Advertisement

Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak, Dua Anak Meninggal Dunia

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 29 Februari 2024 - 15:57 WIB
Maya Herawati
Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak, Dua Anak Meninggal Dunia Nyamuk / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mencatat bahwa selama dua bulan tahun 2024 ada sebanyak 220 kasus demam berdarah dengue (DBD). Dari jumlah tersebut, sebanyak dua anak berumur 5 tahun dan 10 tahun meninggal dunia.

Plt Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan jumlah kasus DBD selama dua bulan terakhir tahun 2024 bahkan hampir menyamai jumlah total kasus yang sama sepanjang tahun 2023. Tahun lalu, ada sebanyak 260 kasus DBD dengan satu kematian.

Advertisement

“Kalau tahun 2022 ada 457 kasus dengan tiga kematian dan tahun 2021 ada 189 kasus dengan tiga kematian,” kata Dewi dihubungi, Kamis (29/2/2024).

Adapun kapanewon yang menjadi wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak ada di Wonosari dan Paliyan. Hanya saja, dia belum dapat menyampaikan data kasus di dua kapanewon tersebut. Namun dia mengaku banyaknya kasus di dua wilayah itu berkorelasi dengan padatnya penduduk.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kapanewon Wonosari mencapai 88.643 jiwa dan Paliyan mencapai 33.442 jiwa. Wonosari memiliki total luas wilayah hingga 75,52 kilometer persegi dan Paliyan hingga 58,07 kilometer persegi.

Dewi menambahkan kasus DBD dipengaruhi utamanya oleh musim. Musim hujan meningkatkan potensi berkembangbiaknya nyamuk. Genangan juga semakin banyak. Sedangkan untuk air yang bergerak tidak menjadi perindukan nyamuk.

“Kalau air tergenang bisa jad sarang. Misal di kaleng-kaleng bekas, pecahan botol-botol, ban bekas dan benda lain yang terisi air,” katanya.

Selama ini, guna menekan kasus DBD, Dinkes Gunungkidul terus menyiagakan pelayanan kesehatan tanpa tanpa memandang banyak atau sedikitnya kasus. Selain itu, upaya preventif juga diberikan dengan mengingatkan kembali melalui penyuluhan ke masyarakat lewat puskesmas agar meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menguras, mengubur, dan menutup (3M) plus secara serentak.

BACA JUGA: Kapolri Sebut Situasi Seusai Pemilu 2024 Aman dan Terkendali

“Kami mengimbau Pokjanal [kelompok kerja operasional] kapanewon agar bergerak kembali mengajak masyarakat waspada dan PSN,” katanya.

Lebih jauh, Dewi mengatakan Dinkes Gunungkidul belum memiliki rencana untuk mengikuti program wolbachia.

Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati mengatakan ada 12 pasien DBD yang sedang mendapat penanganan di RSUD Wonosari per Kamis 29 Februari 2024. Dari jumlah itu, sebanyak 7 pasien berada di ruang anak kelas III dan 5 pasien lain berada di ruang kelas I, II, dan VIP. Semuanya merupakan anak-anak.

“Ruang perawatan anak penuh, tapi tidak semua pasien DBD, ada pasien penyakit lain juga, di antaranya Pneumonia,” kata Heru.

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Viral Bea Cukai Tagih Alat Belajar SLB hingga Ratusan Juta, Begini Penjelasan Sri Mulyani

News
| Minggu, 28 April 2024, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement