsaan. "Jadi tidak kehilangan kemampuan untuk mengoreksi kalau ternyata ada yang memang dirasa perlu diluruskan di tengah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara ini," imbuhnya.

Wahju mengatakan, sebagai akademisi pihaknya tak punya massa. Dia akan memberikan suara sesuai dengan integritas akademik yang dimiliki. "Dorongan moral ini diharapkan bisa mengingatkan sebanyak mungkin orang bahwa proses demokrasi itu sangat berharga dan masa depan bangsa ini juga ditentukan dari situ," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pesawat Cessna Jatuh di BSD Tangsel, 3 Orang Tewas

News
| Minggu, 19 Mei 2024, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement