Advertisement

DPAD DIY Ajak Warga Playen Kelola Bank Sampah secara Konsistensi

Media Digital
Senin, 26 Februari 2024 - 22:27 WIB
Mediani Dyah Natalia
DPAD DIY Ajak Warga Playen Kelola Bank Sampah secara Konsistensi Puluhan orang sedang mengikuti acara bedah buku berjudul Cara Mengelola Sampah Mandiri Bersama Komunitas di Balai Kalurahan Bandung, Playen, Gunungkidul, Senin (26/2/2024). Dalam bedah buku tersebut, pembahasan berporos pada cara mendirikan bank sampah dan upaya mengembangkannya. Apabila bank sampah telah mapan maka dapat mendatangkan pendapatan ekonomi. Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Advertisement

GUNUNGKIDUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama Komisi D DPRD DIY kembali menggelar bedah buku berjudul Cara Mengelola Sampah Mandiri Bersama Komunitas. Kali ini, bedah buku diadakan di Balai Kalurahan Bandung, Playen, Gunungkidul, Senin (26/2/2024).

Sekretaris Komisi D DPRD DIY, Imam Taufik mengatakan bedah buku tersebut menekankan pada tindak lanjut bedah buku. Menurut dia, warga yang ingin mendirikan bank sampah perlu studi banding pada bank sampah yang telah mapan. “Juga bank sampah yang memang sudah jalan dengan baik dan terbukti dapat menambah income keluarga,” kata Imam ditemui di Balai Kalurahan Bandung, Senin.

Advertisement

Dalam bedah buku tersebut, seorang peserta sempat bertanya terkait fasilitasi DPRD DIY dalam membentuk bank sampah termasuk dari sisi pendanaa. Kata Imam, pokok pikiran dewan memiliki menu salah satunya pengelolaan sampah. “Kami sediakan [ruang] kepada kelompok tidak terbatas. Insyallah akan kami akomodasi,” katanya.

Selama lima tahun terakhir, kata dia baru ada 21 kelompok yang telah mendapat fasilitasi pembentukan bank sampah dengan dana stimulan sekitar Rp7 juta. Tegas politisi PKS ini, pengelolaan bank sampah perlu konsistensi. “Kalau semangat di awal saja ya tidak berhasil,” ucapnya.

Imam juga menyinggung perihal kebiasaan masyarakat yang kerap membuang puntung rokok sembarangan. Menurut dia, upaya mengubah hal ini diperlukan usaha bersama, utamanya perlu ada contoh oleh seseorang baik tokoh masyarakat maupun dewan.

Senada dengan Imam, menurut Pustakawan Ahli Utama DPAD DIY, Budiyono, bedah buku tidak dapat berhenti pada diseminasi pengetahuan namun perlu ada tindak lanjut nyata di lapangan. Pasalnya, bedah buku hanya menjadi salah satu sarana menuju tindakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan.

Baca Juga

Rayakan HUT Ke-2 Diorama Arsip Jogja, DPAD DIY Luncurkan Website Payment Gateway

DPAD DIY Bawa Acara Bedah Buku Masuk ke Desa-Desa

DPAD DIY Dongkrak Minat Baca & Optimalkan Potensi Desa

Bedah buku yang berhilir pada kesejahteraan inilah yang menjadi wujud nyata program perpustakaan berbasis inklusi sosial. Budiyono tidak menampik bahwa belum semua warga sadar atau ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah. Dampaknya, kata dia sampah ditumpuk di satu tempat. “Sungai juga menjadi tempat pembuangan sampah, juga pinggir jalan yang di sana ada semak-semak,” kata Budiyono.

Salah satu peserta bedah buku, Pujiyati mengatakan bedah buku tersebut perlu diadakan dan sangat bermanfaat karena masih banyak warga yang belum tahu cara mendirikan bank sampah. Kata dia, masyarakat yang awam dalam pengelolaan sampah menjadi salah satu sasaran yang tepat bedah buku tersebut. “Termasuk yang masih membakar sampah karena itu membahayakan bagi pernafasan,” kata Pujiyati.

Pujiyati yang juga pengelola bank sampah juga menerapkan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Salah satu tindakan sederhana yaitu memisahkan sampah sesuai kategorinya.

Salah satu penulis buku tersebut, Umdatul Qori’ah mengaku peserta masih banyak yang belum tahu cara mendirikan bank sampah. Dia juga mengatakan peserta meminta bantuan dalam memberikan sosialisasi di lapangan. “Kalau niat mendirikan bank sampah harus konsisten. Harus ada penggerak,” kata Qori’ah.

Penulis lain buku tersebut, Yomi Windri Asni mengatakan pengelolaan bank sampah tidak dapat berhenti sebatas pendirian. Dalam buku tersebut, kata dia ada bab yang menjelaskan perihal pengembangan kelompok pengelola sampah mandiri (KPSM).

Dia menjelaskan bank sampah tidak melulu melakukan pengelolaan sampah dan menjualnya namun juga perlu pelatihan anggota agar ada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang memiliki kompetensi mumpuni dapat membuka kemungkinan lain di sisi ekonomi dengan menjadi narasumber. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Keamanan AS Sebut Terorisme Kembali Muncul dan Jadi Ancaman

News
| Minggu, 19 Mei 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement