Advertisement

Ramai Data Rekapitulasi C1 dan Sirekap Tak Sinkron, KPU Kota Jogja : Kelemahan Aplikasi

Alfi Annisa Karin
Kamis, 15 Februari 2024 - 22:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Ramai Data Rekapitulasi C1 dan Sirekap Tak Sinkron, KPU Kota Jogja : Kelemahan Aplikasi Foto Ilustrasi. Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melengkapi data dari formulir C-Hasil untuk aplikasi Sirekap Pemilu 2024 seusai penghitungan surat suara Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 23 Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). - Antara - Dedhez Anggara

Advertisement

Ramai Data Rekapitulasi C1 dan Sirekap Tak Sinkron, KPU Kota Jogja: Kelemahan Aplikasi

Harianjogja.com, UMBULHARJO—Seusai perhitungan suara selesai dilakukan, ramai di media sosial soal data rekapitulasi perhitungan suara C1 di TPS yang berbeda dengan yang tercantum pada Aplikasi Sirekap. Dokumen C1 diunggah ke Aplikasi Sirekap oleh anggota KPPS. Nantinya, angka yang tercantum pada C1 akan terbaca secara otomatis oleh Aplikasi Sirekap. Namun, banyak ditemui data yang berbeda antara C1 dengan Aplikasi Sirekap. Data tak sinkron dan bahkan membengkak.

Advertisement

Menanggapi hal ini, Komisioner KPU Kota Jogja Erizal juga mengakui kondisi ini juga terjadi di Kota Jogja. Menurutnya, jumlah yang berbeda ini bisa terjadi karena lemahnya Aplikasi Sirekap terhadap pembacaan angka. Di sisi lain, anggota KPPS  tak bisa mengedit data perolehan suara capres dan cawapres saat menemui kesalahan. Ini guna mencegah manipulasi data.

"Walaupun ada kelemahan pembacaan angka yang di Sirekap, tapi ada tindakannya. Akan ditandai oleh KPPS bahwa data itu salah," jelas Erizal.

Baca Juga

Aplikasi Sirekap Sempat Down, KPPS: Server Naik Turun saat Input Data

KPU DIY Memastikan Aplikasi Sirekap Optimal Digunakan di Pemilu Mendatang

Sirekap Error, Prabowo-Gibran Dapat Ratusan Suara Gratisan dari Depok

Jika menemui kesalahan dalam pembacaan angka, KPPS yang bersangkutan nantinya akan memberi tanda. Lalu, KPU Kota Jogja akan melalukan review dan melakukan perbaikan. Erizal memastikan data yang sah digunakan adalah data yang tercantum pada dokumen C1 yang diunggah.

"Kan ada fotonya, ada angka yang dibaca. Yang dipakai fotonya bukan angkanya. Patokannya yang fisik," imbuhnya.

Ketua PPK Umbulharjo Edi Novianto menyebut dia mengetahui soal viralnya hal ini. Namun, dia memastikan sejauh ini perbedaan pembacaan angka antara C1 dan Sirekap tak terjadi di Kemantren Umbulharjo. "Saya sampai sekarang belum melihat itu terjadi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mau Mengikuti Rangkaian Acara Waisak di Candi Borobudur? Simak Aturannya!

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement