Advertisement

Kota Jogja Siapkan Danais Rp100 Juta Per Kelurahan, Kuatkan Pengolahan Sampah Organik

Lugas Subarkah
Jum'at, 23 Februari 2024 - 12:07 WIB
Sunartono
Kota Jogja Siapkan Danais Rp100 Juta Per Kelurahan, Kuatkan Pengolahan Sampah Organik Petugas membersihkan mesin penghancur sampah organik untuk diolah menjadi kompos di TPS3R Nitikan, Jogja, belum lama ini. - ist - Pemkot Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Produksi sampah organik di Kota Jogja cukup besar, yakni sekitar 160 ton atau 52% dari total produksi sampah di Kota Jogja. Besarnya presentase sampah organik ini membuat Pemkot Jogja menggencarkan pengolahan sampah organik di wilayah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Sugeng Darmanto, menjelaskan pada 2023, Pemkot Jogja sudah mencanangkan program Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori (Mbah Dirjo), yang diklaim mampu mengolah sekitar 50 ton sampah organik setiap hari.

Advertisement

BACA JUGA : Olah Sampah Anorganik Jadi APE PAUD hingga Sampul Buku

Kemudian pada tahun ini, pengolahan sampah organik dilanjutkan. Dengan guyuran dana keistimewaan (danais) Rp100 juta per kelurahan, diharapkan dapat meningkatkan pengolahan sampah organik di masing-masing wilayah. “Sehingga ayo dimanfaatkan dalam rangka pengurangan sampah organiknya,” ujarnya, Jumat (23/2/2024).

Melalui program ini, setiap kelurahan diminta untuk menggelar pelatihan pengolahan sampah organik, dengan jumlah pertemuan 12 kali. Dalam pelatihan tersebut, para peserta juga difasilitasi alat pengolah sampah organik seperti biopori.

“Satu pelatihan paling ga 25 orang, yang setiap peserta akan memperoleh masing-masing dua biopori. Kita juga sudah ada biopori dari BI [Bank Indonesia], BPD [Bank Pembangunan Daerah] dan APBD [Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah],” katanya.

Dari program ini, diharapkan kepemilikan biopori di masyarakat dapat meningkat menjadi sebanyak 50.000 KK. Meski demikian, kelurahan bisa juga mengganti biopori dengan alat pengolah sampah organik lainnya sesuai dengan kebutuhan.

BACA JUGA : Diuji Coba sejak 2 Pekan Lalu, Begini Hasil Evaluasi Kerja Pengolahan Sampah di ITF Niten

“Kalau kelurahan ada pilihan lain misalnya wilayahnya tidak bisa digali untuk biopori, lalu pakai ember tumpuk, nanti ada perubahan di danaisnya. Tapi peruntukanya pelatihan berbasis masyarakat penguatan pengelolaan sampah organik,” ungkapnya.

Adapun saat ini Kota Jogja tetap memanfaatkan TPA Piyungan untuk pembunangan sampah walau dengan volume yang lebih kecil. Jika pada 2022, volume sampah yang diangkut ke TPA Piyungan sebesar 300 ton per hari, sekarang hanya 150 ton.

TPA Piyungan rencananya akan ditutup pada April 2024 mendatang, karena telah over capacity. Maka dengan penguatan pengolahan sampah organik ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah pengelolaan sampah di masyarakat, disamping upaya Pemkot Jogja yang akan membangun sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Resycle, Reduse, Reuse (TPS3R).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sesuai Penugasan Pemerintah, Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan Pertalite

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement